Shadow Slave

Chapter 53. Api Abadi

Agak terkejut, Sunny berusaha membuka matanya. Saat penglihatannya perlahan terfokus, dia melihat wajah pucat Nephis menjulang di atasnya. Rambut perak pendeknya basah, menempel di kulitnya. Dia berlutut di samping tubuhnya yang hancur, membelai wajahnya dengan tangannya. Di matanya, ada ekspresi aneh. Seolah-olah dia takut, tapi pasrah pada sesuatu. Pupil matanya lebar dan gelap.

A-apa?

Sambil menggertakkan gigi, Nephis menggerakkan tangannya ke dada Sunny yang ambruk dan menekannya pelan, menyebabkan denyut nyeri menjalar ke seluruh tubuh Sunny. Kemudian, cahaya lembut dan cemerlang tiba-tiba menyala dibawah kulit telapak tangannya, terpantul di mata abu-abunya seperti dua percikan putih yang menari-nari. Seketika, wajah Changing Star berubah menjadi seringai kesakitan yang luar biasa, dan dia menjerit dengan keras dan teredam. Kulitnya menjadi putih seperti selembar kertas, dan saat dia menggigit bibir bawahnya, tetesan darah segar mengalir ke dagunya. Saat cahaya itu bertambah intens, Nephis memejamkan matanya rapat-rapat, air mata mengalir di wajahnya yang tersiksa dan tak berdarah.

Sebaliknya, Sunny merasa seperti berada di surga. Semua rasa sakit lenyap dari tubuhnya, digantikan oleh kehangatan yang lembut dan menyeluruh. Ia merasa seolah-olah sedang di bersihkan oleh sesuatu yang murni dan sakral. Dengan api yang putih, murni, dan memurnikan.

Dibawah pengaruh api, tubuhnya yang sekarat mulai memperbaiki dirinya sendiri. Tulang-tulangnya yang hancur disusun kembali dari pecahan-pecahannya. Dagingnya yang robek beregenerasi dan menjadi utuh kembali. Paru-parunya yang seperti akan jatuh dan jantungnya yang rusak dihidupkan kembali dan di remajakan, langsung menjadi kuat dan sehat. Tiba-tiba, dia bisa bernapas lagi.

Saat dadanya bergerak, menarik napas baru, Nephis tersentak sambil mengerang mengerikan. Cahaya putih di bawah kulitnya meredup dan menghilang, membiarkan kegelapan kembali ke tempat yang semestinya. Merangkak beberapa langkah, Changing Star berhenti, bergerak dengan lutut dan telapak tangan, lalu muntah dengan keras. Seluruh tubuhnya menggigil tak terkendali, seolah-olah akan kejang. Saat rasa menggigilnya mereda, dia perlahan menurunkan dirinya ke tanah dan berbaring tak bergerak, menangkap tetesan air hujan dengan mulutnya.

Sementara itu, Sunny mengangkat tangan dan dengan hati-hati menjelajahi tubuhnya. Yang mengejutkannya, tidak ada yang benar-benar sakit. Seolah-olah dia tidak pernah terluka sejak awal, apalagi hampir mati. Dengan bantuan Nephis dan Kemampuan Aspek misteriusnya, dia sembuh total. Itu suatu keajaiban.

****

Saat badai berakhir, hari sudah larut malam. Sunny, Nephis, dan Cassia meringkuk bersama untuk mencari kehangatan dan tidur seolah-olah mereka sudah mati, terlalu lelah untuk meminta seseorang berjaga. Jika sesuatu terjadi, bayangan itu mungkin akan memberi tahu mereka terlebih dahulu. Kalau tidak, biarlah. Mereka terlalu lelah untuk peduli. Untungnya, sisa malam itu berjalan tanpa insiden.

Di pagi hari, tidak ada seorangpun yang terburu-buru membuat rencana atau mengusulkan untuk meninggalkan tebing. Mereka hanya mengumpulkan beberapa daging dan bangkai Centurion dan para Scavenger, mengumpulkan dua pecahan jiwa dan pindah ke sisi seberang pulau kecil, takut sisa-sisa itu akan menarik perhatian makhluk lain. Ternyata, mereka benar. Tak lama setelah rombongan mereka meninggalkan tempat pertarungan, sebuah titik gelap muncul di langit. Tak lama kemudian, titik itu membesar dan mendekati tebing, lalu mendarat didekat mayat Centurion itu dalam pusaran angin.

Sunny belum pernah melihat yang seperti itu. Makhluk itu berukuran besar, beratnya dua kali lipat monster karapas. Tubuhnya putih seperti mayat dan berotot, seperti singa. Ia memiliki dua cakar yang kuat di belakang dan enam di depan, menonjol berantakan dari dadanya yang lebar. Masing-masing berakhir dengan cakar yang panjang dan tajam. Leher monster terbang itu ditutupi bulu-bulu hitam panjang, begitu pula sayapnya yang besar. Kepalanya menyerupai kepala burung gagak, dengan mata bulat besar dan paruh hitam yang mengerikan.