Pagi itu sangat dingin karena sudah berada di penghujung musim panas di Salvador. Musim semi akan segera tiba. Namun, di Salvador bagian timur musim semi atau musim panas tak ada bedanya, karena yang terlihat di sana hanyalah ladang-ladang tandus dan bukit berbatu.
Tidak seperti di Salvador bagian barat. Bunga tulip dan lavender akan bermekaran di tepi bukit yang menghijau saat musim semi tiba. Sementara saat ini Xavia berada di Salvador bagian timur. Hanya hawa dingin menusuk tulang yang ia rasakan pagi ini.
Mantel hitam yang membalut tubuhnya cukup tebal dan mampu membuatnya merasa lebih hangat. Sambil berjalan menuju tempat ia bekerja, Xavia memeluk tubuhnya sendiri.
Jalan berdebu dan asap kendaraan sudah bukan hal yang bisa membuatnya terbatuk-batuk lagi.
Tiga tahun tinggal di sana, ia sudah terbiasa.Setibanya di sebuah pabrik garmen kecil tempat ia bekerja. Pabrik itu berada di balik bukit besar. Jauh dari jalan raya dan udaranya sangat panas di siang hari, karena tak banyak pohon yang tumbuh di sana.
Jika berdiri di belakang pabrik itu, maka yang terlihat hanya hamparan padang rumput yang tandus, dan domba-domba ternak yang sedang mencari rumput segar.
"Selamat pagi, Xavia! Bagaimana kondisi ibumu?" sapa seorang gadis bernama Angela.
Ia satu bagian dengan Xavia di pabrik. Sudah sepuluh hari Xavia tidak masuk bekerja. Gadis berambut pirang, bertubuh kecil itu langsung menyambutnya.
"Pagi, Angela! Ibuku sudah lebih baik," jawab Xavia disertai senyuman manis.
Angela tersenyum senang. "Syukurlah."
Kemudian seorang wanita berseragam datang menghampiri mereka. Ia adalah Narnia, kepala bagian di mana Xavia dan Angela bekerja. Dua gadis itu tersenyum hangat menyambut Narnia.
"Pagi, Kepala Bagian," sapa Angela.
Sementara Xavia hanya menimpali dengan tersenyum."Pagi." Narnia menyambut, lalu ia menatap pada Xavia. "Kamu baru kembali, Xavia? Maaf sekali, tempatmu bekerja sudah diisi oleh karyawan baru. Aku sangat menyesal. Pak Manager yang memintaku untuk menggantikanmu dengan karyawan baru, karena kamu terlalu lama tidak masuk bekerja," ucapnya.
Xavia sangat terkejut mendengarnya. "Maksud Anda?" tanyanya dengan perasaan heran dan cemas.
Narnia menarik napas barang sejenak, lalu kedua tangannya memegang bahu Xavia. Ia menatapnya dalam-dalam. "Xavia, kamu tidak bisa bekerja lagi di sini. Maafkan aku," ucapnya dengan wajah menyesal.
Xavia menganga mendengar ucapan Narnia. Apa? Ia dipecat? Matanya terpejam menahan sesak di dada.
Harus ke mana lagi ia mencari pekerjaan. Sementara ibunya masih membutuhkan perawatan dan cuci darah setiap satu pekan. Kepalanya tiba-tiba pusing.
"Kepala Bagian, apakah tidak ada toleransi untukku? Aku sangat membutuhkan pekerjaan ini," ucapnya dengan wajah memelas dan memohon pada Narnia.
Wanita seumuran ibunya itu menggeleng. "Tidak ada, Xavia. Maafkan aku. Ini sudah keputusan dari Pak Manager, aku tak bisa membantahnya. Meski aku pun ingin sekali mempertahankan dirimu," sesal Narnia.
Xavia melepaskan genggaman tangannya dari lengan Narnia. Ia tampak putus asa.
Angela turut bersedih melihatnya. Padahal Xavia adalah pekerja yang rajin dan sangat cekatan. Harusnya pihak perusahaan masih memberinya kesempatan.
"Xavia, jika kamu tidak lagi bekerja di pabrik itu maka aku pun akan berhenti dari sana," ucap Angela pada Xavia saat keduanya berdiri di tepi jalan di sekitar bukit tandus sore itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENANTU MISKIN PRESDIR (return)
RomanceSean Palmer, putra sepasang pelayan di keluarga Hernandez, konglomerat kaya raya di kota San Mitero. Diam-diam Sean menyimpan perasaan cinta pada putri majikannya, Xavia Price Hernandez. Namun, ia harus mengubur cintanya karena status mereka yang ja...