BAB (46) Lamaran konyol.

10 4 2
                                    

Tok! Tok! Tok!

Terdengar suara ketukan pintu dari arah luar Apartemen. Kami seketika mengalihkan pandangan ke arah suara ketukan tersebut, jantungku berdetak lebih cepat. Keheningan yang mencekam seolah melingkupi ruangan ini, menyelimuti kami dalam perasaan was-was.

(⁠'⁠⊙⁠ω⁠⊙⁠'⁠)⁠!

Satu jam yang lalu, di dalam perjalanan menuju Apartemen Manda. Gyumin merenung dengan penuh semangat dan harapan.
"Orang tua Manda ada di Korea? Apa ini kesempatan untukku melamarnya?" pikirnya sejenak.
"Hmm, tentu saja! Aku harus menggunakan kesempatan ini untuk mendapatkannya. Setelah mendapatkan restu, lalu kami akan melangsungkan pernikahan dan hidup bahagia selamanya. Wah, benar sekali, aku harus melakukannya!" gumam Gyumin dengan antusias.

Gyumin menghentikan taksi dan memberikan alamat rumahnya kepada sopir. Sopir tersebut mengangguk dan melajukan mobilnya menuju rumah Gyumin.

Sesampainya di rumah, Gyumin keluar dari taksi dan bergegas menuju garasi dengan mobil yang berjejer rapi. Dia menyalakan mesin salah satu mobilnya dan melaju cepat menuju kantor tempat Ayah-Nya bekerja.

Setibanya di kantor, Gyumin berjalan cepat menuju ruang kerja Ayahnya. Dengan penuh semangat, Ia mengetuk pintu.
"Ayah! Ini Gyumin!" panggilnya dari luar ruangan.

Ayah membuka pintu, menatapnya dengan kebingungan.
"Ada apa?" tanyanya.

"Ayah, aku ingin melamar Manda sekarang juga!" ucap Gyumin dengan tekad yang bulat.

"Benarkah?" Ayah terkejut, dan senyum kecil mulai terlukis di wajahnya.

Gyumin mengangguk dengan yakin.
"Ibu di mana? Kita juga harus memberitahunya!"

Ayah segera menghubungi sang Istri melalui ponselnya.
"Sayang, datang ke ruangan kerja Ayah sekarang juga," katanya setelah panggilan terhubung.

"Ada apa?" tanya Ibu dari seberang telepon.

"Anak kita akan menikahi wanitanya!" jawab Ayah dengan suara penuh kebahagiaan.

"Benarkah?!" Ibu terkejut dan segera bergegas menuju ruangan Ayah, di kantor yang sama.

Sesampainya di ruang kerja Ayah, Ibu dengan antusias bertanya.
"Menantuku di mana?!"

"Duduklah, mari dengarkan apa kata Anak kita terlebih dahulu," ujar Ayah kepada Ibu.

Gyumin menghela napas dalam-dalam sebelum berbicara sembari tersenyum.
"Sekarang, orang tua Manda sedang berada di Korea. Ini kesempatan untuk melamarnya dan melangsungkan pernikahan."

"Lalu tunggu apa lagi! Kita harus mempersiapkan semuanya!" seru Ibu dengan semangat yang menggebu.

(⁠≧⁠▽⁠≦⁠)

Dalam perjalanan menuju Apartemen Manda, Ibu memberikan sepasang cincin pernikahan kepada Gyumin.
"Nak, ini adalah sepasang cincin pernikahan Ibu dan Ayahmu dulu. Dan sekarang, Ibu akan memberikannya kepadamu dan calon Istrimu. Ibu rasa, Manda adalah yang terbaik untukmu. Ibu harap, pernikahanmu kali ini sama langgengnya dengan pernikahan Ibu dan Ayah."

Ayah menepuk pundak Gyumin dengan haru.
"Ayah harap, kau bisa berbahagia dalam pernikahanmu kali ini. Maafkan atas keegoisan Ayah dulu, Ayah berjanji untuk tidak mengulanginya lagi."

"Ayah sudah berkali-kali mengatakannya. Hal yang sudah terjadi, biarkan berlalu. Mari kita menjalani masa depan ini dengan penuh kebahagiaan," ujar Gyumin, tersenyum. Seketika suasana menjadi haru penuh kebahagiaan.

Setibanya di Apartemen Manda, Gyumin merapikan jas dan rambutnya. Ibu berkata dengan mata berkaca-kaca.
"Kali ini kau pasti bahagia, Nak." Gyumin mengangguk, tidak sabar menanti moment ini.

Quadrangle Romance: Mandalika한국아Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang