Chapter 165 - Mereka Dalam Bahaya

50 3 0
                                    

"Di mana Dokter Federik? Ke mana dia pergi?!" Sean menatap tajam pada dua orang wanita yang bertugas di bagian resepsionis rumah sakit yang dia datangi malam itu.

Dokter Federik sudah meninggalkan rumah sakit dua hari yang lalu. Bahkan, menurut pihak rumah sakit Dokter Federik sudah mengundurkan diri dari pekerjaannya.

Hal itu tentu saja membuat Sean sangat heran dan murka. Terlebih foto anak wanita tua itu yang sangat mirip dengan wajah baru Leah. Apakah dia sudah ditipu?

"Kami benar-benar tidak tahu ke mana Dokter Federik pergi. Maafkan kami, Presdir."

Manager utama rumah sakit yang bicara. Pria paruh baya itu dibuat terkejut melihat orang-orang Group Palmer's memasuki ruangan kerjanya tanpa membuat janji lebih dulu.

"Dokter Federik sudah menipuku! Cepat lacak pria itu dan temukan dia segera!" perintah Sean pada Jack dan beberapa bodyguard. Mereka sudah kembali ke hotel. Sean benar-benar sangat murka saat ini. Bisa-bisanya dokter itu menipunya.

Melihat Sean marah-marah, Daniel tampak cemas. Setelah para bodyguard pergi dia segera menghampiri bosnya.

"Sean, jika Dokter Federik tidak melakukan operasi bedah plastik malam itu, berarti Leah masih berwajah Xavia dan wanita itu ..."

Daniel tak sempat melanjutkan ucapannya. Tatapan tajam Sean membuatnya mundur satu langkah. Dia masih menatapnya saat Sean berdiri di hadapannya kini. Mereka saling bertatapan.

"Artinya, Leah masih berkeliaran di luar dan wanita di lapas itu bukan dirinya. Benar begitu bukan?" tanya Sean dengan tatapan tajam dan penuh emosi.

Daniel hanya mengangguk takut-takut.

Malam itu juga Sean segera berangkat menuju lapas wanita. Daniel mengikuti langkah pria itu dengan tergesa-gesa.

Para polisi di lapas wanita dibuat terkejut melihat kemunculan Sean. Mereka saling pandang melihat presdir tampan itu berjalan mendekat.

"Jam besuk sudah selesai, sebaiknya Anda kembali esok pagi saja," tukas Letnam Maria. Polisi wanita berparas cantik itu dibuat bergetar melihat Sean menatapnya. Tak bisa dipungkiri, pesona Presdir Group Palmer's memang sangat menghipnotis.

"Letnan, aku ke sini bukan untuk membesuk tapi aku ingin mengatakan jika wanita di lapas yang dijatuhi hukuman mati itu bukanlah Nona Leah Danesh!" tukas Sean dengan tatapan tegas pada wanita berseragam polisi di hadapannya.

Letnan Maria sangat terkejut mendengarnya. "Apa maksud Anda? Bukankah orang-orang Group Palmer's yang membawanya ke kantor polisi tempo hari? Bahkan, Anda sendiri menghadiri persidangannya. Bagaimana mungkin sekarang Anda bisa berkata seperti itu? Bahkan dia akan segera dieksekusi!"

Sean memejamkan mata seraya memalingkan wajahnya sesaat. Ini memang tak sesuai dengan rencananya.

Semua ini karena Dokter Federik. Pria itu sudah menipunya. Juga Leah yang sudah kabur dan menukar wanita lain sebagai tamengnya. Mereka benar-benar bajingan! Tangan Sean mengepal kuat.

"Dokter Federik yang sudah melakukan operasi bedah plastik pada Nona Leah telah kabur. Wanita itu bukan Leah! Dia orang lain yang diculik untuk menggantikan Leah. Mereka sudah menipu kita semua," tukas Sean dengan tatapan tegas pada Letnan Maria.

Wanita itu menggeleng hampir tak percaya. "Jadi, wanita di sel tahanan itu siapa?" tanyanya.

Mereka segera berjalan cepat menuju sel tahanan paling ujung di mana Yasmine berada.

Wanita itu sedang duduk sambil mendekap kedua lututnya di balik jeruji besi. Yasmine sangat terkejut melihat Sean datang bersama Letnan Maria dan para bodyguard.

MENANTU MISKIN PRESDIR (return)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang