BAB (29) Karma.

20 6 0
                                    

"Sebenarnya itu tidak perlu. Aku juga tidak membutuhkan staf, dan belum memutuskan tawarannya." Manda berkata dengan lirih menatap In yeop yang duduk di depannya.

In yeop menghela napas mendengar ucapan Manda. Padahal, sekian ingin membantu Manda, dia juga ingin terus bersama dengan kekasihnya.
"Apa yang kau khawatir kan? Itu adalah peluang untukmu!"

"Itu terlihat sulit untuk kedepannya." Manda mulai putus asa, dan In yeop melihat itu dari arah matanya.

In yeop akhirnya memegang tangan Manda dan berkata.
"Apapun yang akan terjadi, mari kita lalui bersama." Keduanya tersenyum meskipun keraguan masih besar dalam hati Manda.

Ponsel Manda pun berbunyi, dan itu adalah panggilan masuk dari Nam gil. Manda terkejut dan terlihat gugup di hadapan In yeop.

"Siapa?" tanya In yeop yang penasaran.

"I-ini, ini... dia Photografer dari butik. Kakakmu juga mengenalnya," Jawab Manda sedikit gugup.

"Lalu, kenapa tidak menjawab panggilannya? Jawablah!" perintah In yeop yang semakin membuat Manda panik.

"Aku akan menjawab nya," Manda berdiri dan berjalan lebih jauh sedikit dari tempatnya semula.

Begitu panggilan terhubung, Nam Gil langsung mengatakan apa tujuannya menghubungi Manda.

"Aku sudah berada di depan pintumu, sebagai buktinya, aku akan menekan bell-nya!" Nam Gil berkata dengan suara yang tegas, Manda tentu saja terkejut karena di dalam masih ada In yeop yang tengah menatapnya dari arah sofa.

Tak lama, bunyi bell pun terdengar dari arah luar.

Ding dong! Ding dong!

In yeop yang mendengar suara bell rumah berbunyi, Ia pun berjalan ke arah pintu dan membukakannya. Manda hanya bisa terdiam melihat kondisi yang Ia hadapi kini.

Manda pun bergegas menuju ke arah pintu.

"Kau siapa?" tanya Nam gil, saat melihat Pria itu yang membuka pintu rumah Manda.

"Aku...," ucapan In yeop terputus, karena Manda menyela saat melihat Nam Gil berdiri di ambang pintu rumahnya.

"Wah, kau sudah tiba? Ayo masuk! Masuk! silakan...," sambut Manda gugup dengan In Yeop yang memperhatikannya.

Manda menuntun Nam Gil kearah sofa ruang tamu. Sedangkan, In yeop mengikuti Manda dan Pria itu dari arah belakang.

"Ini rumah yang Ryu na berikan? Mewah sekali."

"Iya... Em, aku akan buatkan minum, tunggu sebentar," ucap Manda, kemudian pergi meninggalkan kedua orang tersebut.

"Wah, terima kasih, kau seharusnya tidak melakukannya. Tapi aku akan menunggu." Nam Gil tersenyum kepada Manda dan In yeop melihat hal itu mengerutkan keningnya.

Manda membalas senyuman Nam Gil dengan perasaan cemas dan gugup.

"Ada urusan apa kemari? Kenapa bertamu di malam hari? Dan kenapa kau harus datang kemari?" tanya In yeop penuh selidik.

"Manda memanggilku untuk mengunjunginya. Jadi aku menghampirinya, apa itu salah? Kenapa kau bertanya?" Nam Gil menaikan satu alisnya dan menatap In yeop.

"Bertemu? Berdua? Di rumah?" bingung In yeop lalu melirik ke arah Manda yang mungkin masih berada di dapur.

"Memangnya kenapa? Ada hubungan apa kau dengannya?" tanya Nam Gil.

"Dia kekasihku, tentu aku bertanya." jawab In yeop mantap.

Terlihat Manda yang baru saja tiba, menjatuhkan minuman yang Ia bawa. Manda terkejut mendengar In yeop mengungkap hubungan di antara mereka. Nam gil dan In yeop pun juga ikut terkejut dan melihat ke arah Manda dan menghampirinya.

Quadrangle Romance: Mandalika한국아Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang