Chapter 40 - Jangan Nodai Istriku

183 8 1
                                    

"Mau apa kamu? Pergi dari sini!"

Xavia buru-buru bangkit dan hendak berlari menghindari Janied. Sayangnya pemuda itu berhasil mencekal lengannya. Xavia berusaha berontak saat Janied menggiringnya menuju ranjang di kamar itu.

Gadis itu tersungkur ke atas kasur. Ia buru-buru bangkit dan kembali berlari, tapi Janied berhasil mengejarnya lagi. Xavia memukul-mukul pemuda biadab itu di tengah ranjang.

"Diamlah, Xavia. Berkas perceraiannya sudah di tangan ibumu. Hanya tinggal menunggu tanda tangan Sean saja. Setelah itu kalian resmi bercerai. Sekarang ayo layani aku, Sayang." Janied mengunci pergerakan tangan Xavia di atas kasur. Bibirnya menyeringai penuh nafsu melihat gadis itu sudah tak berdaya.

"Cuih!"

Xavia menanggapi dengan marah. Ia meludahi wajah Janied.
"Lepaskan aku! Aku tak mau bercerai dengan Sean!" teriaknya sambil meronta-ronta sekuat tenaga.

Plaak!

Setelah mengusap wajahnya yang diludahi oleh Xavia. Janied segera menampar gadis itu dengan sekuat tenaga.

Xavia mengerang kesakitan. Sudut bibirnya berdarah akibat tamparan keras Janied. Pemuda itu menatapnya sudah seperti seekor serigala yang sedang melihat seonggok daging segar.

"Dasar gadis murahan! Kamu pikir aku akan melepaskanmu sekarang, hah?! Aku akan melampiaskan hasratku padamu malam ini, Xavia. Kamu dengar itu?!"

Plaak!

Plaak!

Lagi, Janied menampar pipi Xavia sampi berulang kali. Gadis itu meringis kesakitan. Hal itu membuat Janied semakin bergairah melihatnya.

Pria itu segera menanggalkan t-shirt hitam ketat yang ia kenakan. Punggungnya di condongkan ke tubuh Xavia. Ia mulai memaksa gadis itu melayani nafsu liarnya.

Xavia berusaha berontak dengan sisa tenaga yang dimilikinya. Ia tak sudi melakukan semua ini. Hanya Sean yang berhak mendapatkan dirinya.

Namun tamparan demi tamparan Janied lakukan dengan bebas. Xavia tergolek tak berdaya. Kapan Sean akan pulang?
Air matanya berjatuhan saat Janied merobek pakaiannya.

.........................................................

Tuan Caldwell dan Nyonya Hernandez bersulang di ruang tamu. Keduanya tampak sangat bahagia karena perceraian Xavia dan Sean.

Sementara Deborah sedang mondar-mandir di depan teras rumah. Ia baru saja menelepon Sean. Hatinya lega melihat mobil Rolls Royce Phantom hitam menepi di pelataran.

Tuan Hernandez dan Sean segera keluar dari mobil. Deborah buru-buru menghampiri mereka.

"Sean, cepat tolong Xavia! Tuan Muda Caldwell sedang menggangunya di kamar. Cepat Sean!" Deborah hampir menangis.

Sean sangat terkejut mendengarnya. Pria itu segera berlari melewati ruang tamu di mana Tuan Caldwell dan Nyonya Hernandez sedang berpesta.

Dua orang itu sangat terkejut melihat Sean melintas. Keduanya langsung saling pandang dan bangkit dari sofa. Saat itu juga Tuan Hernandez muncul. Sepasang mata Nyonya Hernandez membulat penuh. Ia segera mundur saat suaminya mendekat.

"Bajingan!"

Sean langsung menarik bahu Janied yang sedang berusaha memaksa Xavia di atas kasur. Diseret pemuda bejat itu dari atas ranjang. Ia segera menhajarnya habis-habisan.

"Sean ..."

Xavia segera bangkit. Ia sangat lega melihat suaminya datang tepat waktu.

"Kurang ajar! Beraninya kamu memasuki kamar Xavia!"

MENANTU MISKIN PRESDIR (return)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang