BAB (22) Populer.

41 9 8
                                    

Lima menit sebelumnya, suasana di studio pemotretan begitu tenang. Kim Nam Gil melangkah masuk, dengan sikap yang penuh percaya diri dan tatapan mata yang tajam, seolah-olah dunia ini adalah miliknya. Langkah kakinya yang mantap terdengar jelas di lantai yang mengkilap, menambah kesan dominan pada sosoknya.

"Hai?" sapa Ryu Na, berjalan menghampiri Nam gil dengan senyuman yang memancar dari wajahnya.

"Pemotretannya sudah selesai?" tanya Kim Nam Gil sembari memandang Ryu Na dengan mata yang penuh tanya.

"Photografer Yeon Go yang menyelesaikannya. Kapan kau akan kembali bekerja? Sayang sekali, padahal hasil potretmu jauh lebih baik darinya," ujar Ryu Na dengan nada penuh harap.

Kim Nam Gil mengangkat alisnya sedikit, seolah mempertimbangkan permintaan Ryu Na.
"Setelah kau mendapatkan model yang tepat!" tegasnya, diikuti dengan tawa kecil yang menenangkan suasana.

Ryu Na tersenyum lebar, merasa ada harapan.
"Kalau begitu, kali ini kau pasti akan kembali dengan sendirinya!" ujarnya sembari tertawa.

"Apa alasannya aku ingin kembali?" tanya Nam Gil dengan nada penasaran, sembari memandang sekeliling ruangan.

Ryu Na mengarahkan pandangannya ke sofa di pojok ruangan, di mana seorang wanita duduk dengan anggun.
"Wanita yang sedang duduk bersama Yeon Go di sofa itu adalah model yang ku maksud," ujarnya sembari menunjuk ke arah Manda.

Kim Nam Gil memperhatikan wanita itu, meskipun hanya terlihat punggungnya.
"Bagaimana aku bisa melihatnya? Bahkan, dia tengah membelakangi ku," ucap Nam Gil dengan nada sedikit kesal.

"Tunggu apa lagi? Temui dan berkenalan dengannya!" bisik Ryu Na penuh semangat.
"Dia sangat cantik," lanjutnya dengan senyuman yang penuh keyakinan.

Nam Gil tertawa kecil dan menggelengkan kepala.
"Kau bicara apa?" Nam Gil pun memutuskan untuk mendekati Manda. Saat ia hampir sampai, pandangannya tertuju pada Yeon Go yang terlihat sedang mencoba melakukan sesuatu yang tidak pantas pada Manda. Tanpa berpikir panjang, Kim Nam Gil menarik tangan Yeon Go dari belakang dan memberikan pukulan keras di wajahnya.

"Hei, apa yang terjadi?" Ryu Na terkejut dan segera menghampiri Manda.
"Apa kau baik-baik saja?" tanyanya dengan nada cemas.

Manda hanya terdiam, matanya berkaca-kaca, dan bibirnya bergetar tanpa sepatah kata pun keluar.

"Pria brengsek ini ingin melecehkannya!" teriak Kim Nam Gil dengan penuh amarah, menunjuk ke arah Yeon Go yang tergeletak di lantai.

"Kau gila?! Bahkan, aku bersusah payah untuk bisa mendapatkan kontrak darinya. Apa kau ingin menghancurkan semuanya?!" Ryu Na geram dengan tatapan tajam.
"Sekarang keluar dari tempat ini! Dan jangan pernah menampakkan dirimu lagi!" sergahnya dengan menunjuk ke arah pintu keluar.

Yeon Go, dengan wajah babak belur dan penuh darah, terkejut mendengar dirinya dipecat saat itu juga. Ia menatap tajam ke arah Manda yang masih terdiam ketakutan. Namun, sebelum Ia bisa bereaksi lebih jauh, Kim Nam Gil meraih kerah baju Yeon go dan menyeretnya keluar dari ruangan.

Ryu Na menatap Manda dengan penuh rasa iba.
"Apa kau ingin pulang dan beristirahat? Aku akan mengantarmu pulang," ujarnya, berusaha menenangkan Manda.

Manda menggelengkan kepala pelan.
"Maafkan aku karena telah membuat keributan di hari pertama kerjaku," ucapnya pelan sembari menggunakan masker, suaranya hampir tidak terdengar.

"Kau tidak bersalah atas hal ini, jadi jangan merasa bersalah!" sahut Ryu Na, mencoba memberikan semangat.

Kim Nam Gil kembali ke ruangan dan menghampiri mereka.
"Kau baik-baik saja?" tanya Nam gil, matanya memancarkan kekhawatiran.

Quadrangle Romance: Mandalika한국아Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang