Chapter I
Silver's View
Sebuah istana....
Yeah, sebuah istana dengan dinding cokelat tanah ditengah sebuah kota.
Di sebuah lorong panjang istana itu seorang pemuda, dengan setelan biru laut duduk termenung menyandarkan dirinya pada pilar besar di lorong itu. mata cokelatnya menerawang kebawah, melihat aktifitas di kota itu, walau sebenarnya bukan kota itulah yang menjadi pusat pikirannya. Sesekali ia terlihat menghela nafas panjang, dan kemudian ia menutup matanya. kemudian bersender pada pillar tua yang ada di sampingnya. Pakaian biru yang merupakan seragamnya menunjukkan bahwa dia bukanlah orang biasa di kastil itu. Lambang berwarna perak yang tercetak di dada dan topinya sangat jelas menegaskan siapa dirinya. Sesekali orang yang lewat menundukkan kepala dan mengambil jarak darinya. Ia tetap termenung, tidak memerdulikan keadaan. wajahnya yang cenderung manis itu tetap terlihat datar tanpa raut sambil terus menatap ke arah kota, hingga tiba tiba seorang pemuda lain, tampak tergesa mendatanginya.Arsais's View
"Bishop!"
Aku tersadar dari lamunanku saat mendengar suara itu, tidak perlu aku berbalik, aku sudah tahu pasti siapa orang yang memanggilku.
Aku berdiri, merapikan pakaianku, dan menatap ke arahnya."Axel?"
"Disini anda rupanya, Lord Marty memanggil kelima Bishop untuk berkumpul di Central"
Hmm? Kelimanya? jarang sekali dia mengumpulkan semua bishop seperti ini. apakah ada hal penting? apa akan ada festival? tidak, tidak mungkin, festival terakhir baru saja selesai minggu lalu, terlalu awal untuk memulai festival baru...
"Apa kau tau kenapa dia memanggil semua orang ke Central?"
"Aku tidak tahu, baru saja beliau mencarimu kemari"
"Baiklah.... Panggil Caesar, aku ingin dia mewakiliku di Valerie sampai aku kembali"
Aku berdiri dan menebah bajuku dari pasir yang menempel, pemuda bernama Axel itu tersenyum.
Aku baru merapikan topi lebarku dan akan beranjak saat sebuah suara lain menegurku."Buang aja topimu itu! Lagipula, repot juga kan selalu pakai benda berat itu kemana mana? Aku yang liat aja risih. Dari semua bishop kenapa bajumu yg paling ricuh sih?? "
Seru seorang pemuda yang berjalan ke arahku. Pemuda dengan mata yang tajam dan perawakan wajah yang tampan. Rambutnya panjang kecokelatannya jatuh di kedua sisi wajahnya dan dibiarkan terjatuh melewati pundaknya.
"Ah, cepat sekali datangmu? Baru juga aku suruh si bodoh itu untuk memanggilmu"
"H... Hei hei, bodoh begitu juga dia salah satu perwiramu kan? Lagipula dulu siapa yang mengizinkannya bekerja disini?"
Aku menghela nafas..
"Terserahmulah, ah, hei, jaga Valerie selama aku pergi, si tua bangka itu memanggilku ke Central. Aku sebenarnya malas... Apalagi aku harus menghadapi si bodoh itu"
Caesar cengar cengir mendengar perkataanku ya jelaslah, aku barusan mengeluarkan kata kata yang bisa membuat nyawaku melayang dalam hitungan detik. Menghina kepala negaraku sendiri.
"Haha! Si bodoh? Arvyn? Yasudahlah, selesaikan dengan cepat terus pulang. Beres kan?"
"Yeah, memang itu rencanaku"
Jawabku singkat, malas membayangkan aku harus menemui Arvyn.
Arvyn adalah salah satu dari lima Bishop utama di Harmonia, dan dia bagiku, adalah RIVAL! tidak tau sejak kapan perseteruan kami terjadi, yang jelas, bila ketemu, kami tidak pernah akur!
Aku mendengus jengah, melangkah meninggalkan pemuda yang terus berceloteh di hadapanku.
Dia adalah Caesar, orang nomor dua setelah aku di Valerie, kepala Strategist, dan sekaligus pemimpin pasukanku. Wajahnya memang terbilang diatas rata rata, tetapi sifatnya? MINUS.Aku berjalan pergi meninggalkan aula utama, menuju tempat teleportasi agar mempercepat perjalananku. Maklumlah, dengan berjalan kaki, mungkin aku perlu waktu berhari hari untuk sampai ke sana.
Berjalan menyusuri lorong panjang, aku memasuki sebuah gerbang dengan lambang yang sama di dadaku, memasuki sebuah ruangan dengan banyak orang berlalu lalang. mereka berpakaian sama, sebuah terusan putih dengan ukiran yang sama seperti yang tercetak di pakaianku.
Tempat ini adalah main office untuk administrasi Valerie Distric, berisi staff yang mengurus segala keperluan dan laporan yang diberikan kepadaku.
"Ah, sibuk sekali kalian, sampai menyapakupun ga sempat? "
"Bishop Arsais!" seru seorang gadis dengan rambut hitam pekat yang langsung berlari ke arahku
"Apakah anda mau pergi?" kupandangi gadis itu, pakaiannya masih terlihat simple. Kurasa dia seorang Apprentice disini....
"Yeah, aku mau ke Central, Pontiff memanggilku. Bisa kau siapkan teleportasi untukku?"
"Tentu saja! Sekarang juga akan saya siapkan" Ujarnya.
Aku memandanginya, ia yang tidak sengaja menatap mukaku langsung menundukkan wajahnya yang memerah.
Nervous?
Jengah rasanya semua orang bersikap hormat dan sopan berlebihan padaku seperti ini."Bisa tolong tutup mata anda? Saya akan segera mengirim anda kesana"
"Baik" ucapku datar, kemudian aku menutup mataku.
Aku merasakan angin bertiup dari bawahku dan tubuhku mulai terasa ringan, dan tak beberapa lama kemudian.
BRUK!
Pinggangku terasa sakit.....
Aku terjatuh?
Kubuka mataku, kulihat aku berada di tengah kota, dan orang orang menatap bingung padaku.Teleportnya gagal?
Dimana ini?
Pasar di Central?..........
APPRENTICE SIALAN ITU!!kutepuk2 bajuku yang kotor, kemudian aku berjalan ke istana berdinding kebiruan di tengah kota
"Cewek sialan, tunggu aja, aku pulang kubunuh dia"
Gumamku sambil mempercepat langkahku, tanpa memperdulikan beberapa orang yang tertawa melihatku
![](https://img.wattpad.com/cover/86315198-288-k167269.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Night and The Day
FantasyLove Story in Fantasy Game and Real Life! Check it out! Based on Suikoden Game! I rewrite and Edited some parts and Ending from my last story.... Its in Indonesian!