BAB (78) The first night.

9 1 0
                                    

Ketukan kecil terdengar dari balik pintu, membuat renungan Lika seketika terhenti. Tidak lama kemudian, Ia melangkah dan membuka pintu kamar yang terkunci.

"Queen, ada apa? Masuklah...," Lika menuntun tangan Putrinya ke dalam kamar dan menguncinya kembali.

Mereka duduk di tepian ranjang dan saling bertukar pandang. "Ibu, aku takut...," rengek Queen, lalu membuka cadar di wajahnya.

Lika mengelus lembut wajah Queen di hadapannya. "Kalau begitu, temani Ibu disini...," ucapnya pelan, menenangkan hatinya.

Queen mengangguk, menatapnya dengan senyum. "Kata Ibu, kita akan pergi ke tempat yang menyenangkan...,"

"Apa tempat ini tidak menyenangkan untukmu?" jawab Lika dan kembali bertanya.

"Ibu, bukalah penutup wajahmu, itu akan menenangkan ku." pintanya lembut.

Lika mengangguk setuju, perlahan membuka cadarnya, senyuman terukir indah di wajahnya.

Queen mendekatkan diri, mencium lembut pipi Lika dan tersenyum. Lika sedikit terkejut, kemudian membalas senyumannya dan memeluk erat tubuh Queen.

Beberapa saat kemudian, Queen tertidur di lengan sang Ibu dengan nyaman. Lika mulai menerima segala kenyataan, Queen berhasil mengetuk pintu hatinya, dan mendapatkan kasih sayang dari darinya.

Sebuah ketukan kembali terdengar dari arah pintu, membuat Lika dengan segera menutup telinga Queen agar tidurnya tidak terganggu.

"Aku sedang menidurkannya." jawab Lika dari dalam.

"Ini Jae in,"

Dengan hati-hati Lika melepas tangannya dari kepala Queen, lalu berjalan dan membuka pintu untuk Suaminya.

Jae in menyusuri wajah Lika sebelum melangkah masuk dan kembali mengunci pintu tersebut.

"Bagaimana kabarmu?" tanya Jae in, hampir terdengar seperti bisikan.

"Baik, kau tidak perlu mengkhawatirkanku." jawab Lika sebelum berbalik dan melangkah. Jae in meraih tangan Lika, menariknya pelan hingga membuat tubuh mereka pun semakin dekat. Jae in perlahan mendekatkan wajahnya, mencium bibir Lika yang menggoda.

Lika sempat memberontak, namun tangan kiri Jae in semakin erat menggenggam tangannya, tangan kanannya pun meraba leher Lika.

Jae in menggiringnya menuju ke sebuah sofa di dalam kamar tersebut, mencium bibirnya tanpa jeda.

"Ku mohon, sudah terlalu lama menahannya." bisik Jae in di telinga Lika setelah hijabnya terlepas.

"Apa ini tidak akan menyakitiku?" Lika sedikit mendorong tubuh kekar Jae in di hadapannya.

"Percayalah...," jawab Jae in sembari menatap mata Lika. Dan terjadilah malam pertama di antara mereka yang tertunda selama bertahun-tahun lamanya.

Suasana ruangan menjadi gelap gulita setelah Jae in mematikan lampu kamar tersebut. Hanya terdengar napas mereka yang tidak beraturan, juga desahan kecil diantara kenikmatan yang semakin mendalam.

Keesokan harinya, pukul 05.00 pagi. Lika bersiap sebelum menunaikan shalat dan membaca Ayat-ayat suci setelahnya. Jae in terbangun dari tidurnya, berjalan memasuki toilet dan bersiap menjalankan Ibadahnya.

Jae in menggelar sajadah di hadapan Lika, tersenyum sebelum menunaikannya, perasaan lega menyelimuti hati.

***

Di kediaman In yeop, pintu gerbang terbuka lebar, dua mobil mewah memasukinya. Pintu mobil pun terbuka, kedua Pria itu memperhatikan suasana sekelilingnya. Mereka tidak mendapati perubahan dari tempat itu sejak lima tahun berlalu.

Quadrangle Romance: Mandalika한국아Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang