Xavia sedang menyusui kedua bayinya. Pipi bulat bayi-bayi itu kembang kempis begitu lahap menyusu. ASI ibunya sangat banyak dan cukup untuk mengenyangkan perut kecil mereka.
Bibir Xavia tersenyum sambil memangku kedua bayi mungil itu. Bayi-bayi itu seperti anak-anak domba yang begitu lucu dan naif.
Sean tersenyum senang melihat bayi-bayinya tampak sehat dan kondisi istrinya pun sudah mulai pulih.
Jose Damian Palmer, nama bayi laki-lakinya. Sean dan Xavia sepakat untuk menyelipkan nama Tuan Hernandez di dalam nama anaknya.
Sementara bayi perempuannya diberi nama Emily Aurora Palmer. Nama yang paling disukai oleh Xavia dan Deborah.
Jose memiliki tubuh yang lebih gemuk dari Emily, rambutnya hitam tebal dan memiliki bola mata kebiruan seperti Sean.
Sementara Emily memiliki rambut kecokelatan seperti rambut Nyonya Hernandez dan manik hijau hazel seperti Xavia. Warna kulitnya lebih terang dari kakaknya. Namun berat badannya lebih rendah dari Jose. Dokter Thalia mengatakan jika fisik Emily lebih lemah dari saudaranya, Jose.
Baik Sean mau pun Xavia, mereka sangat bersyukur karena kedua bayinya terlihat sehat sekarang. Meski sempat terjadi insiden yang membuat mereka panik karena Emily dikatakan telah meninggal.
Xavia tersenyum saat Emily melepaskan pucuk payudaranya. Manik hijau bayi mungil nan cantik itu terangkat ke wajahnya. Senyuman Emily mengingatkan Xavia pada ibunya. Senyuman yang teramat manis dengan pipi kemerahan yang menggemaskan.
"Ya ampun! Mengapa Jose belum juga berhenti menyusu?" Deborah segera menghampiri xavia lantas meraih Emily darinya.
"Oh bayi pintar. Kamu sudah mengejutkan kami semua, Sweetie. Nenek sudah tua tapi kamu membuat jantung Nenek hampir copot!" lanjutnya sambil menggendong Emily di dada.
Sean dan Xavia tersenyum melihat deborah menimang Emily, menciumnya dan memeluknya penuh cinta. Andaikan ayah dan ibunya masih ada, pasti mereka pun akan sama bahagianya dengan Deborah. Xavia menitikan air mata terigat pada orang tuanya yang telah tiada.
Sean hanya tersenyum pahit pada Xavia. Sepertinya ia tahu jika istrinya sedang teringat pada orang tuanya. Kepalanya menggeleng saat Xavia menoleh padanya. Sean tak ingin Xavia bersedih. Wanita itu tersenyum sambil mengangguk.
"Astaga, kamu menguras semua ASI ibumu? Dasar anak nakal! Kemarilah, Daddy akan menghukummu." Sean meraih Jose yang baru saja melepaskan puting Xavia. Digendong dan ditimang bayi laki-laki itu olehnya.
Semua orang tertawa melihat jose menagis. Sepertinya bayi itu tahu jika ayahnya sedang memarahinya. Kemudian Nigel meraih Jose dari Sean.
Sang kakek menimang cucunya sampai Jose kembali tenang. Daniel dan Angela pun turut ingin menggendong bayi-bayi mungil itu. Namun Deborah tidak memberi kesempatan pada mereka.
"Menikah lah jika ingin memiliki bayi-bayi lucu sepeti ini."
Deborah berkata dengan nada agak ketus pada Daniel yang sedang menggendong Jose dan Angela yang sedang menggendong Emily. Terpaksa ia memberi kesempatan pada dua orang itu karena Sean dan Xavia yang mengizinkan.
"Ya, tentu saja! Kami pun akan segera menikah dan memiliki bayi tampan dan cantik seperti ini," timpal Daniel. Ia tersenyum sambil memandangi bayi laki-laki di tangannya. Jose memiliki aura yang sangat berkharisma. Ia yakin jika sudah dewasa Jose menjadi incaran para gadis.
Angela tersenyum sipu mendengar ucapan Daniel. Melihat bayi perempuan Xavia yang teramat cantik, dirinya pun turut ingin segera menikah dan melahirkan bayi cantik seperti ini. Dipeluk tubuh mungil Emily di dadannya sambil tersenyum penuh arti.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENANTU MISKIN PRESDIR (return)
RomanceSean Palmer, putra sepasang pelayan di keluarga Hernandez, konglomerat kaya raya di kota San Mitero. Diam-diam Sean menyimpan perasaan cinta pada putri majikannya, Xavia Price Hernandez. Namun, ia harus mengubur cintanya karena status mereka yang ja...