BAB (25) Mereka memburuku.

20 7 0
                                    

Di dalam toilet pusat perbelanjaan yang berdesakan, Ryu Na dan para Security dengan cekatan melindungi Manda dari kerumunan yang penasaran. Manda, dengan setelan tertutupnya, berhasil keluar dari himpitan orang-orang yang berusaha mendekatinya.

Mereka pun berjalan pergi, mengabaikan keramaian yang terus mengikuti Manda. Meski dengan pakaian tertutup, rasa penasaran orang-orang tak juga surut. Ditemani oleh Ryu Na, Manda segera menuju mobil yang telah menunggu, meninggalkan pusat perbelanjaan dengan cepat.

"Apa kau ingin pindah rumah sekarang juga?" tanya Ryu Na ketika mereka sudah duduk di dalam mobil, suaranya tenang dan meyakinkan.

"Iya," sahut Manda singkat, matanya menatap jauh ke depan.

"Semua barang bawaanmu akan kuurus dan membawakannya ke rumahmu!" ujar Ryu Na, meyakinkan.

"Aku akan percayakan semua ini padamu," ujar Manda, terdengar lega.

Sesampainya di rumah baru Manda, Ryu Na menunjukkan bangunan megah dengan halaman yang luas.

"Ini adalah rumah yang kujanjikan untukmu. Dilengkapi dengan security yang akan berjaga di sini," ujar Ryu Na, bangga.

"Ini berlebihan... aku tidak tinggal di Korea selamanya," ucap Manda pelan, matanya menyapu setiap sudut rumah.

"Aku hanya ingin memberikan tempat yang sesuai denganmu. Kau sangat berjasa di Butikku," ucap Ryu Na tulus, wajahnya serius.

"Tetap saja, ini sangat berlebihan. Aku hanya tinggal sendiri. Dan kau memberikan rumah sebesar ini?" tanya Manda dengan nada bingung.

Ryu Na memegang tangan Manda dan menatapnya dalam-dalam.
"Terimalah, rumah ini sudah menjadi milikmu. Kau berhak melakukan apa pun di sini," Manda mengangguk ragu, dengan senyum kecil di bibirnya.

(⁠´⁠⊙⁠ω⁠⊙⁠'⁠)⁠!

Keesokan harinya, Ryu Na kembali menelepon Manda.
"Aku mengirim orang terdekatku untuk membawakan semua barang dari Apartemenmu."

"Baiklah," jawab Manda singkat.

Beberapa saat kemudian, suara bel pintu berbunyi nyaring.

"Ding dong! Ding dong!"

"Ah! Sepertinya sudah tiba," kata Manda sembari berlari kecil menuju pintu. Saat pintu terbuka, Ia terkejut melihat sosok yang berdiri di hadapannya. Hwang In Yeop, kekasih keduanya, tersenyum hangat.

Tanpa berkata apa-apa, Manda memeluk In Yeop erat. Perlahan, perasaannya pada In Yeop semakin kuat.

"Masuklah. Apa pihak Apartemen menyuruhmu untuk mengantarkan ini?" tanya Manda sembari menahan senyumnya.

"Coba tebak, siapa yang menyuruhku?" jawab In Yeop dengan nada menggoda.

"Siapa? Mm... Hwang Ryu Na? Tunggu! Kau Hwang In Yeop? Hwang? Marga kalian sama, apa kalian..." Manda terdiam, memikirkan kemungkinan itu.

In Yeop mengangguk pelan.
"Hwang Ryu Na adalah kakak perempuanku. Kami dua bersaudara."

Manda terkejut, matanya melebar ke arah In yeop.
"Aku sungguh tidak menyangka. Tapi, kenapa kau bekerja di Apartemen, dan itu pun sebagai karyawan? Hwang Ryu Na sangat kaya, dia mampu memberikan rumah sebesar ini. Apa alasannya?" tanyanya dengan bingung.

"Aku lebih suka dengan pekerjaanku ini, dan lebih menikmati uang dari penghasilanku sendiri. Sudah lama tidak meminta uang dari Orangtua dan Kakakku. Jadi, pekerjaan ini kujalani dengan keinginanku sendiri. Mereka mendukung keputusanku," ungkap In Yeop, matanya bersinar penuh semangat.

Quadrangle Romance: Mandalika한국아Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang