BAB (16) Takdir Tuhan.

39 8 8
                                    

Kediaman Manda, Indonesia

Di tengah kesunyian hidup ini, aku mengisi waktu dengan memainkan biola dan bekerja di perusahaan keluarga sesuka hatiku. Sejak saat itu, aku menutup hati dan tidak pernah lagi berkencan dengan Pria manapun.

Pernah aku jatuh dalam depresi, namun seiring berjalannya waktu, dengan dukungan kedua orang tuaku, aku berhasil melewatinya. Tiga tahun yang sangat berat, namun aku menerimanya sebagai balasan atas hal-hal buruk yang mungkin pernah kulakukan. Aku mencoba ikhlas dan yakin bahwa semuanya akan menjadi lebih baik.

🎻Indila - Love Story 🎶🎼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🎻Indila - Love Story 🎶🎼

Setiap kali mendengar alunan biola yang kumainkan, air mata ini selalu jatuh tanpa tahu pasti alasan di baliknya. Melalui biola, aku meluapkan segala perasaan yang ada, dan alunan musiknya mampu menenangkanku.

(⁠◠⁠‿⁠◕⁠)

Dering alarm pagi membangunkanku.

"Tring! Tring! Tring!"

Aku mematikan alarm di samping bantalku. Usia 26 tahun, dan masih membutuhkan alarm yang telah kugunakan selama tiga tahun ini, sejak insomnia melanda.

Bangun dari tidur, aku bersiap untuk bekerja. Papa memberiku kepercayaan sebagai bendahara di perusahaannya. Sembari menyiapkan berkas-berkas untuk rapat, aku membuka satu per satu laci meja di kamarku, hingga mataku tertuju pada sebuah kartu nama. Kartu nama milik Doohyun.

"Bagaimana kabar mereka sekarang?" gumamku sembari tersenyum.
"Gyumin, mungkin kau sudah bahagia dengan keluargamu. Dan aku, menjalani kesendirian ini. Kau benar-benar mengubah hidupku," helaku.

(⁠ノ⁠'⁠・⁠ω⁠・⁠)⁠ノ⁠ ⁠ミ

Setelah semua pekerjaan selesai, entah kenapa, aku ingin berkunjung ke pusat perbelanjaan (Mall). Saat menaiki eskalator, mataku tertuju pada kerumunan orang yang terlihat sangat antusias dengan sebuah acara. Karena penasaran, aku pun mendekati keramaian itu.

Aku yang sudah terjebak di tengah keramaian ini, sulit untuk keluar dan terpaksa mengikuti acara tersebut. Masker yang kupakai menyelamatkanku, membuatku bebas dari pandangan yang membuat tidak nyaman.

Acara dimulai dengan sambutan MC. Aku tidak mengerti apa yang mereka bahas, hingga mendengar obrolan dari orang-orang di sekitarku.

"Aku sudah sangat menantikan acara ini!" seru Sinta kegirangan.

"Sayang sekali, hanya satu member yang hadir. Idolaku tidak ikut. Huhu, sedihnya!" balas Lala.

Quadrangle Romance: Mandalika한국아Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang