89. Bulan Madu?

459 54 1
                                    

Hari-hari terus berlalu, tak terasa kini Edgar telah pulih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari-hari terus berlalu, tak terasa kini Edgar telah pulih. Dia baru saja cek-up dari rumah sakit bersama dengan Vania dan mama Naomi.

Tangan dan kakinya sudah bisa digerakkan dengan baik seperti semula.

Edgar merasa bersyukur karena ada dua sosok wanita yang berperan hebat dalam proses penyembuhannya.

Ya, mereka tak lain adalah istri dan ibunya.

Tak pernah sekalipun Edgar mendengar wanita-wanita itu mengeluh saat mengurusnya.

Mereka senantiasa melakukannya dengan ikhlas dan penuh kasih sayang.

Dan musibah kecil yang menimpanya tersebut ternyata benar-benar mendatangkan hikmah yang teramat besar. Kondisinya yang seperti itu membuat hubungannya dengan Vania jadi

semakin membaik, mereka menjadi dekat dan saling terbuka satu sama lain, Bahkan saat ini Edgar sudah tak sungkan lagi memanggil istrinya itu dengan panggilan sayang.

Hanya saja, memang Vania masih sering malu-malu terhadapnya. Namun itu justru kian menambah rasa cinta Edgar terhadap Vania.

"Walaupun sudah pulih Mas harus tetap istirahat dulu dari kerjaan," ujar Vania tiba-tiba, ketika mereka sedang berjalan keluar rumah sakit.

"lya, benar kata Vania. Awas saja kalau sampai besok kamu sudah berangkat ke kantor," sahut mama Naomi menimpali. Sorot mata itu menatap putranya penuh peringatan.

"Iya, Ma, aku juga tahu. Aku akan rehat dulu dari kantor untuk sementara," kata Edgar menjelaskan.

"Pokoknya gak cuma sehari dua hari, harus sampai badanmu benar-benar istirahat,” balas mama Naomi.

Dari tatapan matanya sepertinya mama Naomi masih tidak bisa percaya pada perkataan Edgar.

Edgar jadi menghela napas, "lya, Ma, iya. Lagian Edgar juga sudah punya rencana dengan Vania."

Vania melongo tak tahu apa-apa ketika Edgar berkata demikian dan mencatut namanya.

Rencana dengan Vania katanya? padahal Vania sendiri tidak merasa pernah merencanakan sesuatu dengan suaminya itu.

Lantas rencana seperti apa yang dimaksud Edgar?

Gadis berhijab hitam itu menatap Edgar meminta penjelasan.

Namun, Edgar justru hanya mengedipkan sebelah matanya saja.

"Rencana apa? Kalian mau bulan madu?" Mama Naomi bertanya dengan antusias, memasang ekspresi menyelidik.

Wanita paruh baya itu rasanya sudah tidak sabar menunggu. jawaban Edgar yang mengiyakan tebakannya.

Dan ketika sosok itu menganggukkan kepala dengan mantap, seketika wajah mama Naomi menjadi secerah langit biru di siang hari.

"Yang bener?"

"Mau bulan madu kemana?" Wanita itu masih bertanya dengan semangat penuh.

Hal tersebut membuat Edgar berdecih.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gadis Bercadar Pembantu CEO TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang