Sean sedang berjalan menuju teras belakang. Hatinya masih dipenuhi rasa kesal karena tuduhan dan perlakuan kasar Nyonya Hernandez pada ibunya.
Dia yakin jika ibunya tidak mencuri, tapi bagaimana cara membuktikannya?
Dia harus menangkap pencuri yang sebenarnya. Ya, hanya itu satu-satunya cara untuk membuktikan jika ibunya tidak bersalah.
Langkah panjang itu menuju kandang Bobby. Sean dengar dari Tuan Hernandez jika Bobby sedang tidak sehat. Bahkan, tadi siang mereka memanggil dokter hewan untuk memeriksa kondisi Bobby.
Sebenarnya apa yang terjadi pada anjing kuat itu. Bobby sangat jarang sakit karena rutin mengkonsumsi vitamin dan makan dengan teratur. Entahlah. Ia mempercepat langkahnya ingin segera tiba di kandang Bobby.
"Cincin yang sangat cantik! Oh, begitu cantik di jariku! Astaga ... ini benar-benar cantik!"
Terdengar suara seseorang dari samping rumah saat Sean melintas. Pemuda itu pun menghentikan langkahnya. Cincin? Dia sedikit terkejut mendengar suara wanita itu.
Lehernya memutar menoleh ke arah samping rumah. Terlihat olehnya Mirae sedang berdiri sambil memandangi jari manisnya yang dipasangi sebuah cincin bermata biru.
Sean yang menaruh rasa curiga pada pelayan itu segera mengendap untuk mengintai Mirae. Wanita berseragam pelayan itu bersenandung tampak begitu senang sambil memandangi cincin di jari manisnya.
Sean berpikir sejenak. Apa Mirae yang sudah mencuri cincin Nyonya Hernandez? Ah, tapi dia tak bisa langsung menuduh wanita itu sebelum menemukan bukti yang jelas. Akhirnya ia putuskan untuk mengintai saja.
"Oh, kasihan sekali Deborah. Pasti dia akan dijebloskan ke penjara karena diduga sudah mencuri cincin ini. Biarkan saja. Aku senang jika wanita busuk itu tidak lagi berada di rumah ini. Sementara Nyonya Hernandez tidak akan menduga jika akulah yang sudah mencuri cincin ini. Haha!"
Sean mengepalkan buku-buku jemarinya mendengar semua ucapan Mirae. Wanita jahat itu bahkan tertawa begitu senangnya setelah membuat ibunya dituduh mencuri dan diperlakukan buruk oleh Nyonya Hernandez.
Tidak, dia tak bisa diam saja!
Dia sudah mendengar semuanya. Mirae yang sudah mencuri cincin itu. Wanita itu harus mengakui perbuatannya!Dengan langkah cepat penuh emosi, Sean segera menghampiri Mirae yang sedang berdiri sambil bersenandung di samping rumah.
"Rupanya kamu yang sudah mencuri cincin itu? Gara-gara dirimu ibuku yang harus menanggung semuanya! Sekarang ayo ikut dan akui semua perbuatanmu itu pada Presdir dan Nyonya Hernandez!"
Mirae sangat terkejut melihat Sean muncul tiba-tiba. Ia menyapu pandangan ke sekitar. Oh, shit! Bagaimana ini? Sepertinya pemuda itu sudah mendengar semua yang baru saja dia katakan.
Bodoh! Kenapa ia berkata begitu lantang sampai Sean mendengarnya. Mirae mundur saat Sean mendekat.
"Lepaskan! Aku tidak mau!" Dia berusaha berontak saat tangan Sean mencekal lengannya.
"Dasar pencuri! Kamu sudah membuat ibuku menderita karena perbuatanmu itu! Ayo ikut!" Sean tidak perduli saat Mirae meronta-ronta. Dia segera menyeret wanita berseragam pelayan itu menuju kamar Nyonya Hernandez.
Terhuyung-huyung Mirae mengimbangi langkah panjang pemuda berkemeja hitam yang menyeretnya.
"Lepaskan aku! Brengsek kamu, Sean!"
Persetan dengan ocehan Mirae yang terus mengumpatnya sepanjang perjalanan menuju kamar Nyonya Hernandez yang letaknya cukup jauh dari teras belakang.
Setibanya di depan pintu kamar Nyonya Hernandez, dia semakin mempercepat langkahnya. Pintu kamar tidak tertutup memudahkan Sean untuk masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENANTU MISKIN PRESDIR (return)
عاطفيةSean Palmer, putra sepasang pelayan di keluarga Hernandez, konglomerat kaya raya di kota San Mitero. Diam-diam Sean menyimpan perasaan cinta pada putri majikannya, Xavia Price Hernandez. Namun, ia harus mengubur cintanya karena status mereka yang ja...