BAB (89) Bersyarat.

11 0 0
                                    

Doohyun melangkah masuk ke dalam sebuah Restauran, diikuti In yeop dari arah belakang. Lampu berwarna menyambut kedatangan mereka, langkahnya mantap menuju meja yang dikhususkan. Disana, Caca sudah menunggu dengan sekumpulan Pria, menyambut kedatangan mereka berdua saat terlihat olehnya.

Mereka memperhatikan langkah In yeop juga Doohyun, sebagian berbisik dan membicarakannya. Caca berdiri, tersenyum kepada In yeop dengan masker yang menutupi sebagian wajahnya.

Restauran itu semakin penuh dengan Para Pria berdatangan. Doohyun menyewa tempat itu seharian untuk mendiskusikan rencana yang mereka buat.

Mata In yeop mengelilingi sekitarnya, memperhatikan mereka yang berdatangan. "Mereka ini..?" tanyanya, menatap Caca dengan bingung.

"Ya, mereka semua mantan pacar Manda," Mereka berbicara menggunakan bahasa Inggris.

Mendengar itu, In yeop perlahan mengalihkan pandangannya ke arah Doohyun, mata mereka melebar serentak.

"Ini sangat gila," ucap Doohyun kepada In yeop, menggunakan bahasa Korea.

"Hei, aku tidak punya banyak waktu. Katakan apa yang harus kami lakukan?!" sergah Pria di hadapannya yang berjarak satu meter, tatapannya tajam ke arah mereka bertiga dan menggunakan bahasa Indonesia, membuat In yeop dan Doohyun tidak mengerti.

Caca berdecak kesal, membalas tatapan tajamnya. "Yaudah, pulang aja sana!"

"Ayo mulai!" Pria itu berkata seraya mengalihkan pandangannya, merasa malu dengan ucapan Caca.

"Ayo mulaikan," Caca berkata saat menoleh ke arah In yeop yang memimpin pertemuan.

In yeop berdeham, membuka masker sebum memulainya. "Emm, bukankah wanita di sampingku ini telah menjelaskannya di sosial media?" tanyanya, melihat ke arah mereka yang kebingungan.

Pria dihadapannya, yang ternyata adalah Kevin, mewakili mereka yang berstatus mantan pacar dari Mandalika.

"Lalu?" Kevin menggunakan bahasa Inggris dengan lancar, dia seorang CEO di perusahaannya sendiri.

"Bisakah kalian membuat petisi untuk mengungkap keberadaannya? Manda menghilang tanpa kabar sejak lima tahun yang lalu. Dia tertembak namun berhasil di selamatkan. Kabar terakhir yang kami dapatkan, mereka membawa Manda kembali ke Indonesia, dan pergi tanpa meninggalkan jejak, menyembunyikan Manda dari semua orang." In yeop menjelaskan dengan suara tegas, menatap mereka satu persatu.

Diantara banyaknya Pria, sebagian dari mereka sangat terkejut mendapati kabar terakhir mantan kesayangannya, suara mereka memecah keheningan ruangan. Menimbulkan suara gaduh dengan berbagai macam obrolan dan gumaman.

Kevin sedikit menyungging senyumnya, menatap meja di hadapan sebelum mengalihkan pandangannya ke arah In yeop. "Siapa kalian?" tanyanya dengan angkuh. Senyuman itu membuat Doohyun merasa kesal, menatap Kevin tajam dari balik masker yang menutupi sebagian wajahnya.

"Kami...," jawaban In yeop di hentikan Caca yang menyela.

"Mereka rekan kerja Manda di Korea." tukas Caca, kepada mereka semua.

In yeop dan Doohyun menatap Caca secara bersamaan, wajah datar mereka membuat Caca salah tingkah, menoleh dengan senyuman yang dipaksakan.

Kevin menghela napasnya sebelum berkata. "Saya dapat dengan mudah menemukannya, tapi...," Ia tiba-tiba menatap tajam Doohyun yang terus saja memperhatikannya.

"Apa?" In yeop menahan perasaan kesalnya.

"Pertemukan aku dengan Manda setelah mendapatkannya kembali," lanjut Kevin dengan ekspresi cabul. Membuat Doohyun seketika terbangun dari duduknya, hendak meraih kerah baju Kevin, namun tertahan oleh para Pria di belakangnya.

Quadrangle Romance: Mandalika한국아Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang