Xavia baru saja selesai mandi pagi itu. Bathrobe putih membalut tubuhnya yang polos. Sementara tangannya sedang sibuk mengeringkan rambutnya yang basah.
Hatinya sangat gelisah pagi ini. Bagaimana tidak? Sean tidak pulang semalam, bahkan suaminya itu tak membalas pesan darinya.
Apa yang terjadi pada Sean?
Apakah pria itu benar-benar pergi ke bar dengan para klien lalu berakhir di kamar hotel dengan seorang gadis nakal?Ditarik napas lesu olehnya. Dadanya tiba-tiba sesak memikirkan hal buruk seperti itu. Ia percaya pada Sean, tidak mungkin suaminya tidur dengan gadis lain.
"Kamu baru selesai mandi?
Apakah semalam kamu tidak tidur dengan baik?"Suara Deborah membuat Xavia tersentak dari lamunannya di depan cermin. Leher jenjang itu segera memutar ke arah wanita paruh baya di sampingnya.
Deborah menyambut dengan tersenyum tipis. Ia mendekat pada Xavia diikuti oleh Mia yang membawa talam berisikan segelas susu hangat.
"Pagi, Bibi." Xavia menyapa dengan sopan pada Deborah. Bibirnya tersenyum tipis menyambut sang ibu mertua.
"Ku dengar Sean tidak pulang semalam. Apakah kalian sedang ada masalah?" tanya Deborah penuh selidik pada gadis di hadapannya.
"Kami baik-baik saja. Sean ada meeting dengan beberapa klien di Hotel Luxury. Dia menginap di sana karena kelelahan," jawab Xavia.
Entah itu benar atau tidak, karena sampai pagi ini Sean belum memberinya kabar. Ia hanya tak ingin Deborah khawatir.
"Baiklah, mungkin Sean akan segera pulang." Deborah sepertinya percaya pada Xavia. Kemudian ia menoleh pada Mia."Aku membawakan susu untukmu. Minumlah selagi hangat," ucapnya lagi pada Xavia.
"Terima kasih, Bibi." Xavia tersenyum senang. Diraihnya gelas susu dari talam yang dipegang oleh Mia.
Demi menyenangkan hati sang ibu mertua, ia menyesapnya sampai tandas.Deborah tersenyum puas melihatnya. Xavia mengusap bibirnya yang basah lalu tersenyum tipis pada Deborah. Namun, tiba-tiba perutnya terasa sangat mual.
Ia membungkam mulutnya dan segera berlari menuju kamar mandi. Deborah dan Mia saling pandang heran melihatnya.
"Xavia, apakah kamu baik-baik saja?!"
Diketuk-ketuk pintu kamar mandi oleh Deborah. Ia mengkhawatirkan Xavia. Terdengar olehnya gadis di dalam sana sedang muntah-muntah. Apa yang terjadi pada Xavia?
Apakah gadis itu alergi dengan susu sapi? Setahunya tidak.
Xavia memutar keran air di depan wastafel. Wajahnya diangkat melihat pada cermin di hadapannya. Kenapa perutnya sangat mual, tubuhnya terasa lemas dan kepalanya pun sakit sekali.
Apa yang terjadi padanya? Apakah ia sedang mengandung? Tiba-tiba saja terlintas di benaknya. Bisa saja dirinya sedang mengandung saat ini, karena Sean selalu menanam benihnya hampir setiap malam.
Sementara ia pun belum mendapatkan haid bulan ini. Bibir kemerahan itu tersenyum tipis. Semoga ia benar-benar sedang mengandung.
Perlahan Xavia menyentuh perutnya yang ramping. Ia tidak sabar ingin membuktikannya. Apakah benar jika dirinya sedang mengandung?
...................................................
Pukul sepuluh pagi. Daniel menghampiri Sean yang sedang duduk pada sofa di kamar hotel. Segelas espresso panas menemaninya.
Wajah Sean tampak kusut disertai mood yang buruk. Dengan hati-hati Daniel berusaha bicara pada Sean tentang video panas yang dikirim oleh Janied semalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENANTU MISKIN PRESDIR (return)
RomantizmSean Palmer, putra sepasang pelayan di keluarga Hernandez, konglomerat kaya raya di kota San Mitero. Diam-diam Sean menyimpan perasaan cinta pada putri majikannya, Xavia Price Hernandez. Namun, ia harus mengubur cintanya karena status mereka yang ja...