BAB (20) Dia milikku!

29 7 2
                                    

Gyumin dan Doohyun kembali menatap satu sama lain.

"Tunggu apa lagi?!" sergahku, menahan geram. Kalimat itu seketika memicu Gyumin dan Doohyun untuk bergegas membereskan ruang tamu Apartemenku.

Dari sofa, aku mengawasi setiap gerakan mereka tanpa sedetik pun mengalihkan pandangan.

Beberapa saat kemudian, saat segalanya sudah tertata rapi, mereka menghampiriku. Saling berebut tempat untuk bisa dekat dengan Manda.

Wajah Manda berkerut, kesal, lalu ia bangkit dari duduknya.
"Bukankah kalian ingin duduk di sini?! Nah, duduklah!" ujarnya tegas, sembari berjalan ke arah sisi lain.

Mereka pun duduk bersebelahan, tepat di hadapanku.

(⁠╥⁠﹏⁠╥⁠)

"Bisakah kalian menghentikannya? Itu sangat menggangguku!" tegas Manda setelah beberapa saat memperhatikan mereka.

"Usir dia!" titah Doohyun, wajahnya memerah saat memandang Gyumin.

"Kau saja!" balas Gyumin, lebih kesal.

Doohyun beralih memandang Manda dengan tatapan memelas.
"Aku ingin bermalam denganmu..."

"Aku tidak akan pergi!" Gyumin menyela, mengalihkan pandangannya ke arah Manda.

Doohyun kembali menatap Gyumin, matanya menyiratkan kemarahan.
"Apa kau tidak tahu diri?"

"Kau lebih tidak tahu diri! Kau tahu betapa aku mencintainya! Kenapa bersamanya?!" Gyumin membentak, suara gemetar di akhir kalimat.

"Hey, itu sudah berlalu. Lagi pula, kau sudah beristri. Kau ingin menyakitinya lagi?" tukas Doohyun tajam.

Gyumin terdiam, memalingkan mata ke arah Manda, matanya menyiratkan kepedihan yang mendalam.

Aku mendecak kesal, melihat ke arah jam di dinding.
"Pukul 2 pagi, mata ku sudah seperti panda." gumamku lalu berdiri dan berjalan ke arah kamar.
"Aku akan istirahat. Jika masih ingin di sini, terserah!" ucapku sembari menutup pintu kamar.

Gyumin dan Doohyun terdiam, menatap kepergian Manda dengan berbagai emosi yang terpendam.

"Pergilah, aku yang akan menemaninya malam ini!" Gyumin berkata tegas lalu berjalan menghampiri pintu kamar Manda.

Doohyun jelas tidak terima, menghampiri Gyumin dengan langkah cepat.
"Hei, kau yang seharusnya pergi!"

"Tidak mau!" sahut Gyumin keras kepala.

Di dalam kamar Manda, saat pintu terbuka, pandangan Gyumin tertuju pada Manda yang telah terlelap. Dengan langkah perlahan, Ia mendekat dan duduk di sampingnya. Kenangan saat Manda tertidur di lengannya tiga tahun lalu kembali terngiang, membuatnya meneteskan air mata.

Doohyun masuk dengan cepat, meraih tangan Gyumin dan menyeretnya keluar dari kamar, menuju sofa ruang tamu.

"Katakan padaku! Apa yang kau harapkan darinya?" tanya Doohyun dengan suara pelan, takut Manda terganggu.

"Kenapa harus dia?!" Gyumin menyeka air mata di pipinya.

"Perlu kau ketahui, aku sudah mencintainya sejak dulu. Namun, aku tidak memiliki keberanian sepertimu. Setelah pertemuan kami kembali, aku mengungkap semuanya dan menjalin hubungan ini."

Quadrangle Romance: Mandalika한국아Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang