CHAPTER 2.32: Army Of Deads

20 7 0
                                    

Valerie Barren, Valerie Distric 14.45

Arsais's View

"....................."
Angin panas bertiup di sekeliling kami, aku mengerjapkan mataku, mengeluarkan beberapa pasir yang masuk ke dalam mataku.

Sudah lama banget rasanya terakhir kali mataku kelilipan di Valerie.
ya, Karena selama ini kami tinggal di Rupanda, yang berbeda 180 derajat dari Valerie yang selalu tandus sampai bisa membuatmu kelilipan setiap berkedip.
Hebat ya?

"Support Unit, mulai cast Buff!"
Cardinal Yue memberikan perintahnya dengan lantang dari samping Rex yang tampak menutup matanya sambil mengusung sabit raksasanya ke depan dadanya.

"Death, May you will never find your way towards us, and give the undying blessing to my underlings, Hell Bless!"
Rex membuka matanya, dan membentangkan kedua tangannya, serta merta sebuah bayangan hitam kemerahan muncul dari bawah kakinya, dan menjangkau ke arah kami, sebelum akhirnya melayang ke langit, membentuk bayangan hitam membawa sabit di bahunya.

"Wah, kita barusaja diberkati neraka, apa artinya ini...?"
Viktor menggenggam pedangnya dengan kuat sambil menatap kagum ke atas.

"Entahlah, apa yang dilakukan si manis itu di depan..."
Ujar Wyatt sambil mengedipkan sebelah matanya ke Viktor.

"Kamu ga bisa menentukan pilihanmu pada satu jenis saja kah? Entah itu laki laki atau perempuan?!"
Viktor berkata dengan jengah melihat kelakuan Wyatt

"Ahh, sudahlah, hidup harus dinikmati, ya kan...?"

"Wyatt, itu bukan jawaban!"
Pixel yang sedaritadi hanya mendengarkan akhirnya ikut berbicara karena mulai gerah dengan pembicaraan mereka.

"Hei, Rex melihat kemari..."

"KALIAN TUNGGU APA?! MANA SUPPORT KALIAN DASAR BODOH!"
Rex dengan geram membentak kami yang sedaritadi berbisik bisik.
Aku, Wyatt dan Arvyn dengan tergesa segera melancarkan berbagai mantra perlindungan pada pasukan kami saat melihat bayangan grim reaper hitam muncul di belakangnya.
Duh, Alvin, rune mu cuma bikin penampilanmu tambah angker!

Beberapa bishop lain mengatupkan tangan dan menengadah ke langit, menciptakan puluhan malaikat malaikat bersayap delapan yang melayang bersisian dengan bayangan hitam dari Alvin.

"Wah, wah, rasanya aneh ya kalau melihat kayak begitu..."
Lazlo memandang ke langit sambil sesekali memutar mutar kedua belatinya.
Dia tampak gugup, tapi berusaha keras menutupi kegugupannya.

"Mereka datang!"
Seruan Rex barusan membuat Lazlo dengan panik melemparkan kedua belatinya keudara, hingga ia harus kalang kabut kembali mengumpulkannya.

Aku menatap ke arah depan, Yuber, memimpin pasukan yang datang berderap ke arah kami.
Entah kenapa aku yakin aku samar melihat ada aura kehitaman melayang layang di antara mereka.
Apa itu?

GRAAAGHH!!!!

Ah, nyaris aku melupakannya.
Ratusan naga memenuhi langit, menyerukan berbagai lolongan yang memekakkan telinga. Terimakasih sudah menjerit untuk mengingatkan...

"Sebaiknya kami mulai memasak!"
Beberapa wanita dari Chisa tampak dengan gugup mulai merapikan peralatan masak mereka.

Mereka benar benar mau masak disini?

Kenapa mereka ga sekalian buka stand di pojok sana?

Supaya semua orang bisa beristirahat di sana, makan kue, minum minuman hangat, ide bagus kan?

Dan mungkin lain kali kami harus membawa rombongan therapist untuk memijat yang kelelahan mungkin?

Bukan ide yang buruk.
nanti aku akan minta Cardinal untuk mempertimbangkannya.

The Night and The DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang