Haechan ngelirik maminya Mark sekali lagi. Maminya Mark makan dengan tenang. Bahkan makannya juga dengan etika kayak waktu Mark makan di restoran eropa waktu itu loh. Padahal kan dia juga lagi makan makanan rumahan yang Haechan masak.
Haechan ngeringis. Ngerasa bersalah banget sama maminya Mark. Nampaknya si mami ini sangat mengharapkan kedatangan cucu. Jadi dia ngarep banget Haechan hamil. Dan ketika dia salah, dia kecewa.
Haechan ngelirik Mark. Suaminya itu makan anteng banget seolah ga ada apa-apa. Malah dia makannya lahap banget. Nafsu makannya malah kayaknya lumayan meningkat. Haechan nendang kaki Mark dulu. Mark akhirnya berenti makan. Ngelirik Haechan pandangan bertanya. Haechan cuma ngedelikin sekilas terus ngelirik ke mami sebagai kode. Untungnya, Mark terus ngelirik maminya.
"Mami, Yeri said you looks old."
Haechan melotot. Nendang kaki Mark di bawah meja keras-keras. Mark sebenarnya hampir terjungkal, tapi dia nahan.
Mami Mark yang ngedenger ucapan Mark langsung ngedelik. Pandangan sinisnya tajam banget ke Mark. "It's you who said it."
Mark ngedecih. Ngelirik Haechan sinis. Bikin si istri bingung. "I told you its her. Aku kan anak baik."
"Anak baik never tell his mom that I'm old!"
"But you are!" Mark jawab dengan sombong. Nantangin. "You're old. Terima saja. You are a Granny!"
"You a piece of shit!!!" Mami melempar garpu ke Mark. Mark menghindar dengan luwes. Haechan yang panik ngeliat maminya Mark marah.
Mark ngetawain maminya yang meleset. "Kalau marah begitu kulit mami semakin berkerut. Granny, you have to maintain your anger."
"Shut up!!!" Mami bangun dari kursi. Nyamperin Mark dengan penuh emosi. Haechan agak panik ngeliat mami marah begitu. Tapi Mark malah senyum miring.
Haechan yang ngeri. Dia melotot ngeliat mami nyekek Mark.
"You son of-"
"I'm your son, bitch!!!!"
Haechan semakin melotot denger Mark ngomong begitu ke maminya sendiri. Mana posisi Mark kan juga lagi terpojok. Haechan bingung mau misahinnya juga.
"Jangan berantem!!"
Haechan narik mami menjauh dari Mark. Dia memastikan dulu maminya Mark ga maju lagi sebelum akhirnya lega ketika liat Mark sudah bisa bernafas normal. Tapi orangnya malah senyum miring lagi.
"There you are. Ngapain galau-galau?"
Mami ngedecih. Nendang kaki Mark dulu sekali sebelum kembali duduk ke kursinya tadi. Ngambil sendok di keranjang terus melanjutkan makan seolah ga ada apa-apa. Mark juga begitu. Haechan yang melongo.
"Calm down. She's alive." Mark nepuk lengan Haechan dengan gestur menenangkan. "Evil Queen ga gampang mati, kok."
"Did you call me evil Queen?" Mami protes lagi.
"Because you are." Mark jawab malas. Sambil muter mata.
"At least i'm still the queen." Kata mami bangga. Sambil ngerapihin poninya yang agak maju. Terus kembali makan dengan tenang.
Haechan masih melongo. Syok baru aja ngeliat mami nyekek anaknya sendiri. Dan si anak yang dicekek malah anteng balik makan lagi seolah ga ada apa-apa.
"Anyway," mami ngomong lagi. "I got a new job. I'll go out of town in two days. Shootingnya di luar kota."
"What show?" Mark nanya dengan heran.
"Variety Show. Tentang jalan-jalan. Mostly ke pedalaman gitu."
"Ke pedalaman?" Haechan nanya tertarik. "Ke kampung dong jalan-jalannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin Pengganti
FanfictionHaechan sudah berkali-kali peringati kakaknya untuk hati-hati. Kalau memang ga suka sama calon yang ayah tunjuk, dia bisa bilang. Haechan akan cari cara untuk bantu dia lepas dari perintah ayah. Haechan yakin dia sudah tekankan itu setiap hari sebel...