Dengan penasaran, In yeop mengklik tautan yang disertakan dalam pesan itu. Apa yang dilihat membuat darahnya berhenti mengalir. Wajahnya pucat pasi dan tangannya gemetar, membuat ponsel itu jatuh dari genggamannya.
In Yeop mengambil napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. Namun, matanya tidak bisa berpaling dari layar ponsel yang tergeletak di lantai.
"Orang gila mana yang melakukan tindakan keji ini!" gumamnya dengan mata melebar.(┛◉Д◉)┛
Keesokan harinya, di Butik Fairy, suasana sibuk seperti biasanya. Ryu Na dan Nam Gil menyambut kedatangan Doohyun beserta CEO dari Agensi HD Entertainment. Mereka berdua mengarahkan tamu-tamu penting itu ke dalam ruang meeting.
"Silahkan duduk," kata Ryu Na sambil tersenyum sopan.
"Dimana dia?" tanya CEO tersebut dengan nada mendesak setelah duduk di salah satu kursi yang tersusun rapi.
Ryu Na dan Nam Gil saling bertukar pandang, jelas kebingungan.
"Dia?" jawab Ryu Na dengan ragu."Iya! Dimana wanita cantik itu?!" sambungnya.
Ryu Na mencoba menyembunyikan kegugupannya. Dia menatap Nam Gil sejenak sebelum menjawab.
"Dia sedang dalam perjalanan," jawabnya dengan senyum yang dipaksakan.Ketika akhirnya Manda memasuki ruang meeting, semua mata tertuju padanya. Doohyun, yang duduk di sebelah kursi kosong, menatapnya dengan tatapan penuh cinta namun tanpa senyum di bibirnya.
Manda berjalan perlahan menuju kursi yang disediakan untuknya. Suasana ruangan seketika menjadi hening, semua perhatian tertuju padanya, kecuali Doohyun yang mencoba untuk tetap tenang meski kerinduannya begitu menggebu-gebu.
"Baiklah, mari kita mulai," kata Ryu Na, berusaha menetralkan suasana yang tegang.
Selama penjelasan Ryu Na, Manda sesekali mencuri pandang ke arah Doohyun yang terlihat sangat fokus. Pandangannya terhenti saat Doohyun menyadari tingkah lakunya.
"Apa kau memahami penjelasanku?" tanya Ryu Na tiba-tiba, menghentikan penjelasannya.
Manda terkejut dan mencoba untuk fokus kembali.
"Fokuslah!" bisik Doohyun dengan nada datar, kembali memperhatikan Ryu Na.
Setelah meeting selesai, mereka menuju ruang rias yang terpisah. Manda di dampingi oleh staff cadangan, sementara In Yeop tengah dalam perjalanan untuk mengembalikan ponsel yang tertinggal ke rumah Manda.
Ryu Na yang menyadari ketidakhadiran In Yeop segera meneleponnya.
"Kau dimana?!" tanya Ryu Na."Di perjalanan," jawab In Yeop sambil mempercepat laju mobilnya.
"Hari ini ada pemotretan, dan Manda menggunakan staff cadangan. Kau tidak datang?!"
In Yeop tersentak kaget, matanya melebar. Dia segera membelokkan setir dengan tajam dan melaju dengan kecepatan tinggi.
"Berhati-hatilah!" ujar Ryu Na sebelum panggilan terputus.
(ノ•̀ o •́ )ノ
Di rumah Manda, ruang keamanan dipenuhi oleh Security, orang tua Manda, dan Anin. Mereka sedang memeriksa rekaman CCTV di kamar Manda dengan perasaan campur aduk. Pak Security yang tengah memeriksa rekaman tersebut tiba-tiba terkejut.
"Rekaman CCTV ini tidak tersedia," katanya dengan nada serius.
Anin yang berada di sana berusaha untuk tetap tenang meski kegelisahan tampak jelas di wajahnya.
ノ( º _ ºノ)
Sesampainya di Butik Fairy, In Yeop bergegas mencari keberadaan Manda. Di tengah perjalanannya, dia berpapasan dengan Doohyun yang sudah siap dengan setelan pernikahannya.
Melihat Doohyun, In Yeop menghentikan langkahnya.
"Haruskah mengikutinya sampai di sini?!" tanyanya dengan nada ketus.Doohyun tersenyum tipis, berjalan perlahan dan menghentikan langkahnya tepat di hadapan In yeop.
"Kau terlalu mengekangnya. Mengapa tidak sepertiku yang merelakan pacarku dimiliki orang sepertimu?!""Jaga ucapanmu!" bentak In Yeop.
"Jika aku mengungkap hubungan ini, menurutmu, bagaimana pendapat orang tentang itu?" Doohyun menantangnya.
In Yeop tertawa sinis.
"Kau mengaku miliknya, tapi tidak mengetahui bagaimana pendapatnya!" tukasnya dengan alis terangkat."Apa yang tidak ku ketahui, hm?" tanya Doohyun dengan senyum mengejek.
In Yeop mengepalkan kedua tangannya, menahan amarah.
"Kau kesal?" Doohyun menertawakannya.
"Bukankah kau akan menyaksikan pemotretan hari ini? Aku akan menjadi pasangannya...," Doohyun menepuk pundak In Yeop dengan menekannya sedikit.
"Jangan menyiksa hatimu, pergilah!" Doohyun melangkah pergi meninggalkannya, menyunggingkan senyuman.In Yeop terdiam, mengumpulkan amarahnya. Tiba-tiba, dia meluapkan semuanya dengan memukul pintu kaca di hadapannya.
Praaang!
Pintu kaca itu pecah seketika, menarik perhatian orang-orang di sekitarnya. Darah mengucur dari tangannya, membuat mereka yang menyaksikan kejadian itu histeris.
Di ruang rias, Manda dan yang lainnya terkejut mendengar suara pecahan kaca. Suara panggilan dan ketukan pintu terdengar.
"Nona Ryu Na!" panggil salah satu karyawan butik dengan cemas.
Ryu Na bergegas membukakan pintu.
"Apa yang terjadi?!""Tuan In Yeop...," kata karyawan itu sambil menunjuk ke arah tempat kejadian.
"Dia memecahkan pintu kaca dan tangannya terluka parah."Mata Ryu Na seketika melebar mendengar itu. Dia segera menuju tempat kejadian, diikuti oleh Manda yang terkejut dan berlari tanpa memperdulikan mereka yang mencoba menghalanginya.
"Nona Manda, berhenti!" panggil mereka dari dalam ruangan.
('◉⌓◉')
Ketika Manda tiba di tempat kejadian, dia melihat In Yeop berdiri membelakanginya dengan tangan yang berlumuran darah. Tetesan darah masih mengucur deras, membasahi lantai. In Yeop menyadari kedatangannya, berbalik dan berjalan ke arahnya dengan mata yang berkaca-kaca.
Manda terdiam, melihat In Yeop dengan seribu pertanyaan di kepalanya.
"Mengapa dia begitu emosional? Apa yang membuatnya terlihat begitu menyedihkan?" batinnya.In Yeop mendekatinya, menatap wajah cantik Manda dengan gaun pengantinnya. Dengan tangan yang berlumuran darah, dia mengelus lembut kedua mata Manda, tanpa tetesan air di matanya.
Isi link yang dilihat In Yeop semalam terbayang kembali. Foto telanjang Manda dengan luka lebam di sekujur tubuhnya tiga tahun yang lalu. In Yeop merasakan penderitaan yang dialami Manda, dan hatinya hancur melihatnya.
To be continued.
KAMU SEDANG MEMBACA
Quadrangle Romance: Mandalika한국아
Teen FictionMandalika, gadis Indonesia dari keluarga berkecukupan, mengalami trauma masa kecil setelah diculik gurunya. Akibat dari penculikan tersebut, Ia terkurung selama bertahun-tahun lamanya. Tepat saat usianya memasuki 23 tahun, Mandalika dibebaskan, namu...