Dengan enggan, aku mengikuti Pria ini, masih tidak yakin akan niatnya.
Restoran kampus ramai dengan mahasiswa yang sibuk mengobrol dan makan. Aku duduk berhadapan langsung dengan Pria tidak jelas ini, masih merasa bingung dan waspada."Kenapa membawaku kemari? Pak Kim ingin bicara denganku!" tanyaku, menatapnya tajam.
Gyumin menghela napas panjang, lalu menatapku serius.
"Lain kali, jangan dekati orang itu lagi jika tidak ingin terjadi hal buruk padamu.""Ada apa dengan Pak Kim?" tanyaku, merasa khawatir, alisku terangkat dan sedikit meragukannya.
Gyumin menatap meja sejenak sebelum menjawab.
"Ada banyak rumor tentang Pak Kim. Pak tua itu tidak segan-segan untuk melecehkan mahasiswi di universitas ini. Aku membawamu kemari karena takut terjadi hal buruk padamu."Aku terdiam, mencerna Perkataannya. Suara percakapan di sekitar kami terdengar samar, hanya menjadi latar belakang yang tak berarti.
"Sebaiknya kau bersamaku, mungkin aku bisa menjauhkanmu dari hal-hal yang tidak kau inginkan," saran Gyumin dengan menaikkan alisnya, mencoba terlihat santai.
Manda mengalihkan pandangan dari Pria di hadapannya.
"Berteman dengan berandal sepertimu? Maaf, aku tak berminat," jawabku, menahan tawa sinis.
Gyumin menertawakan jawaban Manda.
"Maaf, tapi aku tidak seperti yang kau pikirkan," ujarnya, masih tersenyum.
"Aku pergi," kataku, berbalik meninggalkannya. Namun, Gyumin menarik tangan Manda.
"Namaku Gyumin. Temui aku saat berada dalam kesulitan, aku pasti akan membantumu," katanya tegas, menatapku dengan senyum tampannya.
Aku melihat wajah tengilnya yang membuatku ingin sekali melayangkan sebuah tamparan.
"Aku tidak perlu memberitahu namaku lagi 'kan? Jadi, lepaskan tanganku!" tegas aku.Gyumin melepaskan tangan Manda.
"Mengapa kau terburu-buru? Ingin pergi bersamaku?" tanyanya lagi, dengan nada menggoda."Tidak!" Mataku menatap tajam ke arahnya, namun Pria ini hanya tersenyum, membuatku sedikit tidak enak dan menenangkan diri.
"Emm... terima kasih atas bantuanmu hari ini... tapi, untuk pergi bersamamu aku tidak berminat," jawabku. Merasa jantung Gyumin berdetak lebih kencang, mendengar ucapan terima kasih dari Manda."Berhati-hatilah dan jangan sampai lengah lagi. Jika seseorang mengganggumu, beritahu aku," ujarnya, memetikkan jari ke arah wajahku.
Aku berpikir sejenak.
'Dia terlihat seperti ketua di kampus ini, mungkin aku bisa memanfaatkannya,' pikirku."Berikan nomor teleponmu, aku ingin menyimpannya untuk berjaga-jaga," kataku sembari menyodorkan ponselku. Gyumin tersenyum bahagia saat mendengar aku meminta nomor ponselnya.
Mini Market.
Setelah seharian penuh di kampus, aku merasa lapar dan lelah. Aku memutuskan untuk mampir ke mini market terdekat untuk membeli beberapa makanan. Pintu otomatis mini market terbuka saat aku melangkah masuk, dan udara dingin dari pendingin ruangan menyambutku.
"Sepertinya aku harus membeli stok makanan lebih banyak," gumamku pada diri sendiri, mengambil Troli belanjaan.
Aku berjalan menyusuri lorong-lorong, memilih berbagai makanan ringan dan bahan makanan. Tanganku terulur untuk mengambil sekotak sereal ketika seorang Pria berdiri di sebelahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Quadrangle Romance: Mandalika한국아
Teen FictionMandalika, gadis Indonesia dari keluarga berkecukupan, mengalami trauma masa kecil setelah diculik gurunya. Akibat dari penculikan tersebut, Ia terkurung selama bertahun-tahun lamanya. Tepat saat usianya memasuki 23 tahun, Mandalika dibebaskan, namu...