Pusat perbelanjaan.
Langkah kecilnya terhenti, pandangannya tertuju pada sebuah poster yang terpajang di salah satu tempat tersebut. Hae rin mendadak menghentikan langkahnya, heran dengan perubahan sikap Queen yang tiba-tiba.
"Ada apa?" tanya Hae rin, perlahan mengalihkan pandangannya ke arah mana sorot mata Queen tertuju.
Matanya seketika melebar, Hae rin melihat gambar Manda sewaktu menjadi model iklan butik fairy. Tanpa Ia sadari, mereka tengah berada di depan toko busana milik Hwang Ryu Na.
Dirinya semakin terkejut saat Queen melepas tangannya dari genggaman. "Hey, kau..," Hae rin menghampirinya, merasa khawatir dengan masalah baru yang akan di hadapinya nanti. Takut Anak itu mengadu kepada Jae in dan akan memarahinya.
"Aduh sialan," gerutu Hae rin seraya bergegas menghampirinya.
Tangan Queen mengusap lembut wajah Ibunya, tersenyum di balik cadar hitam.
"Ayo pergi," Hae rin meraih tangan Queen, ingin membawanya pergi dari tempat itu.
"Ibu," lirih Queen, membuat Hae rin semakin panik dan khawatir.
"S-siapa? Di-dimana Ibumu?" tanya Hae rin gagap, keringat dingin mulai mengucur di tengkuk serta keningnya.
"Dia Ibuku." ucap Queen, semakin membuat Hae rin ketar-ketir. "Gawat!" batinnya.
"Ah! Kau mungkin salah. Ada ba-banyak orang yang memiliki wajah seperti itu. Ayo pulang! Ayahmu sudah menunggu." Mereka berbicara menggunakan bahasa Inggris.
"Aku tahu," Queen mengambil sesuatu dari dalam tas selempangnya, menunjukkan sebuah ponsel.
"Darimana kau mendapatkannya?" tanya Hae rin, terkejut dan bingung.
"Ji sung memberikannya," jawab Queen tenang.
"Kau seharusnya tidak memiliki benda seperti ini, itu mempengaruhi fokus belajarmu. Queen, berikan ponsel itu padaku, lalu aku akan merahasiakan ini dari Ayahmu. Bagaimana?" tawar Hae rin dalam keputusasaan, jantungnya berdebar sembari menatap Queen dengan mata yang melebar.
"Tante, Ibu juga mengetahuinya." ucap Queen kemudian, membuat Hae Rin seketika pingsan, tidak sadarkan diri.
Kediaman Lee Jae In.
Getaran ponsel dengan layar yang menampilkan fitur panggilan tanpa nama. Lika yang baru menyelesaikan ibadahnya, berjalan menuju meja tempat ponsel itu tergeletak, mengambilnya dan duduk di tepi ranjang.
"Hey, bangunlah..," Lika sedikit menepuk pundak Jae in sebelum akhirnya Ia terbangun dari tidur lelapnya.
"Emmh," Jae in meraih sehelai tissue dan bersandar di dipan ranjang. Membersihkan wajahnya sebelum menatap Lika di hadapan.
Lika menunjukkan ponsel yang berdering, dan tidak menunggu waktu yang lama, Jae in menerima panggilan tersebut.
"Apa ini keluarga dari Lee Hae Rin?" ucap seseorang dari balik panggilan yang terhubung.
"Ya, benar..," jawab Jae in, bingung.
"Ini dari pihak keamanan pusat perbelanjaan, pemilik ponsel ini sedang tidak sadarkan diri. Kebetulan kami menemukan kartu identitas dan kartu nama anda."
KAMU SEDANG MEMBACA
Quadrangle Romance: Mandalika한국아
Teen FictionMandalika, gadis Indonesia dari keluarga berkecukupan, mengalami trauma masa kecil setelah diculik gurunya. Akibat dari penculikan tersebut, Ia terkurung selama bertahun-tahun lamanya. Tepat saat usianya memasuki 23 tahun, Mandalika dibebaskan, namu...