Chapter 143 - Dalam Sekapan

71 4 0
                                    

Xavia jatuh tersungkur setelah Josh melemparnya ke tengah ranjang setiba di villa. Wanita itu berangsur bangkit. Namun ia dibuat terkejut saat Josh menangkap kedua tangannya.

"Kamu berusaha kabur dariku? Aku akan memberimu hukuman sekarang!"

Plaak!

Plaak!

Xavia kembali terjerembab ke tengah ranjang setelah hantaman bertubi-tubi Josh mengenai kedua pipinya. Air matanya berjatuhan sambil berusaha bangkit. Josh tersenyum puas melihatnya tak berdaya. Lalu pria itu bergegas mengambil seutas tali.

Xavia hanya mengerang dalam kesakitan saat pria itu mengikat kedua tangannya di tengah ranjang. Tangannya diikat ke masing-masing tepi ranjang. Josh menarik seringai tipis di bibirnya melihat Xavia menatapnya dengan wajah ketakutan.

"Dengar, Nona Xavia Palmer. Saat ini kamu sedang berada di bawah kendaliku. Aku bisa saja melakukan apa pun pada tubuhmu ini. Apa kamu penasaran untuk mencobanya?" Josh tertawa puas melihat Xavia berteriak ketakutan saat jemarinya menyentuh kancing pakaian wanita itu.

"Lepaskan aku! Tidak! Jangan lakukan itu!" Xavia menjerit-jerit saat Josh merobek bagian depan pakaiannya.
Ia benar-benar ketakutan.

Josh menyeringai tipis melihat Xavia yang hanya bisa berteriak tanpa bisa melawan. Sebenarnya ia bisa saja melampiaskan hasratnya pada wanita itu. Namun, Josh tak ingin melakukannya. Ia hanya sedang menakut-nakuti Xavia saja.

"Jangan lakukan, kumohon ..."

Xavia menangis sejadinya setelah Josh berhasil merobek pakaiannya. Payudaranya yang besar-besar kini terpampang di hadapan pria buas itu.

"Jika tak ingin aku melakukannya maka menurutlah padaku. Diam dan jangan coba-coba kabur lagi. Mengerti?" Josh mencengkeram rahang Xavia seraya menatapnya tajam. Tatapan yang bahkan lebih buas daripada serigala yang sedang kelaparan.

Xavia hanya terdiam sambil menahan tangisnya. Josh melempaskan rahang wanita itu dengan kasar, kemudian bergegas pergi meninggalkan kamar. Xavia bernapas lega. Pria itu membuatnya hampir mati ketakutan.

Setibanya di ruang tamu, Josh mulai duduk santai ditemani sebotol anggur. Hatinya gelisah karena Leah tidak memberinya kabar. Ini sangat aneh.

'Kamu yang sudah dibodohi oleh Leah, Josh! Pacarmu itu sudah tergila-gila pada suamiku!'

PRANG!

Dilempar gelas kaca itu ke lantai oleh Josh. Hatinya terbakar api cemburu teringat ucapan Xavia padanya.

Kepalanya menggeleng lalu memalingkan wajah tampak pusing. Tidak mungkin Leah jatuh cinta pada Sean. Dan bila hal itu terjadi, maka ia akan menghabisi pria itu, juga Xavia.

Dipandangi pecahan kaca dari gelas yang dilemparnya tadi. Hancur berkeping-keping, seperti itulah dirinya akan menghancurkan hidup Sean jika pria itu sampai menyentuh pacarnya, Leah.

Sedang dilanda dilema, tiba-tiba saja ponsel pintar yang tergeletak pada meja di hadapannya berdering tanda panggilan masuk.

Josh yang mengira telepon itu dari Leah bergegas meraih ponselnya. Nomor asing? Matanya menyipit memandangi layar terang di hadapannya.

["Josh, ini aku Daniel, asisten Presdir Group Parmer's. Apa aku sudah mengejutkanmu?"]

Josh yang sedang menyesap pada gelas anggurnya hampir tersedak mendengar ucapan seorang pria lewat panggilan ponselnya.

Daniel?

Asisten Presdir Group Parmer's? Apakah Sean yang memintanya menelepon? Sial! Apakah Leah sudah ketahuan?

MENANTU MISKIN PRESDIR (return)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang