Josh semakin menambah kecepatan motornya. Sial! Kenapa para bodyguard itu tak juga kehilangan jejaknya? Bahkan mereka terus mengejar sambil menembak.
Sampai tiba di tepi hutan menuju sungai yang akan membawa mereka melintasi Salvador Timur, Josh segera membanting kemudi motornya memasuki jalan setapak di hutan.
Dia berharap kali ini para bodyguard itu tidak menemukan jejaknya karena gelap dan jalan yang curam.
"Shit!"
Sean mendengus kesal melihat mobil-mobil para bodyguard menepi. Sepertinya mereka sudah kehilangan jejak para bajingan itu.
"Presdir, mereka memasuki hutan. Tidak mungkin kita bisa mengejar mereka dengan mobil. Namun, saya tahu ke mana mereka akan pergi. Bagaimana jika kita menghadang mereka di tepi sungai?" Jack menghampiri Sean dan bicara pada bosnya dari tepi jendela mobil.
"Lakukan apa saja. Aku ingin mendapatkan mereka hidup-hidup!" ucap Sean. Pria itu mengibaskan tangan setelah Jack mengangguk setuju.
Mobil-mobil itu pun kembali dilajukan mengikuti jalan di sekitar hutan dan tebing-tebing yang menjulang. Laut hitam membentang sepanjang perjalanan mereka menuju sungai yang sedang dituju oleh Josh dan Leah saat ini.
"Sepertinya mereka sudah menyerah, Josh! Kita berhasil lolos!" Leah memekik senang setelah menoleh ke belakang. Tak ada satu mobil pun yang dilihatnya.
Josh hanya tersenyum mendengarnya. Tentu saja para bodyguard itu tak bisa mengejar mereka. Jalan ini sangat terjal dan sempit. Mobil-mobil mewah itu tidak akan mungkin bisa melewatinya.
"Setibanya di sungai kita akan segera menyeberang ke Salvador Timur, lalu kabur ke San Milates dengan kapal. Bukankah itu tidak sulit?" tukas Josh dengan menoleh satu kali ke arah Leah yang duduk di belakangnya.
"Itu keren, Josh!"
Leah tertawa puas mendengarnya, dan si pengemudi motor segera menambah kecepatan. Mereka harus tiba di sungai sebelum pagi.
Sejauh ini Josh dan Leah yakin jika mereka sudah berhasil kabur dan lolos dari pengejaran. Namun, saat mereka keluar dari hutan dan tiba di tapi sungai, mereka dikejutkan dengan puluhan bodyguard yang sudah menodongkan pistol menyambutnya.
Josh dan Leah membulatkan sepasang matanya. Motor segera dihentikan.
"Bagus sekali aksi kalian tadi! Sekarang semuanya sudah berakhir, menyerah lah!" Sean bertepuk tangan sambil tersenyum miring menyambut kedatangan Josh dan Leah.
Dua orang itu mengedarkan pandangan ke sekitar. Ada tiga puluh bodyguard yang mengelilingi sambil menodongkan pistol. Mereka sudah dikepung dan tak bisa menghindar lagi.
Perlahan Josh dan Leah turun dari motor sambil berpikir bagaimana caranya untuk kabur. Sean menyeringai melihat dua orang itu sudah tak berkutik lagi.
Duar!
"Aarkh!"
"Josh!"
Leah menjerit melihat Josh jatuh setelah Jack menembak tulang kering di bagian kirinya.
Darah segar mengucur membasahi celana denim warna biru yang dikenakan oleh pria itu. Leah buru-buru membantu Josh berdiri. Matanya terangkat pada Sean yang sedang tersenyum miring padanya.
"Menyerah lah, Leah! Wajahmu membuatku lemah, aku membencinya." Sean berkata pada wanita berpakaian serba hitam ketat di hadapannya. Lalu menoleh pada Jack untuk segera mengambil tindakan.
Leah yang merasa sudah terangcam segera meraih pistol dari pinggangnya. Menodongkan senjata itu ke hadapan semua orang yang mendekat untuk menyergapnya dan juga Josh. Sean hanya tersenyum tipis melihat aksi wanita itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENANTU MISKIN PRESDIR (return)
RomanceSean Palmer, putra sepasang pelayan di keluarga Hernandez, konglomerat kaya raya di kota San Mitero. Diam-diam Sean menyimpan perasaan cinta pada putri majikannya, Xavia Price Hernandez. Namun, ia harus mengubur cintanya karena status mereka yang ja...