Sinar matahari sudah condong ke permukaan air laut. Warna jingganya tampak begitu indah dipandang.
Xavia tersenyum sambil menatap fenomena alam tersebut dari dalam mobil. Seharian ini dirinya pergi ke pusat kota untuk menghadiri reuni dengan teman-temannya semasa sekolah menengah.
Sayang sekali Sean menolak saat ia mengajaknya. Pria itu tampak murung beberapa hari ini, tepatnya sejak mereka kembali dari San Federo.
Sean pernah mengatakan jika ada hal penting yang ingin dirinya sampaikan padanya dan Nyonya Hernandez. Entah apa. Xavia menjadi penasaran.
Setibanya di mansion. Xavia segera turun dari mobil setelah sopir menepi di pelataran. Bibirnya mengulas senyum sambil berjalan menuju kamarnya.
Sudah pukul empat sore. Sean pasti sudah pulang dari kantor. Ia sudah tak sabar ingin menemui suaminya.
Setibanya di kamar Xavia dibuat heran karena tidak menemukan Sean di mana pun. Apakah pria itu sedang berada di teras belakang?
Sepertinya begitu. Bibirnya tersenyum dan segera melangkah meninggalkan kamar."Sean!"
Xavia berjalan-jalan kecil di sekitar teras belakang rumah. Sesekali ia memanggil nama suaminya. Namun, tidak ada Sean di sana. Hanya Bobby yang terus menggonggong saat melihatnya datang.
"Astaga, ke mana perginya Sean?"
Xavia tampak kebingungan. Ia menoleh satu kali pada Bobby sebelum melenggang pergi.
Sebaiknya ia temui Bibi Deborah untuk menanyakan suaminya. Tiba-tiba saja perasaannya menjadi tidak tenang.
"Bibi Deborah, apakah Bibi melihat Sean?!"
Xavia mendorong pintu kamar Deborah ke dalam. Ruangan kosong tersaji untuknya. Di mana Bibi Deborah? Tak biasanya wanita itu tidak berada di kamar sore-sore begini. Bahkan Paman Nigel pun tidak kelihatan di mana-mana.
Ada apa ini?
Perlahan Xavia melangkah memasuki kamar sempit itu. Matanya terbelalak melihat pintu lemari Deborah yang terbuka lebar.
Ia membungkam mulutnya kaget saat tidak melihat sehelai pakaian pun di dalam lemari tersebut. Dengan rasa panik ia memeriksa semua pintu lemari. Ternyata semua pakaian Deborah dan Nigel sudah tidak berada di sana lagi.
"Ya Tuhan, ada apa ini?"
Kepalanya menggeleng dengan matanya yang berkaca-kaca. Tidak, tidak. Ini tidak mungkin! Tidak mungkin Deborah dan Sean sudah pergi dari rumah ini. Xavia segera memutar tubuhnya berlari meninggalkan kamar itu.
"Mom, di mana Sean dan Bibi Deborah?! Kenapa mereka tidak berada di sekitar rumah?! Bahkan pakaian Bibi Deborah pun sudah kosong di kamarnya. Apakah mereka pergi?!"
Xavia bertanya dengan wajah panik pada ibunya yang sedang duduk santai pada sofa di teras balkon kamarnya.
Nyonya Hernandez menaikan sudut bibirnya mendengar suara Xavia dari arah belakang. Tidak, tidak, ia tidak boleh mengatakan yang sebenarnya, jika dirinya yang sudah mengusir Sean dan keluarganya. Xavia tak boleh tahu hal ini.
Wanita itu menoleh ke arah Xavia sambil mengernyitkan dahi."Apa katamu? Sean dan orang tuanya sudah pergi dari rumah ini?
Kenapa mereka pergi? Aku bahkan belum memberi Deborah dan Nigel uang pesangon." Ekspresi panik itu berhasil menipu Xavia."Jadi, Mommy benar-benar tidak tahu mereka pergi ke mana?" Xavia sudah hampir menangis.
Bagaimana tidak?
Suaminya sudah pergi meninggalkan rumah itu tanpa mengatakan apa pun padanya. Bahkan semalam dan sampai pagi tadi mereka baik-baik saja, tak ada masalah apa pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENANTU MISKIN PRESDIR (return)
RomanceSean Palmer, putra sepasang pelayan di keluarga Hernandez, konglomerat kaya raya di kota San Mitero. Diam-diam Sean menyimpan perasaan cinta pada putri majikannya, Xavia Price Hernandez. Namun, ia harus mengubur cintanya karena status mereka yang ja...