klinik kecantikan

434 26 0
                                    


















Haechan mandangin gedung di depannya dengan linglung. Dia familiar sama tampilan depannya. Tapi gak yakin pernah lihat dimana. Mang Hasan udah berangkat parkirin mobil. Haechan ditinggal di lobi. Dia ngeringis.

Mang Hasan bener kan bawa dia ke sini? Gedungnya kelihatan mahal. Ini keliatannya gedung tempat orang kaya deh. Pacarnya di Mark ada dimana pula?!

Dia masuk pelan-pelan. Ragu. Penampilan dalemnya malah keliatan lebih mewah lagi. Haechan ngeringis. Dia ga yakin pernah ke sini sih. Tapi asli di dalem tuh keliatan familiar. Haechan heran. Kapan dia liat tampilan kayak gini?

"Yeri!"

Tangan Haechan disamber. Ceweknya Mark yang waktu itu ternyata yang Nyamber. Hepi banget dia ngeliat Haechan.

"I thought you ga datang! Mang Hasan ga balas chat I juga."

Haechan meringis. Dia mandangin sekitar. "Ini tempat apa?"

"Oh ini beauty klinik langganan I. Ayok, I udah buat schedule sama dokter langganan I di sini. Let's get beauty!!"

Haechan ditarik ke resepsionis. Mereka nyebut dokter Park katanya. Haechan merasa familiar sendiri tapi entahlah.

"So," Giselle bawa Haechan jalan ke dalem ngikutin perawat. "I always come here buat perawatan. They have the best treatment. You pasti puas sama hasilnya. Nanti kulit you jadi halus, lembut, also awet muda..."

Haechan tuh masih suka bingung sama gaya ngomong Giselle yang campur-campur begini. Perasaan maminya Mark ga separah ini campur bahasanya.

"Dokter!!! I datang lagi!!!"

Haechan terperangah pas ngeliat dokter yang dimaksud. Dia akhirnya tau kenapa tampilan depan tuh keliatan familiar. Ini klinik tempat Tante Wendy kerja!!!

Tante Wendy juga melotot ngeliat Haechan. Haechan ngeringis. Dia ngelirik Giselle yang nyapa Tante Wendy sok kenal. Tanten Wendy nya juga ngelirik Haechan bingung.

"Pokoknya, give the best treatment to her aja deh. I kan ga tau treatment yang cocoknya apa. I mau facial di sebelah. Bye bye!!"

Haechan ga merhatiin Giselle ngomong apa ke Tante Wendy tadi. Jadi dia ga sadar. Tau-tau Giselle pamit ke ruangan lain.

"Haechan!" Tante Wendy langsung bereaksi setelah Giselle keluar. "Tumben kamu ke sini? Biasanya kalo disuruh ke sini ga mau terus."

"Ditarik sama orang itu!" Haechan nunjuk ke Giselle yang baru aja pergi. Dia ngehela nafas. Untunglah yang jadi langganannya Giselle tuh Tante Wendy.

"Kamu sehat, Ca? Suami kamu baik, nggak?"

"Suami Yeri." Haechan ngoreksi. Berhubung yang jadi dokter adalah tantenya sendiri, jadi Haechan bersikap santai. Tapi wignya ga dilepas. Soalnya susah lagi nanti masangnya. Kan ini wignya dipasang anti badai. "Dia agak brengsek sebenarnya. Tapi ya berhubung dia juga baik, kayaknya sih jawabannya berarti dia baik."

"Tiduran sini, Ca!" Tante Wendy nyuruh dia tiduran di kursi pasien. Haechan nurut aja. Soalnya kan Haechan juga sebenernya pengen perawatan. Haechan berencana ngajak Yeji ke sini nanti. Nanti.

"Kalau memang kamu ga sanggup, kamu bisa datang ke rumah, Ca. Renjun juga khawatir terus sama kamu loh. Kita tuh kepikiran. Kalau misalkan kamu ketauan, nanti gimana?"

Haechan ngangguk. Tapi kepalanya ditahan sama Tante Wendy. Muka Haechan di olesin gel terus dielus pake alas. Dingin. "Saya juga kepikiran begitu, Tan. Maksudnya tuh kalo misalkan ketauan, terus saya dianggap penipu gimana..."

Pengantin Pengganti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang