Chapter 4 - Drama Di Dapur

166 8 1
                                    

Petang itu Xavia memasuki dapur di mana Deborah dan beberapa pelayan sedang sibuk menyiapkan menu untuk makan malam keluarga Hernandez.

Penghuni rumah besar itu memiliki selera masing-masing. Tuan Hernandez tidak menyukai makanan pedas. Dia lebih suka salad dan sayur.

Sementara Nyonya Hernandez lebih menyukai daging dan ikan. Lain hal dengan Xavia yang lebih menyukai roti daripada makan nasi dan lauk pauk.

Di rumah besar itu ada dua juru masak yang sangat pandai membuat masakan yaitu Deborah dan Mirae.

Namun, Tuan Hernandez lebih menyukai masakan yang dibuat oleh Deborah. Akibatnya tumbuh rasa iri di hati Mirae.

Bahkan, dia menduga jika Deborah telah mengguna-guna Tuan Hernandez agar selalu simpati pada dirinya dan keluarganya.

Terlihat dari hadiah yang diberikan Tuan Hernandez setiap Natal pada keluarga Deborah. Hadiah yang diterima Deborah jauh lebih besar daripada pelayan lain.

"Bibi, aku ingin susu."

Xavia bicara pada Deborah yang sedang mengulen adonan kue. Apronnya belepotan dengan sisa adonan yang menempel.

Wanita itu segera menoleh ke arah gadis dengan t-shirt putih dipadukan rok pendek warna hitam di sampingnya.

"Maaf Nona Muda, saya sedang membuat kue. Saya tak bisa menunda adonan ini. Anda bisa meminta susu pada pelayan lain," ucap Deborah dengan sopan pada Xavia.

Sejenak gadis itu menurunkan pandangan pada adonan kue di hadapan Deborah.

Kepalanya mengangguk mengerti. Dengan segera ia memutar tubuhnya untuk pergi.

Mirae yang sedang membawa air panas menuju Deborah sangat terkejut karena Xavia memutar tubuhnya tiba-tiba.

Bahaya tidak bisa dihindari lagi, seketika air panas itu tumpah mengenai lengan Xavia. Gadis itu mengerang kesakitan karena terkena air panas.

Buru-buru Deborah membantu Xavia. Dilepas sarung tangan plastik dari tangannya. Ia segera mengompres tangan Xavia dengan batu es. Mirae membantunya. Suasana panik memenuhi seisi dapur.

Apa yang mereka takutkan pun tiba, Nyonya Hernandez datang ke dapur dan melihat apa yang sedang terjadi di sana.

Sepasang matanya membulat penuh melihat beberapa pelayan yang sedang mengerumuni putrinya.

"Apa yang kalian lakukan?! Kenapa Nona Muda sampai seperti ini, hah?!"

Bak induk harimau yang dicuri anaknya. Kemarahan Nyonya Hernandez membuat Deborah dan semua pelayan di dapur ketakutan. Mereka hanya saling pandang tak ada yang berani menjawab.

"Mom, sudah. Aku baik-baik saja," ucap Xavia.

Ia tak ingin ibunya mengamuk pada semua pelayan di dapur, terutama pada Deborah.

Ia tahu persis jika ibunya sangat tidak menyukai pelayan itu. Bahkan tatapan nyalang Nyonya Hernandez sedang tertuju pada Deborah saat ini.

"Maaf, Nyonya. Tadi Nona Muda menemui Deborah untuk meminta dibuatkan susu, tapi Deborah menolak dengan alasan sedang membuat kue. Akhirnya Nona Muda berniat membuat susu sendiri, kemudian tangannya terkena air panas." Mirae berkata begitu lugas seolah semua itu memang benar.

Tidak hanya Xavia, Deborah pun sangat terkejut mendengar penuturan Mirae. Wanita itu segera menggelengkan kepalanya saat Nyonya Hernandez menatapnya dengan marah.

Sementara Xavia buru-buru menahan ibunya agar tidak memarahi Deborah. Namun, kemarahan Nyonya Hernandez tetap menenggelamkan Deborah dalam rasa sakit yang mendalam karena hinaan yang ia lontarkan.

MENANTU MISKIN PRESDIR (return)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang