Lampu temaram di sebuah parkiran, menyinari kendaraan yang berjejer rapi. Malam ramai perlahan sunyi, waktu berlalu begitu lambat, menanti seseorang tak kunjung terlihat.
Hingga decakan dari salah satu mereka pun terdengar di malam sepi. "Kenapa banyak sekali nyamuk!" gerutu Doohyun di sebuah kursi taman Restauran.
"Berisik!" In yeop meraih ponselnya, melihat waktu yang semakin bertambah, menunjukan pukul 11.00 malam.
"Kenapa lama sekali," gumam In yeop, berdecak kesal sebelum mengalihkan pandangannya ke arah pintu masuk Restauran tersebut."Harus sampai kapan?!" tanya Doohyun kesal, menatap langit kosong tanpa bulan dan bintang.
"Entahlah," In yeop menghela napas, melangkah pergi meninggalkan Doohyun tanpa peringatan.
Doohyun tenggelam dalam lamunannya, tidak menyadari kepergian In yeop yang meninggalkan dirinya.
Hingga tak lama kemudian, Caca keluar dari Restauran tersebut, berjalan ke arah sebuah motor di area parkiran.
Doohyun tersadar dari lamunannya, menyadari In yeop yang berjalan semakin jauh, dan tak kalah terkejutnya Ia saat melihat yang dinanti pun kini berada tepat di hadapannya.
Doohyun dengan cepat menghampiri Caca, menahan tangannya sebelum pergi dari pandangan. Membuat Caca seketika terkejut dan menimbulkan suara teriakan yang mengejutkan In yeop juga Doohyun.
Caca menarik tangannya kembali, matanya tertuju ke arah sapu di dekatnya, meraihnya cepat dan memukul Doohyun dengan ganggang sapu.
"Begal sialan!" teriak Caca histeris dengan ganggang sapu yang masih menerpa tubuh Doohyun.
In yeop yang menyadarinya, kini berlari menghampiri mereka. Lalu dengan cepat Caca mengalihkan arah ganggang sapu itu ke hadapan In yeop, napasnya sudah tidak beraturan lagi, merasa terkepung oleh para begal yang mendekat.
"Gajian ku masih lama lagi! Kumohon... jangan melakukannya, aku masih perawan dan ingin menikah," Caca berbicara menggunakan bahasa Indonesia, menimbulkan suara tangis yang menggema di malam senyap.
In yeop dengan cepat menutup mulut Caca. "Tenanglah!" perintah In yeop, menggunakan bahasa Korea, membuat Caca terkejut dan keheranan.
"Apa begal sekarang sudah modern?" gumam Caca, menatap dua Pria di hadapannya dengan alis terangkat.
"Aku tidak mengerti apa yang kau katakan!" ucap Doohyun menggunakan bahasa Inggris, merasa kesal dengan pukulan wanita di hadapannya.
"Kalian sekelompok pencuri?" tanya Caca menggunakan bahasa Inggris, jarinya menunjuk ke arah mereka. In yeop dan Doohyun menggeleng serentak.
"Aku mengenalnya," ucap In yeop tiba-tiba, membuat Caca kebingungan.
"Siapa yang kau kenal? Tidak jelas sekali..," gerutunya di akhir kalimat, merasa jengkel dengan mereka.
In yeop membuka masker di wajahnya, menunjukkan rupa yang menawan, membuat Caca seketika luluh dengan pipi yang memerah.
"A-apa yang kalian inginkan dariku?" tanya Caca pelan, terpaku melihat wajah tampan In yeop. Doohyun berdecak kesal melihat perubahan sikapnya.
"Mari, duduklah disini...," ujar In yeop sembari berjalan ke arah kursi taman tersebut.
Caca pun berjalan menghampirinya, melewati Doohyun yang menatapnya kesal.
"Aku mengenali wanita di wallpaper ponselmu," ucap In yeop kepada Caca di hadapannya.
"K-kau mengenaliku?" tanya Caca keheranan, membuat Doohyun berdecak kembali.
"Emm, bukan kamu... tapi, Manda." jawab In yeop, perasaan kesal mulai Ia rasakan.
"Iya, aku juga menggunakan nama Manda setiap berkenalan dengan Pria di aplikasi kencan buta. Apa kau salah satu dari mereka?" tanya Caca lagi, mengira bahwa In yeop mencari dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Quadrangle Romance: Mandalika한국아
Teen FictionMandalika, gadis Indonesia dari keluarga berkecukupan, mengalami trauma masa kecil setelah diculik gurunya. Akibat dari penculikan tersebut, Ia terkurung selama bertahun-tahun lamanya. Tepat saat usianya memasuki 23 tahun, Mandalika dibebaskan, namu...