Matanya perlahan terbuka, sinar cahaya lampu menerangi setiap lekuk wajahnya, bibir pucatnya tidak memengaruhi indah raut yang menawan. Gadis itu melirik ke arah sekelilingnya. Kakinya terasa berat dan lemah, pikiran yang kosong, membuatnya kini sangat bingung.
Empat bulan telah berlalu, masa-masa yang sangat sulit pun telah terlewati, namun tidak dengan ingatannya, Gadis pemikat itu kini hidup dalam dunia barunya. Kedua orang tuanya memilih untuk menjauhkan Anak gadis semata wayangnya dari masa lalu yang buruk, mereka menjaganya.
Di sebuah rumah baru, Indonesia.
Seorang Pria berseragam medis, perlahan mendorong kursi roda dan memasuki rumah itu bersama dengan sepasang suami istri yang mengikutinya dari belakang. Ruangan utama yang di penuhi furniture-furniture mahal, menambah kesan elegan di setiap sisinya.
Mereka menghentikan langkahnya di dalam sebuah kamar yang di desain indah dan nyaman, menghela napasnya yang panjang, penuh rasa syukur dan lega. Terkecuali gadis berkursi roda yang melihat ke arah sekelilingnya dengan tatapan penuh kebingungan.
Suaranya tak kunjung terdengar, gadis itu enggan mengeluarkan sepatah katapun sejak kedua matanya terbuka. Ia menatap mereka dengan datar, penuh dengan berbagai macam pertanyaan di kepalanya.
Dalam lamunannya, tiba-tiba gadis itu merasa mual dan memuntahkan cairan dari perutnya yang kosong. Membuat mereka menjadi sangat khawatir, dengan cepat memeriksakan keadaannya yang lemah, bibirnya bergetar, pupilnya melebar saat merasakan hal aneh di dirinya.
(ノ゚0゚)ノ~
Beberapa saat kemudian, setelah melakukan pemeriksaan, Dokter Lee pun keluar dari kamar gadis tersebut, langkahnya tegas, berjalan menemui sepasang suami istri yang menunggu dengan sangat khawatir.
Pria itu menghela napas sebelum mengatakannya.
"Dia sedang mengandung, umur janinnya, di perkirakan empat sampai tiga bulan. Sebuah keajaiban, janinnya mampu bertahan selama ini. Namun, kondisinya sangat lemah. Janin di dalam kandungannya akan mempengaruhi proses penyembuhan Manda. Dan, janin tidak dapat digugurkan, itu akan sangat berbahaya." ujar Dokter Lee dengan nada yang serius.Mendapati kondisi Putrinya yang tak terduga, membuat mereka sangat shock dengan pernyataan tersebut, tertunduk lemas menghadapi kenyataan pahit yang menimpa. Sang Mama yang tegas, seketika berubah menjadi lemah dan tak berdaya.
Bu Ningsih perlahan mengarahkan pandangannya kembali pada Dokter yang merawat Anaknya.
"Mari bicarakan ini di tempat lain...," pintanya, lalu beranjak pergi mendahului mereka.Setibanya di sofa mewah rumah tersebut, mereka duduk bersamaan, ketegangan menguasai suasana dan hati mereka, menatap satu sama lain sebelum adanya kata yang terucap.
Tak lama kemudian, Mama Manda pun memecah keheningan setelah memikirkan banyak hal di kepalanya.
"Kita harus menyembunyikannya dari dunia yang kejam ini. Namanya bukan lagi Manda, Nama Lika adalah panggilan baru untuknya. Dokter Lee, saya percayakan semuanya, jadi jangan pernah mengungkit masa lalunya." Getaran bibirnya terlihat jelas, matanya berair, kedua alisnya sedikit terangkat, menatap Dokter itu dengan penuh harap dan keyakinan.Dokter Lee menganggukkan kepalanya dengan ragu.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanyanya kemudian, bermacam pertanyaan menumpuk di pikirannya.Mendengar pertanyaan darinya, kedua orang tua Manda pun menghela napas secara bersamaan, lalu menceritakan semuanya, dari Manda yang terkurung hingga tiga Pria yang memperebutkan Anak gadisnya. Membuat Dokter itupun tidak bisa berkata-kata lagi, matanya melebar dengan bibirnya yang sedikit menganga.
"Baik, saya akan melindungi dan merahasiakan semuanya...," ucap Dokter Lee kemudian, membuat kedua orangtua Manda menghela napas lega.
"Mari fokuskan penyembuhannya terlebih dahulu," Pinta Papa Manda yang terlihat sangat mengkhawatirkan Putri kesayangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Quadrangle Romance: Mandalika한국아
Teen FictionMandalika, gadis Indonesia dari keluarga berkecukupan, mengalami trauma masa kecil setelah diculik gurunya. Akibat dari penculikan tersebut, Ia terkurung selama bertahun-tahun lamanya. Tepat saat usianya memasuki 23 tahun, Mandalika dibebaskan, namu...