Manda menatap ponselnya dengan tatapan kosong, jari-jarinya bermain-main di tepi kursi sofa. Ruangan di sekitarnya terasa sunyi, seakan menunggu sesuatu yang tak terduga.
"Entahlah, jangan terlalu memikirkannya," jawab Manda, suaranya pelan namun mantap.
Doohyun yang duduk di seberang meja, menatapnya dengan penuh perhatian.
"Harusnya kau berhati-hati." Manda mengangguk pelan.Sepuluh menit berlalu dalam keheningan, dipenuhi oleh suara detak jarum jam yang terdengar semakin keras di setiap detiknya. Tiba-tiba, dering telepon memecah keheningan.
"Ya, ada apa, Pak?" tanya Manda sembari menjawab panggilan telepon yang tertera nama 'Security' di layarnya.
"Pesanan Nona sudah tiba. Mau dibawakan masuk?" Suara di seberang terdengar profesional namun hangat.
Manda tersenyum kecil.
"Baiklah." Dia mematikan telepon dan kembali menatap Doohyun yang terlihat penasaran."Kudengar, kau menolak kontrak dari semua Agensi. Benarkah?" tanya Doohyun.
Manda menarik napas dalam-dalam, menatap jauh ke arah jendela, menampilkan pemandangan halaman rumah yang luas.
"Benar, aku rasa ini belum saatnya untuk menjadi seterkenal itu.""Kau juga sudah sangat terkenal setelah menjadi model di Butik itu, kan?" Doohyun terus mendesak, matanya memancarkan rasa ingin tahu.
"Sebelumnya, aku juga pernah mengajukan pembatalan kontrak di butik itu. Tapi CEO dari Butik Fairy ingin meminta denda atas pembatalan kontraknya. Dia bahkan memberikan rumah ini untuk menghindari paparazi," Manda menjelaskan, suaranya terdengar getir.
Doohyun menghela napas panjang.
"Aku bisa melindungimu jika kau menandatangani kontrak dari HD Entertainment."Manda menggeleng pelan.
"Tidak, aku sudah membuat keputusan ini dengan sangat matang. Jadi aku tidak menyesali keputusan yang ku buat. Dan, Butik Fairy akan tetap merahasiakan identitasku."Ketukan pintu menghentikan percakapan mereka.
"Nona, ini pesanannya," kata Security saat membuka pintu, berjalan menghampiri mereka."Ikutlah makan bersama dengan kami," pinta Manda dengan senyum ramah.
"Tidak, terima kasih atas tawarannya. Selamat menikmati...," Security itu pun berlalu pergi.
Doohyun mengerutkan kening.
"Kau seharusnya tidak terlalu peduli dengan orang yang baru kau kenal.""Hey, kau harus peduli kepada orang sekitarmu! Kita sangat membutuhkan mereka," kata Manda tegas.
"Orang di Korea tidak sama dengan orang di Indonesia. Kau harus berhati-hati," ucap Doohyun, nada suaranya serius.
Manda mengangguk kecil.
"Iya, baiklah. Mari kita makan, perutku sudah lapar.""Dengarkan perkataanku, itu untuk keselamatanmu," pinta Doohyun sekali lagi.
"Aku akan mendengarkanmu. Makanlah!" Manda mengajak Doohyun untuk mulai makan bersama.
Butik Fairy.
Ryu Na berdiri di depan cermin besar, memandangi gaun pengantin yang baru selesai dirancang.
"Lihatlah, gaun pengantin ini rancangan terbaru butik Fairy. Ini akan dipromosikan segera."Nam Gil yang duduk di sofa dan mendekat, memperhatikan dengan seksama.
"Cantik sekali, kapan pemotretannya akan berlangsung?""Kita harus mendapatkan model Pria-Nya terlebih dahulu. Kita akan sandingkan Manda dengan artis terkenal di Korea," jawab Ryu Na sembari tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Quadrangle Romance: Mandalika한국아
Teen FictionMandalika, gadis Indonesia dari keluarga berkecukupan, mengalami trauma masa kecil setelah diculik gurunya. Akibat dari penculikan tersebut, Ia terkurung selama bertahun-tahun lamanya. Tepat saat usianya memasuki 23 tahun, Mandalika dibebaskan, namu...