Di sebuah sofa ruang tamu, berhias furniture furniture mahal dengan wangi semerbak. Tawa CEO itu menggema di kesunyian, decakan kesal terdengar dari salah satu mereka, membuat Pria itu menghentikan tawanya.
"Dia Anak dari keluarga yang ku tabrak waktu itu, kau tahu itu!" bentak In yeop, kesal kepada Gyumin.
"Kau sangat angkuh!" maki Doohyun, menatap Gyumin dengan menyipitkan matanya.
Gyumin membalas mereka dengan tawa, lalu menghela napas berat, wajahnya kembali suram. "Aku benar-benar ingin bertemu, mengapa tidak kembali seperti dulu." gumam Gyumin, matanya tertunduk ke arah meja.
Doohyun mengalihkan pandangannya dari Gyumin, mengingat sesuatu yang ingin Ia sampaikan dan merogoh ponselnya dari dalam saku celana, lalu menunjukkan sebuah foto kepada mereka.
"Dokter ini, dia orang yang menanganinya." Pandangan Gyumin dan In yeop seketika teralihkan ke arah layar ponsel tersebut.
"Dokter Lee, dia dikenal dengan Dokter muda yang sangat berbakat. Sejak lima tahun yang lalu, dia menghentikan tugasnya di Korea, dan hilang tanpa kabar." ucap Doohyun, menatap mereka satu persatu.
"Itu berarti, Manda masih hidup dan Dokter itu masih merawatnya. Akhh!" Gyumin mengalihkan pandangannya.
"Sayang sekali, aku tidak mengetahui identitas lengkapnya." gerutunya kesal."Kak Ryu na mencari keberadaan Manda di Indonesia, melalui indentitas yang di berikan. Tapi... mereka sudah pergi, tanpa seorangpun yang mengetahui keberadaannya." ucap In yeop kepada dua Pria di hadapannya.
"Dia benar-benar menghilang, pergi tanpa perpisahan." gumam Doohyun, kepalanya bersandar dengan mata terpejam.
"Perpisahanku dengannya bahkan sangat menyakitkan, ucapan terakhirnya terngiang di pikiranku, dan kejadian penembakan itu selalu hadir dalam mimpi. Kalian sangat beruntung, " gerutu Gyumin, membuat Doohyun seketika membuka kedua matanya, menatap Gyumin tajam.
"Lalu kapan kau akan memenjarakan bedebah sialan itu?!" bentak Doohyun, tatapannya penuh dendam atas kejadian penembakan lima tahun yang lalu.
"Kita tidak punya cukup bukti, dan jika ingin memenjarakan Ji young, Dia hanya akan di hukum atas perundungan yang Ia lakukan, bukan karena penembakan itu." jawab Gyumin.
"Kau bisa melakukan segala cara! Kenapa masih membebaskan Istrimu itu?! Kenapa?! Kenapa?!" Sergah Doohyun, amarahnya memuncak saat mendengar nama Ji young, mengingat kembali foto serta video perundungan Manda delapan tahun yang lalu.
"Yah! Manda memang tidak salah dalam memutuskan hubungan dengan Pria sepertimu!" Doohyun berdecak, beralih menatap In yeop yang terlihat menahan amarahnya.
"Apa kau tahu? Pria ini menghamili Wanita itu dan memiliki Anak darinya, mereka bersama kembali. Tahu alasan Dia tidak memenjarakan bedebah sialan itu? Karena wanita itu berhasil dalam memberikan keturunan." Doohyun tertawa hampa, tanpa Ia sadari bahwa Gyumin tengah memperhatikannya dengan tangan yang sudah mengepal.
"Dan dengan tidak tahu dirinya, Pria itu masih mengharapkannya kembali." ucapannya terhenti saat Gyumin melemparkan pukulan ke wajah Doohyun, membuat bibirnya seketika mengeluarkan darah.
Tatapan tajam Gyumin menembus mata Doohyun, mereka berkelahi tanpa seorangpun yang melerainya. In yeop hanya terdiam di tempat, menyaksikan mereka dengan wajah datar.
Beberapa saat kemudian, Gyumin menarik kerah baju Doohyun, meludah darah yang mengalir tanpa henti dan menatapnya tajam. "Kau lebih tidak tahu diri dan malu!" ucapnya sebelum pergi dari rumah itu tanpa pamit. Meninggalkan Doohyun dengan wajah penuh lebam dan darah di kedua sudut bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Quadrangle Romance: Mandalika한국아
Teen FictionMandalika, gadis Indonesia dari keluarga berkecukupan, mengalami trauma masa kecil setelah diculik gurunya. Akibat dari penculikan tersebut, Ia terkurung selama bertahun-tahun lamanya. Tepat saat usianya memasuki 23 tahun, Mandalika dibebaskan, namu...