Malam itu juga Letnan David dan puluhan polisi lainnya mulai bergerak mencari Josh dan Leah. Juga Sean dan Daniel, mereka turut serta mencari para penjahat itu bersama para bodyguard yang dipesannya dari organisasi khusus.
Malam semakin larut, pencarian para polisi dimulai dari bandara dan dermaga.
Rupanya Josh dan Leah sudah mengetahui jika pihak kepolisian sedang mencarinya. Tak pergi ke mana pun, mereka tetap bersembunyi di villa bekas dahulu Xavia disekap.
"Sial! Rupanya para polisi itu sedang mencari kita! Bagaimana ini? Akan sulit untuk kita meninggalkan Salvador!"
Josh mendengus kesal setelah melihat tayangan pada layar laptop di depannya. Pria itu bergegas bangkit dari kursi lalu mengusap wajahnya tampak frustasi.
Leah yang masih duduk hanya tersenyum tipis melihat Josh yang tampak kebingungan.
"Kita punya banyak cara untuk kabur dari Salvador, bukan? Ada banyak uang yang kita bawa. Bukankah semua orang butuh uang?"
Josh segera menoleh pada wanita di seberang meja. Leah menyeringai padanya. Wanita itu benar-benar cerdas! Dengan uang itu mereka bisa menyuap para petugas di dermaga, bukan? Kemudian kabur dengan menyewa kapal. Ide bagus!
"Baiklah, Sayang! Ayo kita pergi dari sini sekarang juga!" Josh tampak bersemangat.
"Ssttt ... Aku mendengar sesuatu dari luar." Leah menatap pria di depannya.
Josh menyipitkan mata. Dipasang telinganya lebar-lebar. Dengan langkah pelan ia segera bergerak maju menuju garis jendela.
Tirai putih disingkap perlahan. Matanya membulat penuh. Oh, shit! Ada lima mobil BMW hitam yang sudah memadati pelataran villa.
"Mereka datang, ayo bersiaplah!" Leah segera bangkit. Pistol dalam genggaman. Ia mulai merapat pada dinding untuk mengintai lawan yang sengaja datang untuk mengantarkan nyawa mereka.
"Leah, hati-hati! Mereka bukan para polisi, tapi unit khusus dari organisasi elit. Sepertinya Sean yang sudah mengirim orang-orang itu untuk menangkap kita," tukas Josh. Pria itu mengendap di samping pintu sambil memegang pistol.
"Persetan! Siapa pun mereka ayo kita habisi!" Leah segera menyiapkan peluru untuk membidik lawannya.
Josh tersenyum tipis. "Aku tahu kamu bukan seorang pengecut, tapi kita hanya berdua sementara mereka ada empat puluh orang. Aku tak ingin kamu mati konyol di tempat seperti ini. Menurutlah padaku, Leah."
Wanita itu melirik pada Josh yang berada di depannya. Mereka sedang mengendap di masing-masing sisi pintu.
Apa yang dikatakan Josh ada benarnya juga. Tak mungkin mereka bisa lolos dari empat puluh unit khusus itu. Leah memejamkan mata, lalu menggeleng penuh emosi.
Sementara itu di luar villa. Mobil-mobil para bodyguard sudah memadati pelataran.
Pria berpakaian serba hitam mulai berpencar ke sekeliling villa. Dengan pistol di tangan, mereka tetap siaga mengawasi bangunan tua di depannya.
"Mereka masih berada di dalam saat ini," ucap Jack pada Sean yang baru saja keluar dari mobilnya.
"Bagus. Tetap awasi dan jangan sampai mereka lolos!" perintah Sean.
Jack mengangguk dan segera melesat pergi, membaur dengan para bodyguard lainnya.
Pihak kepolisian tak berhasil menemukan Josh dan Leah di bandara. Kemudian mereka mencarinya ke beberapa dermaga.
Namun, hasilnya tetap sama. Hingga kemudian Xavia meminta Sean untuk mendatangi villa di mana dirinya disekap oleh Josh. Ternyata benar, para bajingan itu bersembunyi di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENANTU MISKIN PRESDIR (return)
RomanceSean Palmer, putra sepasang pelayan di keluarga Hernandez, konglomerat kaya raya di kota San Mitero. Diam-diam Sean menyimpan perasaan cinta pada putri majikannya, Xavia Price Hernandez. Namun, ia harus mengubur cintanya karena status mereka yang ja...