Dalam suasana temaram menampilkan siluetnya, In yeop memasukkan beberapa setelan baju ke dalam sebuah koper. Tidak lupa dengan shal kesayangan Manda yang terpajang, menatap sebelum memasukkannya.
In yeop meraih ponsel yang bergetar di atas meja, mendapati panggilan telepon dari sang Kakak, Ia menerimanya sembari melangkah menuju balkon.
"Kakak sudah mengirimkan Pasportmu... In yeop, Kakak peringatkan sekali lagi, urungkan niatmu!" ucap Ryu na setelah panggilan terhubung.
"Ck! Aku tidak ingin mengubah keputusanku. Kak, aku titip rumah ini dan rahasiakan kepergianku." In yeop memutuskan panggilan tersebut, mematikan ponselnya.
***
Kilauan lampu sorot panggung megah, menampilkan sosok Doohyun yang dengan lihai menari di lautan penggemar. Bersorak memuji ketampanannya yang memukau, wajahnya bersinar diantara Idola lainnya, tersenyum di balik perasaan hampa yang enggan terobati.
"Are you ready!" seru Doohyun berteriak, membuka bajunya yang penuh keringat, menampilkan dada-Nya yang kekar berotot, membuat semua orang histeris dan serentak menyerukan nama Doohyun.
"Doohyun saranghae!" teriak Hae rin sekencang-kencangnya dengan begitu sangat antusias. Hae rin yang berada tepat di pinggiran panggung, membuatnya mendapatkan perhatian dari Doohyun.
Doohyun mengulur tangannya, membawa Hae rin menaiki panggung dan memberikan kesempatan untuk memeluk tubuhnya, menimbulkan teriakan histeris di setiap sisi acara tersebut.
Malam yang sangat gila bagi mereka, kendalinya terlepas setelah menenggak Alkohol. Doohyun menguasai panggung dengan bebas, melepaskan segala emosinya yang selama ini terpendam.
Beberapa jam kemudian, tubuhnya terkulai lemas di sebuah ruangan khusus, menghela napas panjang setelah mengakhiri acara Anniversary Boy group-Nya.Doohyun menatap kosong langit-langit di bawah sinaran lampu, air mengalir lembut di matanya yang indah, pandangan kosong dalam pikiran penuh sesal.
"Kau dimana, tidakkah kau merindukan hadirku... mustahil jika kau kesulitan mencariku. Mengapa hingga saat ini kau tetap bersembunyi. Begitu nyamankah duniamu saat ini? Hingga tak memikirkan betapa hancurnya aku setelah tanpa dirimu...," Doohyun menghela napasnya kembali, matanya terpejam, mengingat kembali kenangan-kenangan manis yang terukir indah.
"Kembalikan dia untukku, kumohon...," gumamnya, meluapkan tangis yang tertahan.
Di kediaman keluarga Lee Jae in.
Suara bell pintu terdengar nyaring di larutnya malam. Membuat Lika yang tengah melakukan ibadah malamnya seketika terhenti, Ia lalu menoleh ke arah jam dinding yang berdetak tanpa henti.
"Sudah pukul tiga pagi, siapa yang bertamu selarut ini." batin Lika, melepaskan mukenah yang di pakainya dan beranjak dari tempatnya menuju pintu utama rumah tersebut, tanpa menggunakan cadarnya.
Di depan pintu terkunci, Hae rin yang dalam kondisi mabuk, bersama Hye min yang memapah tubuh lemahnya, berdecak dan merasa kesal dengan kelakuan buruk sahabatnya yang tak terkendali setelah acara konser idolanya berakhir.
"Kau membuatku dalam masalah!" ucap Hye min, wajahnya masam, memikirkan ocehan dari Ibu-Nya. Namun Hae rin hanya bergumam dan tertawa di tengah kesunyian malam.
Tak lama kemudian, pintu rumah pun terbuka, menampilkan sosok Manda yang selama ini hilang dari pandangan. Mengejutkan Hye min dan tanpa sadar melepas tubuh Hae rin yang kini terjatuh ke lantai, memuntahkan isi perutnya. Matanya melebar tanpa bisa berkata-kata, menutup mulutnya yang menganga, menatap wanita di hadapannya tanpa teralihkan, membuat Hye min pun tak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Quadrangle Romance: Mandalika한국아
Novela JuvenilMandalika, gadis Indonesia dari keluarga berkecukupan, mengalami trauma masa kecil setelah diculik gurunya. Akibat dari penculikan tersebut, Ia terkurung selama bertahun-tahun lamanya. Tepat saat usianya memasuki 23 tahun, Mandalika dibebaskan, namu...