Suasana hening seketika. Pandangan Nicki kembali pada Xavia. Pemuda berambut pirang itu menaikan sudut bibirnya lantas berkata,
"Kamu sedang mabuk berat malam itu, Xavia. Janied memesan obat horny padaku, kemudian dia membawamu ke kamar hotel.
Setelah itu Sean datang. Tak lama kemudian aku melihatnya menggendong mu yang hanya berbalut selimut hotel. Setelah itu kamu tahu apa yang terjadi?
Mobil kalian berada lama di basement. Bahkan sampai empat jam! Entah apa yang si Brengsek ini lakukan padamu di dalam mobil. Kamu sedang tak sadarkan diri saat itu."Sean mengepalkan buku-buku tangannya mendengar semua ocehan Nicki. Ternyata pemuda itu sudah mengetahui segalanya. Dia hanya bisa mundur saat Xavia menatapnya dengan wajah penuh kemarahan.
"Jadi, malam itu aku benar-benar mabuk dan tidak sadarkan diri? Kemudian kamu melakukan sesuatu padaku di dalam mobil? Benar begitu, Sean? Katakan!"
Xavia menatap nyalang pada pemuda di hadapannya. Dia sangat terkejut mendengar semua ucapan Nicki.
Jika benar begitu, apakah Sean sudah menodainya malam itu?
Tidak, tidak, dia tak bisa terima semua ini!"Xavia, dengar. Aku tidak melakukan apa pun padamu. Percayalah," ucap Sean mencoba menenangkan Xavia yang sudah hampir menangis.
Bodoh! Kenapa dia tidak langsung pulang malam itu? Sekarang dia harus bagaimana? Xavia bahkan sudah terhasut oleh ucapan Nicki.
"Mustahil seorang pemuda diam saja saat ada gadis yang terus meracau minta dipuaskan. Xavia malam itu bukan hanya mabuk, tapi juga dalam kendali obat perangsang yang diberikan Janied. Omong kosong kamu tidak melakukan apa pun padanya." Nicki kembali berkoar. Bibirnya tersenyum remeh pada Xavia dan Sean.
Mendengar semua itu Xavia sangat hancur dibuatnya. Dia membungkam mulut sambil menggelengkan kepala tak percaya. Apakah mungkin ucapan Nicki itu benar? Atau pemuda itu hanya sedang membual saja. Entahlah. Dia benar-benar tak ingat apa pun malam itu.
"Xavia, itu tidak benar! Percayalah padaku!" Sean berusaha meyakinkan Xavia. Tangannya hendak meraih bahu gadis itu.
Namun, Xavia langsung menepisnya. Dia menatap dengan manik menggelap pada Sean.
Dan manik kebiruan Sean sedang menujukkan penyesalan yang dalam. Xavia bisa melihatnya. Ia segera mundur sambil menggeleng. Apa yang dikatakan oleh Nicki benar adanya. Dia sangat kecewa pada Sean.
"Xavia!"
Sean buru-buru menyusul saat tiba-tiba Xavia kabur sambil menangis.
Gadis itu masuk mobil dan segera pergi meninggalkan Sean yang berusaha mengejarnya. Sambil menangis, Xavia mengemudikan mobil sport miliknya menuju pulang.
Persetan dengan teriakan Sean.
Dia benar-benar kecewa pada pemuda itu dan juga Janied. Kenapa para pemuda hanya menginginkan tubuhnya saja? Dia benar-benar tak bisa menerima semua ini.Nicki hanya tersenyum puas melihat Sean berlari mengejar mobil Xavia. Malam itu dia sudah mengikuti Sean yang sedang menggendong Xavia menuju area basement.
Entah apa yang terjadi di dalam mobil malam itu, yang pasti mobil itu sangat lama berada di area basement.
Sialnya malam itu dirinya lupa membawa ponsel karena terburu-buru ingin mengikuti Sean. Jika saja dia bisa merekam kejadian itu, pasti Xavia akan menjadi ladang uangnya.
Ah, sudahlah!
Nicki mengibaskan tangan dengan wajah bosan. Pemuda berambut pirang itu segera meninggalkan toko bunga.
..............................................
Siang itu terlihat banyak orang di kediaman Tuan Hernandez. Deborah dan beberapa pelayan lainnya sedang sibuk di tengah rumah saat tiba-tiba Xavia muncul dari pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENANTU MISKIN PRESDIR (return)
RomanceSean Palmer, putra sepasang pelayan di keluarga Hernandez, konglomerat kaya raya di kota San Mitero. Diam-diam Sean menyimpan perasaan cinta pada putri majikannya, Xavia Price Hernandez. Namun, ia harus mengubur cintanya karena status mereka yang ja...