Xavia berjalan santai setelah tiba di pedesaan dan jauh dari villa. Sambil mengatur napasnya yang terengah-engah ia menghampiri keran air yang berada di samping sebuah rumah.
Diputar keran air itu. Bibirnya tersenyum senang melihat air bersih yang mengalir deras. Xavia bergegas mencondongkan tubuhnya. Dengan menggunakan telapak tangan ia menyesap air itu guna melepaskan dahaga.
Dihela napas lega olehnya. Xavia kembali melanjutkan langkah mengitari rumah-rumah minimalis yang berjajar di sekitar.
Syukurlah. Akhirnya ia tiba di tempat yang aman. Banyak orang yang berlalu lalang di jalan berbatu itu.
Bibirnya mengulas senyum melihat anak-anak yang sedang bermain kejar-kejaran. Dirinya pun sudah tak sabar ingin segera tiba di mansion lalu bertemu dengan anak-anaknya. Dengan bersemangat, Xavia mempercepat langkahnya.
Setibanya di tepi jalan besar, ia segera menyetop taksi."Pak, tolong antar aku ke Palmer City Residence, mansion nomor 2806," pinta Xavia pada sopir setelah duduk di dalam mobil taksi tersebut.
"Baik, Nona."
Sopir itu mengangguk dan segera melajukan mobil menuju alamat yang disebutkan oleh Xavia.
Perjalanan memakan waktu sekitar dua jam. Beruntung jalan di pusat kota sedang tidak macet. Xavia mengibarkan senyum bahagia sepanjang perjalanan menuju mansion Sean.
Ia benar-benar tak sabar ingin bertemu anak-anaknya. Juga Bibi Deborah dan Angela.
~•~
Malam itu pukul delapan.
Deborah dan Angela terlihat sedang menggendong Emily dan Jose di sekitar teras mansion.Dua bayi itu terus menangis dan sulit untuk dibujuk. Deborah mulai panik. Bayi-bayi itu menangis sampai wajahnya memucat.
Seisi mansion tidak ada yang mengetahui jika saat ini Leah sedang disekap oleh Janied.
Hingga saat sebuah mobil taksi menepi di depan pintu gerbang mansion, para pengawal dibuat tercengang melihat Xavia pulang dengan penampilannya yang tampak lusuh dan berantakkan.
Meski begitu, mereka tetap membukakan pintu gerbang dan membayar taksi yang mengantar Xavia pulang.
Wanita itu berjalan cepat memasuki pelataran area mansion. Xavia tersenyum senang melihat Deborah dan Angela sedang berada di teras. Bahkan bayi-bayinya juga.
"Xavia, kamu dari mana saja?! Bayi-bayi ini terus menangis sepanjang hari."
Deborah menatap heran pada penampilan Xavia. Dari mana wanita itu? Ia terlihat seperti tidak mandi beberapa hari. Lusuh dan berantakkan. Juga pakaian yang dikenakan. Pakaian itu sama sekali bukan style Xavia.
"Bibi Deborah ..."
Xavia tak sanggup melanjutkan ucapannya. Diraih Emily dari tangan Deborah. Ia memeluknya di dada sambil menangis.
Deborah dan Angela dibuat heran melihatnya. Mereka saling pandang bingung. Anehnya lagi, bayi-bayi itu langsung berhenti menangis setelah Xavia datang. Apalagi Emily yang tampak sangat senang digendong oleh ibunya.
"Xavia, ada apa?" Deborah mendekat lalu menyentuh bahu wanita di depannya.
"Bibi, aku disekap selama dua bulan ini. Mereka menculikku di rumah sakit saat Bibi meninggalkanku di kamar bayi," lirih Xavia lalu menciumi wajah Emily dan Jose sambil bercucuran air mata. Ia sangat bersyukur bisa kembali lagi pada keluarganya.
"Apa? Kamu diculik?!" Deborah dan Angela sangat terkejut mendengar penuturan Xavia.
Jadi, wanita yang selama ini berkeliaran di mansion bukan Xavia, tapi orang lain?
KAMU SEDANG MEMBACA
MENANTU MISKIN PRESDIR (return)
RomanceSean Palmer, putra sepasang pelayan di keluarga Hernandez, konglomerat kaya raya di kota San Mitero. Diam-diam Sean menyimpan perasaan cinta pada putri majikannya, Xavia Price Hernandez. Namun, ia harus mengubur cintanya karena status mereka yang ja...