Chapter 106 - Kado Ulang Tahun

82 4 0
                                    

Hari mulai petang saat team dekorasi pesta mendatangi mansion Sean. Deborah yang memanggil mereka untuk membuat dekorasi pesta di rumahnya. Hari ini tanggal dua puluh Februari, merupakan hari jadi Sean yang ke dua puluh tujuh tahun.

Deborah Ingin mengadakan pesta dirumahnya. Sementara Sean belum mengetahui hal ini. Sang ibu sengaja ingin memberinya kejutan.

Xavia dan Angela baru saja tiba di pelataran mansion. Mereka saling pandang saat keluar dari mobil.
Ada dekorasi pesta di taman samping rumah dan di sekitar pelataran.
Xavia mengernyitkan dahi tampak heran. Kemudian ia menoleh pada layar ponselnya.

Tanggal dua puluh delapan Febuari? Matanya membulat penuh.
Hei, bukankah itu tanggal lahir Sean?
Ya Tuhan ... Bagaimana mungkin ia melupakannya?

Sepasang tungkai jenjang dipasangi heels warna putih itu terayun cepat menuju Deborah yang sedang berada di sekitar ruang tamu. Wanita itu sedang mengawasi para pelayan dan team dekorasi yang sedang menata ruang tamu untuk area pesta malam ini.

"Xavia, dari mana saja dirimu?
Apa kamu lupa jika hari ini Sean berulang tahun? Astaga ... istri macam apa kamu ini?" Deborah menyambut Xavia dengan wajah dingin dan nada bicara yang sinis.

Gadis itu sudah menghilang sejak siang tadi. Entah ke mana perginya Xavia. Bahkan di mansion ini semua orang sedang sibuk menyiapkan pesta untuk suaminya.

"Maaf, Bibi. Tadi aku dari ..."
Xavia tidak melanjutkan ucapannya.
Deborah menatapnya dengan alis yang hampir menyatu.

Gadis itu kebingungan mencari alasan. Sebenarnya ia baru saja dari rumah sakit. Xavia mengunjungi dokter kandungan untuk memeriksa kondisinya.

Ternyata benar dugaannya, saat ini ia sedang mengandung. Tentu saja Xavia sangat senang. Namun, ia ingin Sean adalah orang pertama yang mendengar kabar ini.

"Hm, aku baru saja dari mall. Aku sudah memesan sebuah arloji untuk kado ulang tahun Sean. Aku baru saja mengambilnya." Akhirnya ia menemukan alasan juga. Xavia sangat lega melihat Deborah tersenyum padanya.

"Astaga ... Aku sudah salah sangka padamu. Sebaiknya kamu beristirahat sekarang. Buatlah Sean senang malam ini dengan wajahmu yang cerah," ucap Deborah sambil mengusap pipi licin Xavia. Bibirnya mengulas senyum saat gadis itu mengangguk.

Xavia segera berjalan melewati Deborah dan para pelayan. Gadis itu tersenyum penuh kebahagiaan. Akhirnya ia akan menjadi seorang ibu. Xavia sudah tidak sabar ingin memberitahu kabar baik ini pada Sean.

Setibanya di dalam kamar, Xavia duduk pada sofa panjang di teras balkon. Ia mengetik banyak pesan untuk Sean. Namun, kenapa pria itu belum membaca pesannya?
Bahkan nomor ponselnya tak bisa dihubungi. Apakah Sean sangat sibuk?

Dipandanginya matahari yang hampir terbenam dari tepi garis jendela kamar. Seharian ini dirinya tidak melihat Sean.

Ia sangat merindukan suaminya. Bahkan dari semalam mereka tidak bertukar kabar. Xavia merasa khawatir. Ada apa dengan Sean? Kenapa tiba-tiba hatinya merasa gelisah begini?

Malamnya Xavia sudah berdandan cantik untuk menyambut Sean dan memberinya kabar baik tentang kehamilannya. Bibirnya mengulas senyum sambil memandangi penampilannya di depan standing mirror.

Gaun pesta panjang semata kaki warna merah dengan bahu terbuka sudah membalut tubuhnya yang proporsional bak seorang model.

Bahkan para model pun bisa saja merasa minder saat dijajarkan dengan Xavia. Nona Muda Hernandez memiliki aura dan kharismanya tersendiri.

Kotak warna merah dengan hiasan pita besar digenggam oleh kedua tangannya. Ia berjalan anggun menuju wilayah pesta.

Dalam kotak itu terdapat laporan medis dan sebuah Test Pack yang menunjukkan jika dirinya sedang mengandung saat ini. Xavia ingin memberikan kotak itu sebagai kado ulang tahun untuk Sean.

MENANTU MISKIN PRESDIR (return)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang