Tiga tahun kemudian.
Sore itu di pusat kota San Mitero.
Satu unit mobil Rolls Royce Phantom hitam edisi terbaru melaju dengan santai melintasi jalan kota yang ramai. Beberapa mobil hitam mengikuti mobil tersebut. Juga tiga unit mobil polisi yang mengawal mereka dari belakang.Iring-iringan itu membuat semua orang tertegun melihatnya. Mereka penasaran dengan orang yang berada di dalam mobil Rolls Royce Phantom hitam yang berada di barisan paling depan.
Apakah dia seorang presiden?
Atau putra bangsawan? Jika bukan, kenapa banyak sekali yang mengawalnya? Pertanyaan itu menjamur di kepala mereka.Mobil-mobil lain menyingkir seolah memberi akses jalan untuk iring-iringan mobil-mobil mewah itu. Benar-benar menakjubkan!
Siapa sebenarnya yang berada di dalam mobil Rolls Royce Phantom hitam itu?Mengapa mereka tampak sungkan dan sangat menghoramatinya?
Mobil-mobil itu menepi di depan pelataran Hotel My Berry. Para petugas polisi dan puluhan bodyguard berpakaian rapi segera keluar dari mobil. Mereka berkerumun di sekitar mobil Rolls Royce Phantom hitam yang tadi mereka kawal.
Para awak media yang sudah menunggu turut ricuh melihat pintu mobil Rolls Royce Phantom hitam itu terdorong keluar.
Mereka segera berlarian mendekat sambil membawa kameranya untuk mengambil gambar pria tampan yang baru saja keluar dari mobil tersebut.
"Presdir tolong lihat ke arah sini!"
"Presdir!"
Para wartawan itu sangat ribut dan berisik sambil mengarahkan kamera mereka mengincar wajah pria itu. Mereka berdesak-desakan dengan para petugas polisi dan para bodyguard yang sedang mengawal pria berjas hitam yang baru saja keluar dari mobil mewah tadi.
Wajah pria itu masih belum terlihat jelas karena kerumunan padat yang terjadi.
"Biarkan mereka mengambil gambar!" perintah pria itu pada para bodyguard yang sedang menghalau para wartawan. Suaranya terdengar lembut dan tegas.
"Tapi, Presdir ..." Ketua team para bodyguard menatap heran.
"Tak apa. Jangan persulit pekerjaan mereka," jawab pria yang disebut presdir itu dengan tenang.
Ia masih sangat muda, berkharisma dan gagah. Tangannya meraih kacamata hitam yang menutupi sebagian wajahnya. Bibirnya mengibarkan senyum yang teramat manis dan berwibawa layaknya seorang presiden direktur perusahaan besar.
"Presdir Sean! Anda sangat tampan!"
Flas!
Flas!
Flas!
Sorot lampu kamera para wartawan menghujani pria itu tiada henti. Sebentar, tadi para wartawan itu memanggilnya siapa? Sean? Apa kita tidak salah dengar?
Tentu saja tidak, karena pria itu memang Sean si anak pelayan yang kita kenal sangat miskin dan polos.
Namun, benang nasib telah membawanya pada puncak keberhasilan di hari ini.
Setelah tiga tahun berlalu, kini Sean sedang menuai hasil kerja kerasnya selama ini. Bahkan, ia sangat bersinar lebih dari seorang selebriti atau para pendiri sebuah partai politik.
Hari ini Sean datang ke kota San Mitero untuk menghadiri acara peresmian hotel bintang lima miliknya. Ia yang tampan dan cakap adalah presdir dari perusahaan properti terbesar di Salvador Barat, Group Parmer's nama perusahaannya.
Sean membuat perusahaan dari nol sampai menjadi besar seperti saat ini dalam dua tahun terakhir. Kini Group Parmer's sudah menjadi perusahaan internasional yang sudah memiliki banyak cabang di dalam dan luar negeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENANTU MISKIN PRESDIR (return)
RomanceSean Palmer, putra sepasang pelayan di keluarga Hernandez, konglomerat kaya raya di kota San Mitero. Diam-diam Sean menyimpan perasaan cinta pada putri majikannya, Xavia Price Hernandez. Namun, ia harus mengubur cintanya karena status mereka yang ja...