Hari mulai siang. Emily merintih karena perutnya sakit. Xavia yang panik segera mengusap-usap perut kecil putrinya. Emily pasti kelaparan, makanya perutnya sakit.
Xavia menoleh ke arah pintu. Ya Tuhan ... Di mana Leah? Kenapa dia belum pulang juga? Bagaimana ini? Pandangannya kembali pada Emily yang sedang meringis sembari meremas-remas bagian depan kaus putihnya.
"Mom, perutku sakit ..."
"Bersabarlah, Sweetie. Mommy akan mencari sesuatu untukmu, ya?"
Xavia bergegas bangkit. Wanita itu berjalan cepat menuju pintu. Dia tak bisa mbiarkan putrinya kelaparan seperti ini. Mungkin dia bisa mencari makanan di dapur untuk Emily.
Xavia hampir tiba di depan pintu keluar kamar. Tangannya sudah terangkat ingin menyambar hadle keemasan di depannya.
Hampir saja tangan putih itu sampai. Namun tiba-tiba saja pintu terdorong dari arah luar. Xavia dibuat terkejut. Wanita itu segera mundur satu langkah. Matanya menatap penuh selidik pada pria yang kini berdiri di hadapannya.
"Apa yang kamu lihat? Kenapa berdiri di depan pintu? Apa kamu sedang berusaha kabur?"
Josh melontarkan banyak pertanyaan pada Xavia. Matanya menyipit pada wanita cantik dengan balutan dress selutut motif bunga lily itu.
Xavia menelan ludah kasar. Dia sedang berusaha menetralkan rasa terkejutnya. Matanya turun pada tangan Josh. Pria itu membawa sebungkus makanan siap saji.
Dihela napas lega olehnya. Xavia tak mengatakan apa pun, dia bergegas menyambar bungkusan makanan itu dari tangan Josh.
"Putriku sedang kelaparan," ucapnya lantas bergegas membawa apa yang didapatnya menuju pada Emily.
Josh hanya tersenyum miring memandangi pinggul kecil Xavia yang berjalan melenggak-lenggok di depannya. Gila! Sudah punya dua anak tapi wanita itu masih saja kelihatan seksi, pikirnya dengan mata yang enggan berkedip.
"Mau apa kamu? Cepat pergi dari sini! Dan, di mana Jose? Kapan Leah akan kembali?!" Xavia dibuat terkejut saat Josh tiba-tiba mendekat padanya.
Dia bergerak mundur dan langsung mendekap Emily dengan tatapan siaga.Josh menyeringai tipis. Wajah galak Xavia membuatnya gemas. Meski wajah itu sangat mirip dengan Leah. Namun, tak bisa dirinya pungkiri jika Xavia jauh lebih menarik daripada Leah dengan aura kejam yang mendominan.
"Leah hanya mengajak putramu jalan-jalan. Bukankah kamu sendiri yang mengatakan jika putramu adalah keponakannya?" jawab Josh. Matanya turun pada arloji di pergelangan kiri."Kurasa, sebentar lagi mereka akan kembali," ucapnya kemudian bangkit.
Tatapan Josh membuat Xavia curiga dan ketakutan. Dia segera memalingkan wajah ke lain arah.
Josh hanya tersenyum tipis, lantas bergegas meninggalkan kamar itu. Xavia dibuatnya ketakutan. Apakah dia kelihatan seram? Josh segera bercermin setibanya di kamar.
Xavia menyuapi Emily makan bersamanya. Bibirnya mengulas senyum pahit melihat putri kecilnya makan dengan lahap.
Ekor matanya melirik ke arah jendela. Sinar jingga sang mentari mulai condong ke barat. Sepertinya hari mulai petang, tapi kenapa Leah belum juga kembali?
Jantung Xavia berdegup kencang. Apa yang sebenarnya Leah lakukan pada Jose?
Apakah jangan-jangan wanita jahat itu akan membunuh putranya di tempat terpencil ini?
Xavia hampir tak bisa menelan makanan di mulutnya. Tubuhnya tiba-tiba gemetar ketakutan.
Setelah makan dan menidurkan Emily, dia menjadi gelisah. Beberapa kali Xavia menoleh ke arah jendela dan ke pintu. Kapan Jose akan kembali? Hatinya benar-benar tak bisa tenang sebelum melihat putranya kembali dengan selamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENANTU MISKIN PRESDIR (return)
RomansaSean Palmer, putra sepasang pelayan di keluarga Hernandez, konglomerat kaya raya di kota San Mitero. Diam-diam Sean menyimpan perasaan cinta pada putri majikannya, Xavia Price Hernandez. Namun, ia harus mengubur cintanya karena status mereka yang ja...