1 Minggu Kemudian, Di Kediaman Manda.
"Nak, keluarlah! Temui mereka...," Rayu Papa dari depan pintu kamarku."Tidak mau!" Jawabku dari dalam kamar, suaraku terdengar jelas karena keheningan yang menyelimuti rumah.
Papa menghela napas dan berbalik ke arah Mama, wajahnya menunjukkan kelelahan dan ketidakberdayaan. Mama menatap Papa dengan cemas sebelum berbalik ke arah Gyumin yang berada di belakangnya, berharap ada solusi dari anak muda itu. Gyumin, dengan ekspresi tegang, melihat ke arah In Yeop yang tengah beradu tatap dengan Doohyun.
"Coba Tante bujuk sekali lagi," bisik Gyumin pelan di telinga Mama Manda, harapan masih tersirat dalam suaranya.
Mama lalu berbisik ke arah Papa Manda.
"Coba bujuk lagi, Pa!" suaranya mengandung nada desakan.Papa mengetuk pintu kamar tersebut untuk kesekian kalinya, suaranya terdengar lelah namun tetap lembut.
"Mereka sudah pergi, keluarlah... bicara sama Papa aja, hanya Papa yang sayang Manda, kan?" Papa berkata menggunakan bahasa Inggris.
Mendengar itu, Mama, Gyumin, In Yeop, dan Doohyun seketika menoleh ke arah Papa Manda dengan wajah datar mereka. Papa berbalik sembari melemparkan senyumnya, mencoba meyakinkan mereka semua.
"Papa ngga bohong, kan?!" tanyaku dari dalam kamar, suaraku terdengar lebih lembut namun masih penuh keraguan.
Mereka spontan mengangguk ke arah Papa Manda dengan semangat, seolah berharap anggukan mereka dapat meyakinkannya.
"Em...,"
Mama menepuk pundak Papa Manda, memberi dorongan terakhir.
"Ayo lanjutkan!" bisiknya."I-iya! Sudah lama tidak melihat wajah cantik Putri kesayangan Papa, tidak sayang Papa lagi ya??" Suara Papa terdengar semakin emosional, mencoba meraih hatiku dengan kenangan manis.
"Manda sayang Papa kok!" jawabku akhirnya, suaraku terdengar lebih lembut.
Terdengar suara kunci pintu dari kamar tersebut.
Cklik!
Dari arah belakang, Anin menghampiri mereka yang sedang fokus mendengarkan apa yang terjadi di balik pintu tersebut.
"Apa yang kalian lakukan?" tanya Anin, wajahnya menunjukkan ketidaktahuan.
"Hey! Gyumin, kau sedang apa di depan kamar Manda?" tanya Anin dengan polos, menyebabkan wajah mereka semua seketika menjadi sangat pucat.
"Apa?" tanya Anin, melihat ke arah mereka satu-persatu.
Dari balik pintu, tidak terdengar suara kunci itu lagi. Pertanda bahwa Manda menyadari keberadaan mereka semua. Papa mencoba kembali mengetuk pintu tersebut, namun kali ini terdengar lebih putus asa.
"PERGI KALIAN SEMUA!" sergahku dari arah dalam.
Mereka semua terkejut mendengar teriakan tersebut, dan bergegas turun ke lantai bawah dengan langkah cepat dan bingung.
Sesampainya di ruang tamu, mereka menatap Anin dengan kekesalannya masing-masing, suasana menjadi penuh ketegangan.
"Hey, kau! Kenapa melakukannya?!" tanya In Yeop sembari menunjuk ke arah Anin dengan marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Quadrangle Romance: Mandalika한국아
Teen FictionMandalika, gadis Indonesia dari keluarga berkecukupan, mengalami trauma masa kecil setelah diculik gurunya. Akibat dari penculikan tersebut, Ia terkurung selama bertahun-tahun lamanya. Tepat saat usianya memasuki 23 tahun, Mandalika dibebaskan, namu...