Chapter 152 - Dia Saudari Kembarku

78 4 0
                                    

Pagi itu di kamar tamu. Angela terlihat sedang meringkuk di tengah ranjang di mana di sana terlihat Daniel yang sedang terlelap.

Tadi, pagi-pagi sekali Angela memasuki kamar tamu. Gadis itu sangat terkejut selagus senang menemukan pacarnya.

Tanpa pikir panjang, Angela langsung menghampiri Daniel dan ikut masuk ke dalam selimut.

Sementara Daniel yang tidak menyadari hal itu, hanya tertidur pulas dalam dekapan Angela.

Bibir kemerahan gadis itu tersenyum senang sambil mendekap Daniel dalam selimut. Deru napasnya menyapu ceruk leher Daniel. Embusan hangat membuat pria itu terjaga dari mimpinya.

Manik kecokelatan itu membulat penuh saat melihat sosok wanita yang sedang meringkuk di bawah ketiaknya.

Angela?!

Daniel segera bangkit dan langsung menjauh dari wanita di sampingnya.

Angela menatap heran pada pacarnya. Wanita itu menggaruk kulit kepalanya yang tak gatal.

"Daniel, mengapa kamu sangat terkejut melihatku?"

"Angela, apa yang kamu lakukan di sini? Bahkan di ranjang ini? Bagaimana jika ada yang melihat kita? Cepat turun dari ranjang!" Daniel segera meraih kemeja putih yang terkulai di tepi ranjang. Ia buru-buru mengenakanya.

Angela hanya tersenyum tipis melihat Daniel tampak ketakutan dan panik. Wanita itu pun langsung mendekat. Daniel dibuat terkejut saat ia mendekap tubuhnya dari belakang.

"Angela, lepaskan! Bagaimana jika Presdir melihat?! Aku bisa dipecat!
Ya Tuhan!" Daniel tampak kerepotan. Ia berusaha melepaskan kedua tangan Angela dari perutnya.

"Tidak mau. Kamu sibuk sekali dua pekan ini. Padahal kita akan segera menikah, bukan?" bisik Angela disertai senyum binal. Tangannya semakin erat mendekap Daniel.

"Angela lepaskan!"

"Tak mau. Cium aku, Sayang!"

"Kamu gila!"

"Karena dirimu."

Keributan itu didengar oleh Sean dan dua orang bodyguard yang sedang berdiri di depan pintu kamar tamu. Sean menoleh pada bodyguard di sampingnya. Mereka hanya saling pandang sambil tersenyum tipis.

"Buka pintunya. Kurasa si Asisten harus diberi kejutan," ucap Sean pada dua bodyguard itu.

"Baik, Presdir." Jack, salah satu dari dua bodyguard itu segera maju dan langsung meraih handel pintu.

Daniel dan Angela sangat terkejut saat mendengar pintu kamar dibuka dari luar.

Daniel buru-buru melompat dari ranjang lalu merapikan kancing kemeja yang berantakkan akibat ulah Angela. Sementara gadis berseragam pelayan warna merah muda hanya duduk di tengah ranjang.

"Oh, ya ampun ... apa yang sedang terjadi di sini? Apakah kita salah masuk kamar, Jack?"

Celoteh Sean membuat Daniel benar-benar malu.

Pria itu hanya terdiam seperti patung, dengan kedua tangan masih berada di antara beberapa kancing kemeja yang berantakkan.

Oh, shit!

Sean pasti sengaja menggodanya. Daniel hanya bisa pasrah.

"Jack, kamu tahu? Bukankah di Salvador jika ada pasangan yang tertangkap sedang berduaan di satu kamar tanpa ikatan pernikahan maka ..." Sean masih asyik menggoda Daniel sambil menepuk bahu seorang bodyguard.

"Maka mereka harus segera dinikahkan, Presdir." Bodyguard muda bernama Jack langsung menjawab dengan wajah datarnya.

Sean tersenyum jahil pada Daniel lalu menghampiri pria itu."Kamu dengar kata Jack tadi? Cepatlah nikahi pacarmu itu. Kurasa dia sudah tak sabaran," bisiknya tanpa ampun.

MENANTU MISKIN PRESDIR (return)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang