Why You Marry to Her?

325 20 1
                                    
























"Papa, Will mama come to my dream again? One more time?"

Haechan diem ketika dia ngedenger pertanyaan itu. Dia tadinya mau ngecek Shilla di kamarnya. Haechan mau pastiin kalau Shilla udah minum obatnya. Meski udah mulai membaik, Haechan ga mau direpotin lagi kalau misalkan Shilla terlambat minum obat. Gimana kalo nantinya sakit lagi?

Tapi dia malah ngedenger ucapan polos bocah itu. Lagi ngobrol sama Mark. Pintunya emang ga ditutup rapat. Jadi Haechan bisa ngintip.

"She Will." Mark jawab kalem. Haechan ngeliat mereka lagi tiduran di tempat tidur. Shilla peluk Mark. Nempel banget. Haechan agak iri. Dia belum pernah digituin sama ayah. "She love you too. Dia pasti kangen juga sama kamu."

Shilla diem dulu. Ngelamun dulu. "God is so mean to me. He took my mama away."

"Hey, don't say that." Mark nepuk tangan Shilla di perutnya. "God love your mama so much. Dia sengaja panggil mama kamu ke sisinya untuk dicintai lebih banyak."

"But I'm alone now."

"You are not alone, princes. I'm here." Mark ngelamun juga. Sambil ngeliatin Shilla. "Kan ada granny juga. Ada Yeri juga. Ada temen-temen kamu di sekolah juga. And many more."

"Yeri is annoying."

Mark ketawa. "You can say that again. But she is nice."

"Why you marry to her?"

"Because..." Mark keliatan mikir dulu. Agak ragu mau jawab. "Because i want to?"

"Are you sure?"

"Yeah...." Mark sendiri bahkan ga yakin. Shilla ketawa ngeliat keraguan papanya. "At least i didn't regret it."

"But you don't marry my mama."

Mark jadi diem. Dia ngelamun. Haechan nungguin apa yang bakal Mark ucapin ke Shilla sebagai jawaban dari pertanyaan yang sifah diduga itu.

Haechan udah pernah denger pertanyaan itu sekali. Dia bingung gimana harus jawab jadi dia alihkan topiknya. Sekarang Mark yang harus nanggepin kekepoan bocah TK.

"Princess, I'm really sorry for everything. You deserve a happy family. Tapi keegoisan papa sama mama make everything gone bad. I'm so sorry for that." Mark mandangin Shilla yang juga mandangin dia. Peluk putrinya lebih erat. "Papa memang ga pernah menikah dengan mama. Tapi bukan berarti kamu ga bisa punya orang tua lengkap. I swear I'm gonna be your best dad ever. Papa janji. Meskipun kita ga pernah menikah, papa akan tetap jadi papa kamu."

"I know you are!" Shilla mukul dada Mark sekali. Pelan doang sih. Tapi pipinya merah. Dia tampak berbinar. "Papa kan emang papa aku."

Shilla peluk papanya semakin erat. Mark balas dengan sama eratnya. Kondisi Shilla yang semakin baik dan semakin paham arti kehilangan buat dia terlihat mulai dewasa. Haechan agak ngelamun ngintipin mereka. Sekali lagi, iri karena ga pernah punya momen kayak gitu sama ayahnya.

"Mama said you are my papa. My best papa. Mama juga best mama. Walaupun udah meninggal, mama masih jadi mama aku. Aku ga mau punya mama baru."

Mark ketawa lagi. "Kamu ga akan punya mama baru, kok."

"Yeri?"

"Emang dia bakal mau jadi mama baru kamu?"

Shilla ngedecih. Dia diem dulu. "Would you forget about me if you having another child?"

"Another child?"

Shilla ngangguk. "Mama once told me. Katanya suatu saat papa pasti bakal punya anak sama Yeri. Aku harus ngalah."

Pengantin Pengganti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang