Ayah duduk di hadapan Gyumin, suaranya parau dan matanya berkabut.
"Pernikahanmu yang seharusnya kau jalani dengan bahagia, namun kini kandas di tengah jalan. Maafkan Ayah."Gyumin menatap Ayahnya dengan mata yang dalam.
"Bagiku, itu adalah takdir yang harus kulalui. Kini semuanya telah berakhir. Aku ingin hidup bahagia bersama gadis pilihanku, gadis pertama yang kucintai."Ayahnya menghela napas berat.
"Ayah akan menyerahkan semuanya kepadamu. Mulai sekarang, Ayah akan selalu mendukung apapun keputusanmu.""Percayalah, Ayah. Manda adalah gadis terbaik yang pernah kutemui."
Ayah menepuk pundak Gyumin dengan lembut.
"Kau harus menjaganya dengan sangat baik!"Gyumin mengangguk, senyum tipis menghiasi wajahnya yang lelah. Mereka berdua lalu duduk, meneguk soju bersama, berbagi keheningan yang penuh makna.
(*﹏*;)
Di tempat lain, Manda menerima panggilan telepon dari Ryu Na.
"Kau di mana? Sekarang aku di rumahmu," tanya Ryu Na setelah panggilan terhubung.
"Aku sedang berada di suatu tempat," jawab Manda pelan.
"Kau baik-baik saja?"
"Iya, jangan khawatir. Ada apa menemui ku?" tanya Manda.
"Para CEO Agensi ingin mempercepat kontrak denganmu. Kau harus memberi keputusan dan memilih salah satu dari Agensi."
"Kapan?"
"Beberapa jam lagi," jawab Ryu Na, berharap Manda dapat memilih yang terbaik.
"Aku akan menghubungimu lagi nanti," kata Manda, menutup telepon, kemudian menghubungi Doohyun.
"Hai," jawab Doohyun saat panggilan terhubung.
"Apa kau ingin bertemu?" tanya Manda.
"Kau di mana?" Doohyun berbalik bertanya.
"Di rumah duka, Nenek dari Gyumin meninggal dunia semalam. Aku sedang menemaninya," jawab Manda dengan suara serak.
"Mengapa tidak mengabariku? Kirimkan alamatnya!"
"Aku akan mengirimkannya!" Doohyun memutuskan panggilan dan bersiap untuk pergi ke rumah duka.
Beberapa saat kemudian, Doohyun tiba di rumah duka. Manda yang sedang menunggunya di luar, menyambut kedatangan Doohyun. Mereka berdua memasuki ruang duka bersama.
Gyumin, dengan mata sedikit sayu karena mabuk, melihat kedatangan Doohyun dan Manda bersama-sama.
"Kenapa datang bersamanya?" tanyanya dengan nada getir setelah berdiri di hadapan mereka."Aku turut berduka atas kepergian Nenekmu," ucap Doohyun tulus.
"Terima kasih," balas Gyumin ketus, menggapai tangan Manda.
"Kau ingin membawanya ke mana?" tanya Doohyun, meraih tangan Manda.
"Biarkan dia bersamaku untuk saat ini. Pergilah!" usir Gyumin.
"Kau sedang mabuk, aku tidak akan membiarkannya bersamamu!" jawab Doohyun dengan tegas.
"Hei, apa Kau lupa jika aku juga pacarnya?" tanya Gyumin dengan suara pelan.
"Gyumin, tenanglah. Aku akan membicarakan hal penting dengan Doohyun."
"Hal penting?" ulang Gyumin.
"Tentang agensi yang kubicarakan waktu itu." jawab Manda.
"Sudah saatnya?" tukas Doohyun.
"Ryu Na mengabariku, bahwa keputusanku akan ditetapkan hari ini," jawab Manda lagi, perasaan gelisah terlihat jelas di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Quadrangle Romance: Mandalika한국아
Teen FictionMandalika, gadis Indonesia dari keluarga berkecukupan, mengalami trauma masa kecil setelah diculik gurunya. Akibat dari penculikan tersebut, Ia terkurung selama bertahun-tahun lamanya. Tepat saat usianya memasuki 23 tahun, Mandalika dibebaskan, namu...