BAB (8) Kau dan aku.

41 9 2
                                    

Di taman kampus yang sunyi, Manda dan Gyumin duduk bersama dengan suasana hening di antara mereka. Manda, dengan wajah serius, merapikan bukunya di pangkuan.

Gyumin memperhatikan Manda dengan penuh kekhawatiran, namun belum berani untuk mengungkapkan perasaannya. Tiba-tiba, saat Manda hendak pergi, Gyumin dengan cepat menahan tangannya.

"Mau ke mana?" suaranya terdengar rendah, dipenuhi rasa bersalah.

Manda membalikkan tubuhnya, tatapan lembutnya menangkap pandangan Gyumin.
"Aku ingin pulang, biarkan aku pergi!" ucapnya dengan suara lembut namun tegas.

Gyumin terdiam sejenak, lalu tanpa ragu berlutut di hadapan Manda.
"Maafkan aku atas apa yang terjadi tadi," pinta Gyumin, kepalanya tertunduk.

Manda terkejut, segera mengangkat Gyumin untuk berdiri.
"Bangunlah, tidak ada yang salah denganmu. Aku yang harus berterima kasih padamu. Kau selalu ada untukku," ucapnya dengan penuh perhatian, lalu kembali duduk di samping Gyumin.

Gyumin menggelengkan kepala, matanya menatap jauh ke depan.
"Sekarang kau tahu, bukan? Alasan mereka mengganggumu... itu karena aku. Park Ji young, dia menyukaiku, aku tahu. Tapi aku menolaknya. Keluarga kita terlibat dalam bisnis bersama, dan aku terjebak untuk bersamanya setiap kali ada pertemuan keluarga. Apakah dia layak bagiku?" tanyanya ragu, mengungkapkan beban hatinya.

Manda menatap Gyumin dengan penuh kejutan.
"Kenapa kau berpikir begitu? Park Ji young cantik dan setara denganmu. Hanya perilakunya yang membuatnya terlihat buruk di mata orang lain," ucapnya, memandang langit yang biru di atas mereka.

Gyumin mengangguk, merenungkan kata-kata Manda.
"Teman-temanku sudah memperingatkanku tentang itu. Dia tidak mudah didekati dan kadang kasar. Aku tidak ingin kau terluka karena aku," ucapnya dengan serius.

Manda menggeleng.
"Aku tidak takut pada mereka. Aku tidak pernah mencari masalah. Dan kenapa Park Ji young menyuruhku menjauhimu? Kita hanya teman biasa, kan? Aku benar-benar bingung!" kesal Manda, mengakhiri ucapannya.

Gyumin memandang Manda dengan tatapan khawatir.
'Apakah Ji young tahu perasaanku pada Manda? Tidak mungkin. Aku hanya pernah berbagi dengan Doohyun,' batinnya.

Gyumin tersentak dari lamunannya saat Manda memanggilnya.

"Hei, mengapa kau melamun? Apakah kau lapar? Ayo makan ramyeon," tawar Manda, mengelus perutnya yang keroncongan.

Gyumin tertawa.
"Jangan ramyeon terus. Ayo, kita makan di luar," ajaknya dengan senyum lebar.

"Wah, kau memang tak terduga ya...," seloroh Manda.

Gyumin mencubit lembut pipi Manda.
"Tidak seperti itu," ucapnya tersenyum.

Sementara itu, dari kejauhan, Doohyun memperhatikan Manda dan Gyumin yang kini duduk bersama dengan senyuman.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Quadrangle Romance: Mandalika한국아Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang