Bulan sabit sudah menggantung di langit malam saat sean memasuki pintu gerbang rumah Tuan Hernandez. Rupanya ia baru tiba setelah mengantar bingkisan ke apartemen Janied.
Pikirannya masih tidak luput atas perbuatan Janied dan Molly di sana. Diusapnya kasar wajah cemasnya itu. Lupakan dan jangan ikut campur, Sean! Dia menasehati diri sendiri.
Setibanya di pelataran rumah besar itu, sepasang matanya melihat mobil yang terparkir di pelataran. Itu bukan mobil Tuan Hernandez.
Entah mobil siapa, karena semua mobil di rumah itu sudah dihafalnya dengan baik. Meski ada puluhan mobil, tapi dirinya yakin itu bukan mobil Tuan Hernandez.
Rasa herannya pun semakin jadi saat melihat Tuan Hernandez sedang berbincang dengan seorang pria. Siapa pria berpakaian formal itu? Apakah rekan bisnisnya?
Masih berdiri Sean di tepi teras, tiba-tiba Tuan Hernandez menoleh padanya.
Pemuda itu sedikit membungkuk sambil tersenyum hangat.
Tuan Hernandez membalas senyum, lantas memanggilnya untuk mendekat."Sean, kemari lah!"
Perintah Tuan Hernandez adalah berkah baginya, dengan senang Sean segera menghampiri dua pria berpakaian formal di sana.
Tuan Hernandez memperkenalkan Sean pada pria yang sedang duduk di hadapannya.
Tuan Caldwell, pria itu mengulurkan tangan pada Sean.
Jadi, pria ini adalah ayah Janied?
Sean memperhatikan diam-diam.Sangat jauh berbeda dengan putranya, Tuan Caldwell terkesan berwibawa dan terhormat. Bahkan pria itu bertanya beberapa hal padanya.
Salah satunya di mana dirinya kuliah. Tuan Hernandez yang menjawab pertanyaan itu. Ia mengatakan jika Sean adalah mahasiswa semester akhir di universitas miliknya.
Tuan Hernandez juga mengatakan jika Sean adalah anak yang cerdas. Dia yakin pemuda itu akan lulus dengan nilai yang bagus. Tuan Caldwell tersenyum kagum pada Sean.
Perbincangan pun mengarah pada topik lain, yaitu tentang maksud kedatangan Tuan Caldwell ke rumah Tuan Hernandez. Rupanya ia ingin meminang Xavia untuk putranya, Janied.
Apa?
Meminang Xavia?
Sean yang masih berdiri di sana mendengar semua itu. Entah kenapa tiba-tiba suasana hatinya menjadi galau.
Meminang?
Itu artinya Xavia dan Janied akan menikah?
Sean memalingkan muka dengan rasa kecewa tanpa alasan yang tiba-tiba muncul.
"Baiklah, aku harus pulang sekarang. Pekan depan aku akan datang lagi bersama putraku. Siapkanlah pesta pertunangan yang meriah untuk Xavia dan Janied. Aku berharap sekali bisa mengambil putrimu sebagai menantuku," tukas Tuan Caldwell seraya bangkit dari sofa nyaman yang ia duduki.
Berbesan dengan pebisnis kelas kakap macam Tuan Hernandez adalah mimpi semua orang.
Dia sangat senang ketika mengetahui hubungan Janied dan Xavia. Tak ingin menunggu lagi, ia segera melamar Xavia untuk putranya.
"Aku pun sangat senang bisa menjalin hubungan kerabat denganmu," sambut Tuan Hernandez. Dia dan Tuan Caldwell saling merangkul disertai tawa senang.
Sean hanya terdiam dalam rasa yang bergejolak. Astaga, kenapa tiba-tiba hatinya merasa sangat kehilangan Xavia.
Sedih dan ingin menangis saja rasanya. Namun, dirinya hanya tersenyum tipis saat Tuan Hernandez menoleh padanya.
Tuan Hernandez dan Sean mengantar Tuan Caldwell menuju mobilnya. Mereka melambaikan tangan saat mobil mewah itu melaju meninggalkan pelataran.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENANTU MISKIN PRESDIR (return)
RomanceSean Palmer, putra sepasang pelayan di keluarga Hernandez, konglomerat kaya raya di kota San Mitero. Diam-diam Sean menyimpan perasaan cinta pada putri majikannya, Xavia Price Hernandez. Namun, ia harus mengubur cintanya karena status mereka yang ja...