Pulau Lombok
Suasana ramai perkantoran, diantara mereka yang berlalu lalang, kedua pria berkewarganegaraan asing itu berjalan di balik CEO muda berkharisma, melangkah dengan elegan. Setiap lirikan mata, membuat siapa saja terpesona. CEO itu menyita perhatian para pekerja di perusahaan tersebut, tanpa mereka tahu bahwa pria di belakangnya jauh lebih menarik.
In yeop dengan pandangan lurus, melangkah pasti dan mengabaikan perhatian mereka. Berbeda dengan pria di sebelahnya, meski menggunakan masker, topi dan kacamata, Doohyun tetap menunduk, Ia sangat waspada.
Tok! Tok! Tok!
Ketukan pintu terdengar nyaring, di sekeliling ruang senyap. Mereka enggan berbasa-basi, menghampiri langsung ruangan Ayah Manda, tujuan mereka sebenarnya.
Di balik pintu ruangan tersebut, Ayah Manda tengah sibuk melakukan pekerjaannya, sedikit terkejut saat mendengar ketukan yang tiba-tiba. "Masuklah!" ucapnya kemudian.
Mendengar perizinannya, membuat Kevin perlahan mendorong pintu sembari mempersiapkan diri. Tatapannya tegas dan gagah, setelan blazer yang melekat menambah kesan rupawannya.
Klotak! Klotak! Klotak!
Sepatu mengkilapnya menimbulkan suara kecil menggema, diikuti In yeop juga Doohyun, mereka diam membisu, kepalanya tertunduk, menatap lantai sembari merancang setiap kata yang akan di lontarkan.
"Silahkan duduk," Ayah Manda bangun dari duduknya, berjalan ke arah sofa di ruang tersebut.
Ketiga pria itu duduk di hadapan Ayah Manda, terasa menghimpit dalam ketegangan.
Kevin, CEO muda itu menghela sebelum bersuara. "Bagaimana kabar Anda? Pertemuan kali ini, Anda terlihat lebih bersemangat..,"
Ayah Manda tersenyum ramah, matanya bertatapan langsung dengan Kevin. "Tentu saja, beberapa bulan terakhir memang terasa lebih baik." Kevin membalas senyumnya, mereka terlihat akrab.
"Lalu, siapa mereka? Kenapa mereka sangat tertutup?" Lanjut Ayah Manda, menatap mereka yang kini semakin jatuh dalam ketegangan, mata kedua pria itu melebar serentak.
"Ah! Emm, mereka rekan kerja di luar Negeri. Tempat baru anda sangat tepat untuk berlibur, jadi... kami ingin sedikit menikmatinya." Kevin terdiam sejenak, mengingat suatu hal yang telah di persiapkan. Tangannya mengambil sesuatu dari dalam paper bag, memberikan sebuah terarium box berisikan jam mahal dari Amerika.
Ayah Manda melirik pemberiannya, menyentuhnya sebagai tanda terima, seakan menjadi hal yang biasa. "Sudah saya duga, terimakasih."
Beberapa saat kemudian, setelah berbasa-basi, inti dari tujuan mereka pun terucap. "Baik, Emm... bagaimana jika kita pergi berlibur bersama dengan keluarga? Tentu saja, saya ingin mempererat hubungan kita. Meskipun saya jauh lebih muda dari Anda." Kevin menaikkan satu alisnya, menunggu jawaban.
Ayah Manda terlihat memikirkan jawabannya, pandangannya beralih ke arah sisi lain, nampak cemas dan ragu.
Kediaman Keluarga Lee Jae in.
"Apa yang kau lakukan?" Suara Jae in terdengar lembut di telinga Lika yang tengah sibuk merapikan meja.Lika perlahan membalikkan badannya, tubuhnya terhimpit. Jae in semakin mendekat, bibir mereka bertemu. Wajah Lika memerah, hanyut dalam kenikmatan.
Tangan Jae in mulai meraba, matanya terpejam. Bibirnya menelusuri kulit lembut hingga ke leher, membuat Lika kini terpejam.
Tak lama kemudian, terdengar suara ketukan pintu. Mengejutkan mereka yang tenggelam. Sepasang suami-istri itu pun bertukar pandang, menertawakan diri masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Quadrangle Romance: Mandalika한국아
Teen FictionMandalika, gadis Indonesia dari keluarga berkecukupan, mengalami trauma masa kecil setelah diculik gurunya. Akibat dari penculikan tersebut, Ia terkurung selama bertahun-tahun lamanya. Tepat saat usianya memasuki 23 tahun, Mandalika dibebaskan, namu...