"Dokter, Dia adalah Manda yang Nenek cari." ucap Gyumin menunjuk ke arah Manda.
Terlihat Nenek yang kini menggunakan oksigen di ranjang tempat rawatnya. Dengan menatap ke arah Manda yang kini tengah duduk di sampingnya.
"Nenek, Manda disini...," ucap Manda pelan sembari membuka maskernya.
Gyumin menghampiri Manda dan duduk di sampingnya. Nenek membuka oksigen yang Ia gunakan dan berbicara kepada mereka.
"Cucuku, kau dari mana saja? Nenek menunggumu datang menjenguk ku." tanya Nenek, suaranya lemah.
"Nenek, maafkan Manda... Manda janji, jika Nenek sudah membaik, Manda akan meluangkan waktu untuk bermain dengan Nenek."
"Sepertinya, Nenek sudah tidak bisa bertahan lama. Manda... menikahlah dengan cucuku, Kim Gyumin." Ucap Nenek sembari menatap Gyumin.
"Cucuku sangat tampan dan juga sangat baik. Dia tidak akan pernah menyakitimu. Cucuku! Gyumin... tolong jaga Manda dengan baik. Dia akan menjadi pengganti Nenek nanti. Jangan sesekali menyakiti perasaannya, sayangi dia seperti kau menyayangi Nenek," lanjut Nenek.
"Tentu saja, Gyumin akan melakukan apapun itu yang membuat Nenek bahagia. Tapi, Nenek harus sembuh!" Gyumin memegang tangan Neneknya dengan air mata menetes di pipi.
"Agar bisa melihatku dan Gyumin bahagia, Nenek harus kembali pulih." sambung Manda.
"Nenek cukup melihat kalian berdua dari langit, berbahagialah untuk Nenek. Cucuku, panggilkan Ayah dan Ibumu."
Gyumin pun mengangguk dan keluar dari ruang rawat, memanggil kedua orang tuanya.
"Nenek ingin bertemu." lirih Gyumin melihat orangtuanya.
Mereka pun memasuki ruangan tersebut.
"Ibu! Apa yang terjadi?" tanya Ibu Gyumin.
"Aku ingin memberi sebuah wasiat." ucap Nenek.
Seketika ruangan itu menjadi sunyi.
"Sepertinya, saya tidak akan bisa bertahan lama." Nenek menghela napas beratnya, menatap Ayah Gyumin.
"Nak! Kau jangan terlalu keras pada anak-anakmu. Mereka sudah sangat dewasa, sudah mengetahui mana yang benar dan salah. Berikan kebebasan untuk anak-anakmu dan jangan terlalu mengikut campuri urusan mereka." Nenek menggenggam tangan Manda.
"Gadis ini sangat baik padaku. Dan anakmu sangat mencintainya. Tolong jangan siksa perasaan dua insan ini dan berikanlah mereka restu untuk bersama!" Ucap Nenek, lalu memegang tangan Putranya.
"Nak...,""Iya, Bu. Apa yang ingin Ibu katakan!" ucap Ayah Gyumin, matanya berkaca-kaca, menahan air mata yang memaksa.
"Nenek akan sangat menyesalinya jika kau tidak menikahkan mereka berdua. Berikan ini sebagai pemberian terakhirmu untuk Ibu. Nak, Ibu ingin sekali pergi dengan tenang. Dengan melihat cucuku bahagia bersama gadis yang di cintainya."
Ayah pun melihat ke arah Manda yang sedang menangisi Nenek.
"Ibu... bertahanlah untuk melihat kebahagiaan dari cucu mu." pinta Ayah Gyumin.
Nenek tersenyum ke arah Anaknya dan mengusap wajah Manda. hingga beberapa menit kemudian, mata Nenek pun perlahan menutup.
"Nenek?" panggilan Manda panik, lalu memeriksa denyut nadi Nenek.
"Nenek!" teriak Manda saat mendapati denyut sang Nenek telah tiada."Kenapa?" tanya Gyumin yang belum sadar.
"Dokter! Tolong periksa Nenek!" teriak Manda, histeris.
Mereka semua yang berada di ruangan itu pun seketika menjadi panik. Dokter memeriksa keadaannya dan kini Nenek telah di nyatakan meninggal dunia. Nenek pun telah pergi meninggalkan dunia dengan tenang. Mereka menangisi dan meratapi kepergian Nenek. Suasana haru menyelimuti ruangan tersebut. Hingga keesokan harinya pun tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Quadrangle Romance: Mandalika한국아
Teen FictionMandalika, gadis Indonesia dari keluarga berkecukupan, mengalami trauma masa kecil setelah diculik gurunya. Akibat dari penculikan tersebut, Ia terkurung selama bertahun-tahun lamanya. Tepat saat usianya memasuki 23 tahun, Mandalika dibebaskan, namu...