Pukul delapan malam di Hotel Dakota. Terlihat lautan manusia di ballroom hotel yang luas. Ratusan tamu memenuhi ballroom. Topeng unik menutupi sebagian wajah mereka.
Jack membuka satu tangannya mempersilakan Sean memasuki wilayah pesta yang padat itu. Seperti yang lainnya, mereka pun mengenakan topeng yang menutupi sebagian wajah.
Sean mulai duduk pada bangku VVIP. Seorang pelayan wanita datang dan bergegas menyajikan minuman untuknya.
Sementara para gadis berpakaian seksi berebut ingin duduk di pangkuan Sean yang teramat gagah dengan tuxedo hitamnya.
Ekor mata Sean menoleh pada Jack. Pria itu berdiri di sampingnya. Sementara para bodyguard lain menyebar ke beberapa sudut untuk berjaga-jaga. Sean memberi isyarat pada Jack untuk memeriksa gelas berisi anggur di mejanya.
"Obat perangsang, Presdir." Jack mencondongkan wajah ke telinga Sean setelah memeriksa gelas anggur bosnya.
Shit! Rupanya Leah sedang berusaha menjebaknya. Di mana wanita itu? Pandangan Sean berkelana mengabsen satu per satu para tamu wanita yang berhamburan di wilayah pesta.
Entah di mana Leah? Ia kesulitan menemukan wanita itu, karena semua orang mengenakan topeng.
"Apa kamu sedang mencariku, Presdir?"
Sean sangat terkejut saat seorang wanita berbisik di telinganya dari arah belakang. Suara itu sangat mirip dengan suara Xavia.
Ia memutar tubuhnya langsung. Seorang wanita bertopeng dengan gaun pesta yang terbuka di bagian depannya menyambut sambil tersenyum nakal.
"Leah."
"Ssttt ... Jangan menyebut namaku di sini. Aku mencintaimu, Sayang. Ayo peluk aku dan kita nikmati pesta ini." Leah segera meraih lengan Sean usai mencium kilas bibir pria itu. Leah menuntun Sean menuju lantai dansa.
"Aku senang melihatmu baik-baik saja," bisik Sean di sela dansa mereka. Bibirnya tersenyum manis memandangi wanita bertopeng dalam pelukan.
"Aku tahu kamu pasti selalu merindukan ku. Aku tak bisa mati tanpa dirimu, Sean. Aku hanya ingin mati karena cintamu."
Leah melabuhkan wajahnya ke dada bidang pria di hadapannya. Bibirnya tersenyum puas. Akhirnya Sean datang untuk dirinya. Ia sudah berhasil menghancurkan hidup Xavia.
"Ah, kamu membuatku tak tahan. Aku ingin menyelam dalam cinta dan gairah yang panas," bisik Sean di telinga Leah. Bibirnya menyeringai licik diam-diam.
"Astaga, kamu benar-benar membuatku hampir gila! Ayo kita lanjutkan segalanya di kamarmu." Leah yang terbuai sudah jatuh dalam perasaan yang mungkin akan menjerat dirinya sendiri.
"Baiklah, Sayang. Ayo kita nikmati malam ini."
Sean terlihat sangat bersemangat. Dibawanya Leah meninggalkan wilayah pesta. Ekor matanya melirik ke arah Jack untuk mulai melakukan rencana mereka.
Leah tak henti tertawa dan terus menempel pada Sean saat mereka berjalan menuju kamar VVIP di Hotel Dakota. Sementara Jack dan beberapa bodyguard mengikuti dari belakang sambil menjaga situasi.
"Ahh, Sean ... Kamu nakal sekali, Sayang!"
Leah sedikit terkejut saat Sean melemparnya ke tengah ranjang. Bibirnya tersenyum binal saat pria itu mendekat. Diraih topeng di wajahnya lalu di wajah Sean. Ia bergegas ingin mencium bibir pria itu.
"Hentikan, aku tak suka terburu-buru. Aku menyukai foreplay yang panjang," bisik Sean menepis keinginan Leah akan dirinya. Wajah wanita itu hampir membuatnya hilang kendali. Namun, wanita itu tetap bukan Xavia.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENANTU MISKIN PRESDIR (return)
RomanceSean Palmer, putra sepasang pelayan di keluarga Hernandez, konglomerat kaya raya di kota San Mitero. Diam-diam Sean menyimpan perasaan cinta pada putri majikannya, Xavia Price Hernandez. Namun, ia harus mengubur cintanya karena status mereka yang ja...