Chapter 63. Penguasa Abu

2 0 0
                                    

Bergerak melalui pasir pucat dan tumpukan daun-daun yang berguguran, seekor monster raksasa tengah menuruni bukit. Sunny menelan ludah, ekspresinya berubah gelap.

Makhluk itu sebesar rumah, dengan delapan kaki bersegmen menyerupai pilar-pilar tinggi. Bentuknya mirip dengan Scavenger dan Centurion, terdiri dari karapas seperti kepiting dan tubuh menonjol yang agak mirip manusia. Namun, di situlah kesamaan diantara mereka berakhir. Alih-laih kitin, cangkang raksasa itu tampaknya terbuat dari logam mengilap yang dipoles. Seolah-olah seluruh tubuhnya pernah terbenam dalam wadah baja cair, muncul disana terbungkus dalam baju besi mengilap yang tidak dapat ditembus.

Sinar matahari terpantul dari permukaan krom karapas, menciptakan kilauan terang yang diperhatikan Sunny. Besar namun anehnya elegan, monster baja itu menyerupai seorang ksatria raksasa. Sunny siap bersumpah bahwa ia telah memperhatikan bentuk tujuh bintang yang terukir di dadanya.

Namun, Centurion itu aneh dan jahat. Ia memancarkan aura menyeramkan, seperti iblis yang dipanggil dari neraka untuk menebar kematian dan pembantaian. Baju zirah makhluk itu dilapisi dengan duri-duri panjang dan bergerigi. Tubuh humanoidnya memiliki empat lengan perkasa, dan dua diantaranya berakhir dengan capit yang kuat, dua lainnya - dengan sabit tajam dan mengerikan. Kepala iblis itu lebih menonjol daripada kepala Scavenger dan dimahkotai dengan beberapa tanduk yang tinggi dan tajam. Wajahnya yang terbuat dari logam hampir menyerupai manusia, tapi pada saat yang sama sangat mengerikan dan buas. Hanya dengan melihatnya saja membuat kulit Sunny merinding. Benda itu... menakutkan.

Apapun makhluk itu, pangkatnya dalam Carapace Legion jelas lebih tinggi daripada Centurion, belum lagi Scavenger yang rendahan. Makhluk itu adalah langkah selanjutnya dalam evolusi mereka. Seorang jenderal atau komandan, mungkin. Apa sebutan mereka... Legates? Praetorians?

Sambil menahan napas, Sunny memperhatikan saat Carapace Demon turun dari Ashen Barrow. Berhenti di depan pecahan jiwa transenden, ia menatap sebentar ke arah Centurion yang berlutut. Monster Awakened mematikan itu menyusut di bawah tatapannya, seolah takut pada Makhluk Mimpi Buruk yang lebih besar. Sunny tahu bagaimana rasanya, karena dia melakukan hal yang sama ketika mata raksasa itu sekilas meluncur melewati tempat persembunyian bayangannya.

Tanpa memedulikan sang Centurion, Carapace Demon mengambil kristal berkilau itu dan berbalik. Kemudian, ia dengan santai kembali ke bawah naungan dalam pohon raksasa itu. Sunny menghembuskan napas perlahan.

"Sunny? Apa yang terjadi?"

Sunny menatap Cassia, yang wajahnya penuh kekhawatiran dan rasa ingin tahu. Setelah ragu-ragu sejenak, dia berkata: "Ada ancaman baru. Diamlah sedikit lebih lama, aku akan menjelaskannya nanti."

Kembali ke jejak bukit tinggi Carapace Centurion akhirnya siap berdiri lagi. Sunny berada dalam dilema. Dia harus mengikuti monster itu untuk memastikan bahwa monster itu tidak tersandung di tempat persembunyian mereka dalam perjalanan kembali ke labirin. Akan tetapi, ia juga sangat penasaran untuk meliaht apa yang dilakukan Carapace Demon di sarangnya di puncak Ashen Barrow. Tidak ada waktu untuk memikirkan semuanya dengan benar.

Mengambil keputusan tergesa-gesa, Sunny membuat bayangannya meluncur diatas pasir abu-abu. Bayangan itu dengan cekatan menghindari pandangan mata Carapace Centurion dan sudah mendaki bukit tinggi beberapa detik kemudian. Sekali. Aku akan lihat sekali saja. Bersembunyi dibalik rindangnya mahkota pohon merah nan megah, bayangan itu meluncur menaiki lereng dan mendekati tempat dimana Carapace Demon mengilang dari pandangannya.

Diatas bukit, tanah ditutpi dengan daun-daun yang berguguran. Ashen Barrow memang lebih besar daripada fitur alam tinggi manapun yang pernah mereka temui sebelumnya, luas dan lapang seperti pulau sungguhan. Namun, jejak yang ditinggalkan oleh kaki-kaki makhluk besar yang seperti pilar itu dapat dengan mudah terlihat. Mereka menuntun bayangan itu ke tengah pulau, tempat batang pohon obsidian yang sangat besar menjulang dari tanah, dengan akarnya yang lebar menjulur ke segala arah. Carapace Demon berdiri dibawah pohon, menatap ke cabang-cabang pohon yang lebih rendah. Pecahan transenden itu masih terjepit di penjepitnya.

Shadow SlaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang