Pekerja Pria di Apartemen, bernama Hwang In-yeop, melangkah ke dalam Apartemen Manda dengan sikap penuh hormat, menundukkan kepala sedikit saat berbicara.
"Permisi, saya karyawan di sini. Izinkan saya memeriksa keran di tempat ini."Manda mengangguk dengan sopan, "Baik, silakan."
Tanpa membuang waktu, In-yeop berjalan lurus ke arah toilet, tak memandang ke arah Manda yang memperhatikannya dari belakang.
Perasaan canggung mulai merayapi Manda, membuatnya merasa tidak nyaman berada di dalam Apartemen itu saat In-yeop tengah melakukan pekerjaannya. Ia memutuskan untuk keluar, dengan luka kakinya yang sudah sedikit membaik.
乁( . ര ʖ̯ ര . )ㄏ
Di luar, Manda berdiri di pinggir jalan, matanya menatap kosong ke kejauhan. Ia merasa bingung, tak tahu harus pergi ke mana.
"Kenapa harus ada pemeriksaan sih? Ck!" gumamku kesal sembari memandang suasana sekitar. Jalanan tampak sepi dan sunyi.
"Ini aku mau ke mana? Hmm, negara ini tidak sesuai dengan ekspektasiku!" gumamnya lagi, kakinya melangkah tanpa tujuan.
Beberapa saat kemudian, tanpa diduga, Ia berpapasan dengan Pria menyebalkan yang mengganggunya di taman kampus, Gyumin.
"Manda," panggil Gyumin, lalu menghampiri Manda dengan senyum lebar di wajahnya.
Manda menghela napas, merasa kesal saat melihat pria itu.
'Emm, dia lagi-dia lagi,' pikirnya."Kamu lagi?" tanyaku, sambil terus berjalan tanpa menghentikan langkah.
"Wah! Kau mengingatku... Kau sedang apa di sini?" tanya Gyumin, berusaha mengikuti langkah Manda dari belakang.
"Mengapa aku harus memberitahumu?" balas Manda dengan nada sewot.
"Bukankah kita berteman?"
"Aku? Berteman dengan berandal sepertimu? Yang benar saja!" Manda tertawa kecil, nada suaranya penuh sarkasme.
"Hey! Kau salah paham! Mereka temanku.. kau menyebut kami berandal? Ini sedikit keterlaluan," sanggah Gyumin dengan nada ketus.
"Lah! Tadi pagi kau menghampiriku, seperti berandalan," tukas aku tanpa ragu.
"Aku tidak seperti yang kau kira... kau lupa? Siapa yang membantumu dari dosen gila itu?" Gyumin bertanya dengan kening berkerut, mencoba mengingatkan Manda.
"Kau mengungkit kebaikanmu?" Manda bertanya kesal, matanya menatap tajam ke arah Gyumin di sampingnya.
"Bukan seperti itu, Tapi!"
Manda menghentikan langkahnya, menatap Gyumin yang masih mengikutinya.
"Kenapa kau mengikutiku?" tanyanya dengan alis terangkat.Gyumin tampak terkejut dengan tatapan Manda yang tiba-tiba.
"Ke-kenapa kau melihatku seperti itu? Aku hanya ingin menyapamu saja," ujar Gyumin lembut, tatapannya sedikit memelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Quadrangle Romance: Mandalika한국아
Teen FictionMandalika, gadis Indonesia dari keluarga berkecukupan, mengalami trauma masa kecil setelah diculik gurunya. Akibat dari penculikan tersebut, Ia terkurung selama bertahun-tahun lamanya. Tepat saat usianya memasuki 23 tahun, Mandalika dibebaskan, namu...