Shadow Slave

Chapter 61. Lautan Abu

Di pagi hari, Sunny terbangun dengan perasaan muram dan gelisah. Kenangan akan cermin gelap yang menakutkan itu masih segar dalam ingatannya, membuat setiap bayangan tampak menyeramkan dan menakutkan. Ia mengerutkan kening dengan muram. Apa-apaan ini. Aku adalah Child of Shadow/Anak Bayangan. Kenapa aku harus takut pada wilayahku sendiri?

Namun, sekali lagi, kegelapan dan bayangan tidaklah sama, meskipun banyak yang cenderung salah mengartikan keduanya. Bayangan lahir dari ketiadaan cahaya. Dalam arti tertentu, bayangan merupakan perwujudan dari kekosongan. Sebaliknya, kegelapan sejati... memiliki entitasnya sendiri. Dalam arti tertentu, bayangan memiliki lebih banyak kesamaan dengan cahaya daripada dengan kegelapan. Maksudku... kurasa seperti itu. Benarkan?

Perdebatan filosofis dengan monolog internalnya bukanlah cara terbaik untuk memulai hari, setidaknya sejauh yang Sunny ketahui. Suasana hatinya yang sudah buruk semakin memburuk. Sambil mendesah pendek, dia duduk dan meregangkan lengan, sambil menguap. "Selamat pagi." Suaranya hampir tenggelam oleh suara gema air yang mengalir deras. Saat matahari terbit, laut yang gelap itu bergegas surut. Sunny akhirnya bisa sedikit rileks.

"Pagi." Nephis telah menjaga perkemahan pada penghujung malam, jadi dia sudah bangun. Seperti biasa, dia bermeditasi dengan mata tertutup - dalam kegelapan malam yang pekat, "mengawasi" sesuatu sebenarnya berarti mendengarkan suara-suara yang mencurigakan, jadi membuka mata tidaklah begitu berguna.

Untuk semua orang kecuali Sunny, yang memiliki penglihatan malam yang sempurna berkat Atributnya. Mendengarnya berdiri, Changing Star perlahan membuka mata. Cahaya lembut yang tertinggal dari nyala api putih yang menari-nari masih bisa dilihat di kedalaman matanya, dengan cepat menghilang saat penglihatannya menyesuaikan diri dengan cahaya senja fajar. Dia menatap Sunny dan memberinya senyum sopan.

Dalam dua minggu terakhir, Nephis juga berlatih, mungkin bahkan lebih tekun daripada Sunny. Namun, dia tidak berusaha meningkatkan keterampilan pedangnya. Dia sebenarnya mencoba belajar bagaimana berperilaku seperti manusia normal. Hasilnya, interaksi mereka menjadi sedikit tidak canggung lagi... untuk sebagian besar. Sunny mampu mengenali usaha Changing Star karena usaha tersebut sangat mirip dengan fase yang pernah ia lalui bertahun-tahun lalu. Dalam beberapa kesempatan, ia memergoki Nephis tengah mengamati dengan seksama bagaimana Cassia berbicara dan bersikap disekitar mereka. Beberapa waktu kemudian, Nephis secara acak mencoba meniru detail kecil dari perilaku temannya. Hasilnya... campur aduk, setidaknya.

Pertama kali Nephis mencoba menyapanya dengan senyuman dipagi hari, Sunny panik dan hampir memanggil Azure Blade. Namun, gadis itu sangat cerdas dan gigih. Hari ini, senyuman sopannya tampak hampir alami. Sunny tidak tahu mengapa Changing Star memutuskan untuk mengasah keterampilan sosialnya, dari semua hal, selama perjalanan berbahaya mereka melalui dunia penuh monster yang disebut Forgotten Shore. Tapi, Sunny tidak keberatan. Sebenarnya cukup menghibur untuk ditonton.

...Menyaksikan Nephis menyiksa diri sendiri setiap hari, menahan rasa sakit yang luar biasa dengan harapan belajar mengendalikan Kemampuan Aspeknya dengan lebih baik, sebaliknya, sama sekali tidak menyenangkan. Mereka tidak pernah membicarakannya, tapi Sunny tahu bahwa setiap kali Nephis berpura-pura bermeditasi, dia sebenarnya menundukkan diri pada penderitaan yang luar biasa dari Flaw miliknya.

Ketika Sunny memikirkan hal itu, hatinya terasa sakit. Ia tidak terbiasa merasakan hal-hal seperti itu, tapi ia menduga bahwa itulah yang orang lain sebut sebagai "kasih sayang". Setidaknya mirip dengan yang digambarkan dalam buku dan drama. Bukan berarti dia tahu banyak tentang hal-hal itu.

Setelah mereka sarapan, Nephis berdiri dan melihat berkas cahaya yang jauh melalui celah terdekat diantara tulang-tulang belakang raksasa. Sambil menoleh pada Sunny, ia berkata: "Mari kita pelajari keadaan sekitar."